Hendra berjalan di lorong rumah sakit dengan gembira, senyum manis tidak pernah luntur dari wajahnya sendari tadi.
Tok tok
Hendra mengetuk pintu ruangan sang ibu ketika sudah sampai didepan ruangan itu.
"Masuk saja" ucap salah satu suster yang lewat.
Hendra pun membuka pintu ruangan itu.
Didalam terlihat violet yang sedang melamun di atas ranjang rumah sakit itu.
Meskipun ini rumah sakit jiwa tapi fasilitas dan kebersihan disana terjaga jadi ranjang di rumah sakit ini pun berkasur empuk.
"Ma..." Ucap Hendra pelan.
Ia mendekat kepada sang ibu yang masih melamun dan tatapannya sangat kosong, Hendra tidak tega melihat sang ibu seperti ini.
"Ma, kita ke taman yuk" ajak Hendra kepada sang ibu.
Violet masih melamun.
"Hendra mau lihat awan pagi ini sama mama, mama mau ya?" Ajak Hendra.
Violet sedikit melirik ke arah Hendra lalu ia mengangguk.
Hendra pun tersenyum senang, lalu ia menuntun violet menuju taman.
Kalea bersiap-siap pagi ini untuk memeriksa dan menjalankan psikoterapi kepada pasien-pasiennya.
"Dok banyak pasien yang berada di taman pagi ini" ucap suster.
Kalea mengangguk," saya pikir para pasien sedikit terhibur jika berada di ruangan terbuka" ucap kalea.
"Baiklah" ucap suster itu meninggalkan kalea.
Kalea pun berjalan menuju taman, ia memutuskan untuk melakukan psikoterapi di taman untuk pasien yang ada disana. Ia pikir mungkin mereka sedikit terhibur dan sedikit lebih mudah diajak berbicara di tempat yang terbuka.
Hendra dan violet duduk di kursi panjang yang berada di taman itu.
Hendra asik menatap violet yang duduk disampingnya sambil melamun.
Meskipun berpenampilan berantakan tapi sang ibu tetap cantik dimatanya.
Hendra pun merebahkan dirinya dan menjadikan paha violet sebagai bantal.
Rasanya nyaman sekali sudah lama ia tidak melakukan hal itu, ya semenjak ibunya dirumah sakit ini dan juga dirinya yang memilih tinggal di apartemen.
"Mama gak risih?" Tanya Hendra.
Violet tidak memperdulikannya dan asik melamun.
Hendra hanya menghela napas.
Ibunya memang sulit di ajak berbicara, juga sering sekali melamun.
Di taman rumah sakit yang cukup luas ini seorang dokter melakukan psikoterapi kepada pasiennya.
"Kamu suka awan itu" tanya kalea kepada pasiennya yang masih anak-anak sambil menunjuk sebuah awan yang indah.
Anak perempuan bergigi ompong itu tersenyum.
Kalea pun ikut tersenyum melihatnya, anak perempuan ini memang jarang sekali tersenyum, ia lebih sering menampilkan wajah yang datar.
"Kamu seneng terus ya, dokter suka soalnya" ucap kalea.
"Iya dokter" ucap anak itu.
"Yasudah dokter pergi dulu" ucap kalea mengelus surai anak perempuan itu, lalu bangkit dari sana di ikuti seorang suster.
"Dok, sekarang kita ke ibu violet" ucap suster itu kepada kalea.
"Ibu violetnya berada dimana ya?" Tanya kalea.
Kalea dan suster itu celingak-celinguk mencari violet.
"Itu dok" tunjuk suster itu ke arah wanita yang duduk di bangku panjang bawah pohon yang jaraknya tidak jauh dari mereka.
Kalea melihat ke arah wanita itu, tapi wanita itu bersama pria asing.
"Yang itu siapa?" Tunjuk kalea kepada wanita di samping violet.
"Oh itu anak ibu violet, dia memang sering berkunjung ke sini" ucap suster itu.
"Kok saya gak pernah tau?" Tanya kalea.
"Kebetulan beberapa bulan ini beliau sibuk jadi jarang kesini" ucap sang suster.
Kalea pun hanya membulat mulutnya, ia pun menghampiri violet dan pria itu.
TBC
Violet (waktu waras ya ini) tapi masih muda udah punya anak kek Hendra aja ya, tapi lebih ke awet muda kayaknya bu violet.
Suster Clarissa(author kasih cast biar enak aja menyebutkan dalam ceritanya)
KAMU SEDANG MEMBACA
love plane •heeseung
Romancesebuah kisah seorang pilot (hendra) dan psikiater (kalea) yang bertemu di bandara karena bertabrakan saat hendra terburu buru akhirnya dompetnya jatuh dan kalea yang diajak bertabrakan menemukan dompet itu namun saat ingin mengembalikan nya kalea ke...