takut

556 37 0
                                    

Mata violet menangkap sosok pria yang ududi sendiri di menja seberang.

Grap

Tangan violet menggenggam tanah. Kalea yang berada di atas meja, saat seorang pria menoleh ke arahnya.

Kalea mantap ke arah violet yang ketakutan.

"Mama kenapa?" Tanya kalea khawatir.

Violet tidak menjawab, ia masih membeku melihat pria itu.

Kalea pun peka, ia mengikuti arah pandang violet, ternyata mengarah ke seroang pria.

Pria itu sedikit kaget menatap ke violet, lalu ia bangkit dari duduknya menghampiri kedua wanita itu.

Genggam tangan violet ke tangan kalea semakin erat.

"Violet" gumam pria itu saat berada di depan kedua wanita itu.

Violet lantas berdiri membuat kalea pun ikut berdiri, wajah violet menandakan ketakutan, itu berhasil membuat kalea khawatir dengan wanita itu.

"Kamu masih hidup?" Tanya maleo, pria tadi adalah dirinya.

"Kalau iya kenapa?" Ucap violet dengan nada yang berusaha tenang.

Kalea hanya menatap keduanya, ia tidak berani ikut campur.

"Mustahil" gumam maleo, namun bisa didengar oleh violet dan kalea.

"Lebih mustahil hidup mu tenang" ucap violet.

"Saya mencari kamu, saya mau...." Maleo menggantungkan hidupnya.

"Mau apa?" Tanya violet.

Maleo hanya menundukkan kepalanya.

Hening melanda.

Kalea sedikit canggung melihat situasi saat ini.

"Ma.." gumam kalea mantap violet.

Violet dan maleo menoleh ke arah kalea.

"Dia siapa?" Tanya maleo kepada violet.

"Calon istri Hendra, dia lebih baik daripada orang yang kamu pilih" ucap violet.

Maleo menatap kalea, itu membuat kalea semakin gerogi.

Drrtttt drttt

Getaran pada bunyi hp violet membuat ketiganya menoleh ke sumber suara.

Violet mengambil ponselnya itu dan melihat siapa yang menelepon, itu Hendra.

Violet pun mengangkat panggilan itu.

"Halo Hendra?"

"Mama sama kalea dimana? Hendra tadi nyusul di butik, tapi kata staf kalian udah pergi"

"Mama sama kalea lagi makan siang, ini udah selesai, kita ketemuan di cafe aja ya? Mama pengen ngopi"

"Yaudah mama kirim aja lokasinya nanti Hendra datang"

"Ok"

Violet pun mematikan Panggilan dan memasukan Kembali benda pilih itu kedkama tasnya.

"Hendra nyariin kita, kiat harus pulang" ucap violet menarik tangan kalea untuk mengambil tasnya.

Violet dan kalea pun pergi dari sana tanpa memperdulikan maleo.

Maleo menatap kepergian keduanya, ia merasa frustasi.




























Kalea dan violet memasuki mobil.

"Tadi siapa ma?" Tanya kalea kepada violet.

"Suami mama, papanya Hendra" ucap violet.

Kalea hanya mengangguk lalu mengucapkan oh.

"Mama hebat gak? Mama udah gak takut lagi nih" ucap violet.

Kalea mengacungkan kedua ibu jarinya kepada violet.

Viekt pun tersenyum melihat calon menantunya itu.

"Eh, kita kemana ma?" Tanya kalea.

"Kita ke cafe aja, Hendra udah di cafe" ucap violet.

"Kafe kan banyak ma" keluh kalea.

"Oh iya, yaudah cafe yang suasananya tenang aja"

Kalea pun mengangguk lalu menyalakan mesin mobilnya dan menuju tempat tujuan, tidak lebih tepatnya mencari kafe yang diinginkan oleh calon mertuanya itu.





























Bruk

"Eh maaf" ucap Hendra kepada wanita yang baru saja ia tabrak itu.

Hendra baru keluar dari butik setelah mendapatkan kiriman lokasinya dari ibunya.

"Iya gapapa" ucap wanita itu menoleh kepada Hendra.

Netra keduanya pun bertemu.

"Liz" gamam Hendra.

"Hendra kan?" Tanya Liz kepada Hendra.

Liz terlihat senang, berbeda dengan Hendra yang diam menatap wanita itu.

Wanita yang baru ditabrak Hendra ia adalah..

























TBC

love plane •heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang