Kalea tersenyum sambil memperhatikan dua orang yang melepas rasa rindu mereka, itu Hendra dan violet.
Ketiganya berada di taman, kalea berdiri tak jauh di belakang mereka, memperhatikan Hendra yang tidur dengan paha violet sebagai bantal.
"Kalo mama masih ada pasti aku bisa kayak gitu" gumam kalea.
"Mama kangen kamu" ucap violet mengelus surai milik Hendra yang menidurkan kepalanya di paha wanita itu.
Hendra memejamkan matanya, dia terlihat lebih tampan dan dengan aura yang sangat menenangkan membuat violet semakin menyayangi putranya itu.
"Permisi" ucap kalea menghampiri keduanya.
Hendra membuka matanya dan segera berdiri didepan kalea.
"Kenapa dok?" Tanah Hendra kepada kalea.
Kalea hanya menggeleng sambil tersenyum.
"Saatnya Bu violet makan siang" ucap kalea.
"Ah iya, saya gak sadar kalo udah siang" ucap Hendra sambil memperhatikan jam tangannya.
"Bu violet sudah ditunggu oleh suster Clarissa" ucap kalea kepada violet.
Violet pun mengangguk dan tersenyum tipis kepada kalea, wanita itu pun bangkit dari sana meninggalkan kedua orang itu.
Kalea dan Hendra saling tatapan, manik mereka bertemu, tapi kalea segera memalingkan wajahnya.
"Gak makan siang?" Tanya Hendra menatap kalea.
"Nanti" ucap kalea.
Hendra pun menarik tangan kalea,"temani saya makan ya?"
Kalea pun menatap Hendra sambil mengerucutkan dahinya.
"Temani saya makan, saya bayar" ucap Hendra.
Kalea belum sempat menjawab tapi Hendra sudah menarik tangannya dan mengajak pergi dari sana.
Diparkiran rumah sakit
Hendra masih menarik tangan kalea, mengajak kalea mendekati mobilnya.
"Tunggu" ucap kalea menarik tangannya kembali.
Hendra menoleh ke belakang dan menatap kalea,"kenapa?"
Kalea menepis tangan Hendra.
"Aku mau ambil tas dulu sekalian ganti jas" ucap kalea.
"Oh yaudah, saya tunggu" ucap Hendra.
Kalea pun membalik badannya dan kembali masuk gedung rumah sakit.
Hendra menatap punggung wanita itu, senyuman tercetak dibibirnya.
"Pak jangan ketawa, nanti dikira orang gila kalo disini" tegur suster yang berada di samping Hendra.
Hendra tersentak kaget, dan segera menetralkan kembali ekspresinya.
"I-iya" ucap Hendra sedikit gugup.
Suster itu hanya menggeleng lalu memasuki gedung.
"Emang udah gila gara-gara kalea" gumam Hendra.
Tak lama dari itu kalea keluar gedung menggunakan baju biasa namun sopan, juga tas yang berada di lengannya.
Hendra menatap kalea.
"Ini yang buat gila" gumam Hendra yang tidak bisa didengar siapapun.
"Ayo" ajak kalea menghampiri Hendra .
Keduanya pun memasuki mobil.
Hendra dan kalea berada di sebuah cafe.
Keduanya duduk di bangku yang saling berhadapan di dalam cafe itu.
Kalea memang ingin makan yang manis siang ini, jadi Hendra menyetujuinya karena ia juga belum punya tujuan makan siang.
Hendra meminum segelas capuccino yang ia pesan sambil menatap kalea yang sibuk memakan cakenya.
Kalea makan dengan lahap, membuat Hendra gemas melihat gadis itu, tanal disadari Hendra kembali tersenyum tipis.
"Aku punya kabar gembira" ucap Hendra antusias.
Kalea masih memakan cakenya tapi ia menoleh kepada Hendra.
"Iyakah apa?" Tanya kalea berhenti mengunyah sebentar saat selesai menelan cakenya.
"Aku gak jadi dijodohin" ucap Hendra.
Jauh di lubuk hati kalea, wanita itu merasa senang.
"Terus kamu mau sama siapa sekarang?" Tanya kalea sambil memakan cakenya.
"Kamu" ucap Hendra.
Kalea sedikit tersentak hampir saja ia tersedak saat mendengar ucapan Hendra.
"Maaf" ucap Hendra dengan Cengiran tanpa dosa.
Kalea hanya menggeleng saja melihat tingkah Hendra yang random.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
love plane •heeseung
Romancesebuah kisah seorang pilot (hendra) dan psikiater (kalea) yang bertemu di bandara karena bertabrakan saat hendra terburu buru akhirnya dompetnya jatuh dan kalea yang diajak bertabrakan menemukan dompet itu namun saat ingin mengembalikan nya kalea ke...