baru tau

955 67 0
                                    

Hendra dan kalea masih menunggu bunga yang mereka pesan.

"Ini kak" ucap pegawai tadi menyerahkan bucket bunga mawar merah berukuran kecil sekitar 5 bunga mawar di bucket itu kepada kalea.

"Makasih" ucap kalea menerima bunga itu lalu membayarnya.

"Besok pesanan saya kirim di alamat ini" ucap kalea memberikan sebuah kartu kepada pegawai itu .

Sang pegawai merima kartu itu,"iya kak besok diantar"

"Kakaknya lama gak kesini tau-tau udah bawa calon" ucap pegawai itu memperhatikan Hendra yang masih berdiri disebelah kalea.

Kalea memekik kaget,"bukan dia itu-"

Hendra lantas merangkul kalea.

"Kalo saya nikah nanti saya borong semua bunga yang ada disini" ucap Hendra.

Pegawai itu lantas tersenyum,"kalau begitu cepetan nikah"

"Aamiin" ucap Hendra sambil tersenyum.

Kalea menatap Hendra bingung, Hendra membalas tatapan kalea sambil tersenyum iseng.

"Kalau begitu kita duluan, mau milih mahar" ucap Hendra, lalu berjalan sambil merangkul kalea untuk menuju mobilnya.

Pegawai itu mengangguk menatap kedua orang yang beranjak pergi itu.











Di mobil kalea hanya memperhatikan jalan dengan wajah masam, sedangkan Hendra hanya cengengesan memperhatikan jalan sesekali juga memperhatikan wajah kalea yang kesal itu.

"Gapapa, kali siapa tau beneran jodoh" ucap Hendra.

"Tapikan dia pasti salah paham, gimana kalo dia ngasih tau Joni" ucap kalea tanpa menoleh ke arah Hendra.

Senyum Hendra pun luntur digantikan wajah yang datar.

"Kalo Joni tau kenapa?" Tanya Hendra.

"Nanti dia nganggap serius" ucap kalea.

Hendra hanya tersenyum kecut, ia pikir bener juga mana mungkin wanita secantik, mapan, dan dewasa seperti kalea tidak mempunyai pasangan.

"Belok kanan" ucap kalea kepada Hendra.

Hendra pun memutar stir mobil.

"Berhenti didepan!" Perintah kalea.

Mobil Hendra pun berhenti disebuh tempat yang sepi itu.

"Pulang duluan aja" ucap kalea.

"Aku ikut" ucap Hendra.

Kalea pun hanya pasrah.

Lalu keduanya turun dari mobil, dan berjalan menuju sebuah tempat peristirahatan itu, makam.

Hendra mengekorinya kalea yang berjalan mencari sebuah makam.

Hingga keduanya berhenti disebuh makan yang berumput hijau dan rapi.

Kalea lantas berjongkok di samping kedua makam itu.

Hendra memerhatikan gadis itu.

Kalea mulai menangis tanpa suara hanya isakan yang terdengar.

"Mama, papa kalea datang lagi kesini, bawa bunga kesukaan mama" ucap kalea menyondorkan bucket bung mawar merah yang ia bawa kemakan sang ibu.

"Mama papa tau? Kalea udah jadi psikiater yang lebih sukses lagi, kalea udah bisa mengelola perusahaan papa meskipun cuma ngecek aja selebihnya di kelola Joni sama om Tara, orang kepercayaan papa" ucap kalea semakin menangis.

Hendra menjadi iba melihat wanita itu.

Hendra pun ikut berjongkok di sebelah kalea, lalu memegangi kedua pundak gadis itu sambil mengelus.

"Ini mama papa aku" ucap kalea kepada Hendra.

Hendra pun hanya mengangguk dengan wajah iba melihat kalea.

"Dia Hendra, temen baru kalea, dia anak dari salah satu pasien kalea, kalea janji buat nyembuhin ibu dia, supaya dia bisa bahagia sama ibunya lagi" ucap kalea.

Air mata Hendra sedikit menetes lalu dengan cepat ia mengelapnya.

"Hai om, tante saya hendra , salam kenal, om tante saya janji buat jagain kalea untuk kalian" ucap Hendra.

Kalea pun memeluk Hendra.

Hendra sangat terkejut dan membalas pelukan kalea. Satu hal yang baru Hendra ketahui, seorang psikiater yang kuat dan terlihat ceria seperti kalea ternyata menyimpan sebuah luka yang menyakitkan.






















TBC

love plane •heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang