Hendra berjalan menuju arah kalea yang kesakitan, ternyata senan sedang melihat kaki kalea yang memerah.
"Kamu kenapa?" Tanya Hendra kepada kalea yang merintih kesakitan.
"Dia kena sup panas" celetuk Stefani yang baru datang bersama jiandra.
"Kok bisa?" Tanya Handra.
"Ini kotaknya" ucap seorang wanita yang baru datang dan menyerahkan kotak p3k yang ia bawa kepada senan.
Hendra menatap wanita itu,"Liz" gumam Hendra namun dapat mereka dengar.
"Hendra, maaf ya aku gak sengaja numpahin sup ke kaki kalea" ucap Liz.
Hendra hanya mengangguk lalu menatap kalea dan mengelus suari wanita itu.
"Kaki dia gak parah sih, cuma memerah aja karena sup nya masih agak panas" ucap senan begitu selesai mengobati kaki kalea.
"Thanks nan" ucap Hendra kepada senan.
Senan pun mengangguk lalu menatap kalea yang sudah tidak merintih kesakitan.
"Gak perlu dibawa ke rumah sakit, sebelum pernikahan Lo sama Hendra pasti udah sembuh" ucap senan kepada kalea.
Kalea menatap senan, sedikit aneh melihat pria itu berbicara dengan nada yang tenang.
"Kalea, aku minta maaf ya, aku tadi gak sengaja" ucap Liz kepada kalea.
Kalea mantap wanita itu lalu mengangguk dan tersenyum.
"Kayaknya Lo bawa kalea pulang aja, kasihan dia pasti butuh istirahat, apalagi disini ada yang membuat suasana hatinya tambah memburuk" ucap Stefani kepada Hendra.
Mereka menatap stefani, wanita itu berbicara dengan nada yang menyindir.
Hendra berjongkok di hadapan kalea.
"Aku bisa jalan sendiri,telapak kaki aku gapapa" ucap kalea, lalu berjalan dengan pincang meninggalkan teman-temannya juga Hendra.
"Liz, aku pulang duluan" pamit Hendra kepada Liz.
Liz tersenyum ke arah Hendra yang pergi.
Stefani, jiandra, dan senan hanya melihat itu, mereka merasa aneh, tumben sekali Hendra tidak berpamitan kepada mereka, dan malah berpamitan kepada wanita itu.
"Ma" panggil kalea begitu memasuki apartemen milik Hendra.
Keduanya sudah sampai di apartemen tentu saja selama perjalanan hanya ada keheningan, Hendra bahkan hanya mengekori kalea selama jalan tadi , ia ingin membantu kalea berjalan namun wanita itu malah melarang dan marah terhadapnya.
Violet menghampiri anak dan calon menantunya.
"Hai, kaki kamu kenapa?" Tanya violet melihat kaki kalea yang diperban kecil.
"Kok bisa?"
"Tadi pas di nikahan Stefani sama jiandra kena sup panas" ucap kalea.
"Astaga, Hendra kamu kemana? Bukannya malah jagain calon istrinya" ucap violet kepada Hendra yang berdiri di belakang kalea.
"Hendra gak tau ma" ucap Hendra.
"Kok bisa gak tau?" Omel violet kepada Hendra.
"Kan asik sama mantannya" sindir kalea.
Violet menatap bingung ke arah kalea,"apa?"
"Gapapa ma" ucap kalea.
Hendra menatap kesal ke arah kalea.
"Yaudah kalo gitu mama mau ngomongin sesuatu sama kalian" ucap violet kepada keduanya.
Mereka pun duduk di sofa yang berada di ruang tengah, Hendra duduk di samping kalea sedangkan violet duduk di depan keduanya.
Violet memberikan selembar undangan kehadapan keduanya.
"Mama udah buat undang dan sudah dibagi, bahkan papa mu akan datang" ucap violet kepada Hendra.
"Kok papa datang sih ma?" Protes Hendra.
"Mau bagaimana pun dia tetap papa kamu Hendra" ucap violet.
"Tapikan ma-"
"Dan untuk orang terdekat kamu yang berada di Brisbane sudah mama kirimkan undangan juga" ucap violet kepada kalea.
Hendra hanya menatap malas sang mama karena memotong ucapannya.
Kalea tersenyum menatap undangan itu, ia tidak menyangka akan menikah dengan Hendra sebentar lagi.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
love plane •heeseung
Romancesebuah kisah seorang pilot (hendra) dan psikiater (kalea) yang bertemu di bandara karena bertabrakan saat hendra terburu buru akhirnya dompetnya jatuh dan kalea yang diajak bertabrakan menemukan dompet itu namun saat ingin mengembalikan nya kalea ke...