Tiga hari berlalu, kini tiba saatnya Hendra pulang dari rumah sakit.
Kalea berjalan dilorong rumah sakit dengan perasaan gembira dan senyum yang tak pudar dari bibirnya.
Kalea berhenti berjalan ia menatap violet dan maleo yang berada didepan ruang rawat milik Hendra, dihadapan mereka ada seorang dokter. Kalea pun kembali berjalan menghampiri mereka.
Violet dan maleo menatap kalea dengan wajah yang murung.
"Kenapa ma?" Tanya kalea kepada violet.
Violet mengelus surai kalea,"Hendra gak mau pulang"
Kalea sedikit kaget mendengar ucapan violet,"terus gimana ma?"
"Hendra mau pulang asal wanita itu ikut tinggal dengannya, juga Hendra meminta untuk tinggal di apartemen Hendra karena Hendra gak ingat sama sekali sama rumah kalian" ucap maleo kepada Kalea.
Mata kalea berkaca-kaca ia tumbang, untungnya senan menahan tubuhnya yang hampir ambruk itu.
Senan, jiandra, dan Stefani datang ker rumah sakit untuk membantu ke pulangan Hendra.
"Kak" ucap senan menepuk pundak kalea yang mulai hilang kesadarannya.
"Tolong bawa kalea" ucap violet kepada senan.
Senan pun mengangguk lalu mengendong kalea ala bridal style, senan membawa kalea pergi dari sana diikuti oleh violet dan stefani.
Jiandra mendekati maleo yang berbicara dengan dokter itu.
"Saya harap kalian tidak memaksa pasien untuk berusaha mengingat, Jika terus dipaksa akan menggangu daya ingat pasien hingga membuat amnesia ini menjadi permanen" ucap dokter itu kepada maleo dan jiandra.
Kalea mengerjapkan matanya ia perlahan membuka matanya yang terasa berat.
Hal pertama yang ia lihat adalah atap yang berwarna putih, hidungnya juga mencium bau obat-obatan.
"Lo udah sadar" ucap stefani yang berada di sisi ranjang kalea.
Kalea merubah posisinya menjadi duduk, itu bukan hal yang mudah perutnya terasa perih.
"Aku kenapa?" Tanya Kalea sambil memegangi kepala.
"Lo pingsan tadi" ucap stefani.
"Mama violet?" Tanya kalea ekapda stefani.
"Tante violet lagi bicara sama dokter tentang kondisi Lo" ucap Stefani.
Kalea pun mengangguk tanda mengerti.
Pintu dibuka.
Kedua wanita itu menoleh ke arah pintu dan mendapati senan yang masuk dengan kantung plastik kecil di tangannya.
Senan berjalan ke arah keduanya, Stefani bergeser membuat senan yang sekarang berada di samping kalea.
"Lo udah sadar" ucap senan kepada kalea.
Kalea pun mengangguk mengiyakan ucapan senan.
"Ini obat buat Lo, Lo harus minum biar janin Lo kuat, Tante violet gak kesini, dia masih ngurus Hendra" ucap senan sambil menyerahkan kantong plastik yang ia bawa kepada kalea.
Kalea menerima kantong,"janin gue gak kenapa-kenapa kan?" Tanya kalea kepada Senan.
"Dia lemah, kata dokter Lo terlalu banyak pikiran" ucap senan.
Kalea pun menunduk ia merasa sedih.
"Lo boleh sering temuin gue, kita saling curhat, gue harap itu bisa mengurangi beban pikiran Lo, juga bisa buat gue terhibur" ucap Stefani mencoba membuat kalea terhibur.
Kalea tersenyum kepada stefani, ia mengangguk walaupun ucapan Stefani tidak akan mengurangi bebannya tapi ia merasa senang ternyata masih ada yang perduli terhadap dirinya.
"Mas Hendra udah pulang?" Tanya Kalea kepada senan.
"Gue gak tau sih, coba gue tanya mereka" ucap senan.
Kalea mengangguk.
"Lo disini aja, kasihan juga anak Lo kalo Lo banyak beraktivitas" ucap senan kepada stefani.
"Iya om" ucap Stefani kepada senan.
Senan bergeridik ngeri mendengar ucapan stefani.
"Kalo anak Lo brojol, kita adu mekanik nanti" ucap Senan, lalu pergi dari sana meninggalkan kedua wanita itu.
Kalea dan Stefani terkekeh mendengar ucapan senan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
love plane •heeseung
Roman d'amoursebuah kisah seorang pilot (hendra) dan psikiater (kalea) yang bertemu di bandara karena bertabrakan saat hendra terburu buru akhirnya dompetnya jatuh dan kalea yang diajak bertabrakan menemukan dompet itu namun saat ingin mengembalikan nya kalea ke...