Kalea, Hendra, dan maleo duduk di sofa. Hening menyelimuti mereka, tidak ada yang mau memulai pembicaraan terlebih dahulu, maleo juga masih menunggu Hendra benar Baner sudah tenang dan tidak marah lagi nantinya.
Suasana sudah tidak se menegangkan tadi, maleo pun angkat bicara.
"Hendra,papa mau minta maaf sama kamu, sama mama kamu juga" lirih maleo kepada Hendra.
"Buat apa?" Tanya Hendra sedikit menekan kata-katanya karena ia berusaha menahan emosi.
"Buat semua yang terjadi, papa gak tau apa yang membuat kamu bisa benci sama papa sekarang ini"
"Dulu Hendra benci sama papa, tapi Hendra tahan karena Hendra menghormati papa, sekarang Hendra Sada Hendra harus tegas supaya bisa melindungi mama" ucap Hendra.
Maleo tersenyum," kamu memang anak yang berbakti terhadap ibumu"
Hendra hanya membuang pandangan, kalea mengelus punggung Hendra yang duduk di sampingnya.
"Sekali lagi papa minta maaf sama kamu, ayo kita buat keluarga bahagia seperti dulu lagi, kamu juga mau menikah, papa ingin memperbaiki semua demi keturunan masa mendatang nanti" ucap maleo.
"Hendra ngikut mama" ucap Hendra.
Maleo menghela napas, ia masih ragu bagaimana tanggapan violet nantinya.
Violet memasuki ruangan milik kalea, ia datang karena kalea menelponnya tadi, katanya ada sesuatu yang penting.
Violet memasuki ruangan itu, ia terkejut karena ada maleo disana.
Violet berjalan pelan mendekati mereka yang duduk di sofa, ia menatap kalea yang mengelus punggung Hendra, lalu ia menatap maleo yang tersenyum ke arahnya.
"Duduk dulu ma" ucap kalea kepada violet.
Violet pun mengangguk lalu ikut duduk di sofa, ia menaruh tasnya di sampingnya.
"Violet" panggil maleo lirih, ia menyadari wajah violet yang sedang ketakutan.
Violet menoleh ke ara maleo, dan berusaha menahan rasa takutnya.
"Saya minta maaf sama kamu, ayo kita perbaiki semua" final maleo.
Violet terdiam ia menatap netra maleo, mencari sesuatu disana, tidak ada apa-apa yang ada hanya ketulusan.
"Saya tidak akan menyakiti kamu lagi, saya menerima semua yang ada, saya ingin memperbaiki hubungan kita" ucap maleo membujuk violet.
Hendra hanya menatap kedua orang tuanya, jujur ia juga ingin suatu saat sang ayah bisa menimang cucu darinya, ia ingin membicarakan tentang kekeluargaan kepada maleo.
"Saya-" violet menggantung ucapannya.
"Saya sudah memaafkan kamu, tapi saya masih sakit hati, kita tidak pernah seperti suami istri padahal status kita belum bercerai" ucap violet menahan tangisnya.
"Saya tau, saya ingin melihat Hendra dengan kesuksesannya tanpa kekangan dari saya, sekarang saya sudah membebaskan Hendra menentukan pilihannya, ia sudah akan menikah" ucap maleo.
Violet menatap kalea, ia meminta bantuan kepada gadis itu untuk meminta jawaban.
Kalea mengangguk ke arah violet, violet pun ikut Mengangguk.
"Iya" ucap violet tiba-tiba.
Hening yang ada.
Tidak sesuai ekspektasi tadi violet kira akan ada yang menanyakan,'iya apanya?' namun nyatanya tidak ada.
"Maleo mari kita perbaiki ini demi hendra dan demi keturunan mendatang" ucap violet.
Hendra dan maleo menoleh ke arah violet dengan tatapan tidak percaya, kalea hanya tersenyum melihat itu.
"Tapi Hendra takut" ucap Hendra.
"Kamu tidak perlu khawatir, saya sudah menerima semua, saya akan menjaga ibumu, saya tidak akan menyakitinya lagi" ucap maleo.
Hendra sedikit tidak percaya, namun begitu ia melihat wajah maleo yang serius ia pun percaya.
"Jadi kita keluar kecil?" Tanya kalea berusaha mencairkan suasana.
"Iya kita keluar kecil" ucap violet dengan nada bahagia.
Mereka pun tertawa, rasanya tadi hanya lah sebuah drama pemecahan konflik, tidak terasa nyata bahwa awalnya mereka mempunyai masalah, kini mereka pun sudah saling menyayangi satu sama lain.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
love plane •heeseung
Romancesebuah kisah seorang pilot (hendra) dan psikiater (kalea) yang bertemu di bandara karena bertabrakan saat hendra terburu buru akhirnya dompetnya jatuh dan kalea yang diajak bertabrakan menemukan dompet itu namun saat ingin mengembalikan nya kalea ke...