kenyataan

883 36 0
                                    

Kalea menatap Hendra yang memejamkan matanya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang rumah sakit.

"Ingatan beliau membaik"

Kalimat yang dilontarkan dokter yang memeriksa Hendra tadi berputar dipikirkan kalea.

Kalea Senang Hendra akan kembali seperti semula.

Hendra mengerjapkan matanya dan membukanya perlahan, kalea menatap Hendra ia merasa ingin memeluk Hendra namun ia sadar perutnya yang besar membatasi pergerakannya.

"Kalea" gumam Hendra menatap kalea yang berada di samping ranjang.

"Kamu ingat belum?" Tanya kalea kepada Hendra.

Hendra tersenyum tipis,"belum, tapi setelah aku beneran sembuh pasti ingat" ucap Hendra.

Kalea tersenyum bahagia mendengar ucapan Hendra itu, ia juga berharap akan seperti itu nantinya.














Kalea menyiapkan makanan untuk dibawa ke rumah mertuanya nanti, ia juga akan memasak makanan kesukaan Hendra.

Hendra tadi malam menginap disana karena kekhawatiran kedua orangtuanya tentang kondisinya yang terlihat tidak baik-baik saja. Awalnya mereka menyuruh kalea untuk menginap juga namun kalea menolak karena ia khawatir jika asya sendirian dirumah.

"Kak bahan makanan habis nanti asya beli ya" izin asya.

"Kamu jangan lupa kunci rumah" ucap kalea kepada asya, asya pun mengangguk.

Keduanya pun melanjutkan aksi memasaknya.

Entah mengapa suasana pagi ini terasa sangat berbeda bagi kalea, mungkin karena ia akan bertemu dengan Hendra namun biasanya tidak seperti ini rasanya, apa mungkin karena ucapan dokter tentang Hendra kemarin. Entahlah rasanya kalea senang.









Kalea memasuki kediaman kedua mertuanya, ia merasa bahagia sambil membawa makanan di kotak bekal.

Langkah kalea berhenti dan senyumnya pun luntur melihat seseorang yang duduk di samping Hendra, ternyata kedua mertuanya juga duduk di sofa itu, raut wajah mereka nampak serius.

"Aku mau Hendra tanggung jawab, karena ini anak dia" ucap Liz sambil menunjuk perutnya.

Air mata kalea ingin keluar namun ia menahannya agar tidak terlihat lemah.

Kalea berjalan menghampiri mereka yang duduk di sofa.

"Kalea" gumam violet yang mampu mereka dengar.

Keempatnya menoleh ke arah kalea dengan wajah yang terkejut, apalagi ekspresi kalea yang terlihat tidak bersahabat, mungkin kalea sudah mengetahui pembahasan mereka.

Plakk

Bunyi tamparan yang keras menggema saat kalea menampar Hendra hingga Hendra menoleh.

Mereka yang ada di sana pun terkejut.

"Kita cerai, jangan pernah temu aku sama anak aku" ucap kalea sambil melemparkan cincin ke arah Hendra, itu adalah cincin pernikahan mereka dulu.

Kalea pun pergi dari sana dengan perasaan campur aduk.

Lama mereka terdiam disana dan masih mematung atas tindakan kalea tadi, Hendra tak tinggal diam ia bangkit menyusul kalea yang mulai pergi.

Hendra melihat halaman rumah netranya sudah tidak menangkap sosok kalea.

Hendra pun mengambil kunci mobilnya dan menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan rumah.

Pandangan Hendra mulai buram perlahan, konsentrasinya pun mulai terganggu.

love plane •heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang