Hendra menggunakan seragam pilot nya berjalan menuju mobil miliknya.
Tittdddd titdddd
Ponsel disakunya bergetar Hendra pun mengambil ponsel itu dan melihat nomor yang menelponnya.
Ternyata itu ayahnya, dengan malas Hendra memencet tombol ke atas.
"Halo pa"
"Besok kamu kesini, saya mau bicara penting"
Hendra pun mematikan teleponnya ia sudah sangat malas mendengar suara sang ayah.
Hendra pun berjalan lalu memasuki mobilnya.
"Kamu ini wanita yang sangat baik" ucap violet kepada kalea yang membantu memotongi kuku jari tangannya.
Kalea tersenyum menanggapi ucapan violet.
Keduanya sekarang berada di kursi taman hari ini adalah lagi yang sangat cerah daripada biasanya.
"Saya akan senang jika kamu bersama Hendra"
Plak
Potongan kuku yang dipegang kalea jatuh di rerumputan hijau di taman.
Kalea pun dengan cepat mengambilnya dan melanjutkan memotongi kuku violet.
Kalea diam-diam tersenyum tipis sambil menunduk.
"Bukannya shif kamu jam 9? Kenapa masuk jam 7?" Tanya violet.
"Kalea cuma mau melihat awan dan langit yang cerah dipagi ini bersama Bu violet, saya tau ibu pasti ingin melihat awan-awan yang cerah bersama Hendra" ucap kalea.
Violet pun tersenyum menatap wanita itu, dia benar-benar dewasa dan baik hati.
"Apa Hendra sudah ada kabar?"
Kalea pun hanya menggeleng.
"Saya ingin cepat sembuh, saya rindu dengan putra saya" ucap violet lirih.
Kalea pun menghentikan aksi memotong kuku tangan violet karena memang sudah selesai.
"Saya yakin Hendra akan kesini, Bu violet juga harus terus semangat untuk sembuh supaya Hendra senang melihat ibu sembuh" ucap kalea.
Violet pun tersenyum lalu mengangguk.
Hendra memasuki rumah milik ayahnya. Sesuai ucapan ayahnya yang minta untuk dia datang Hendra pun menurutinya.
Mata Hendra menangkap dua sosok yang ia kenal, mereka duduk di sofa depan maleo.
Hendra pun berjalan menuju mereka, ia memastikan paa yang dia lihat itu benar atau salah.
"Jiandra" gumam Hendra sedikit kaget melihat rekan kerja juga sahabatnya berada disana.
Jiandra dan Stefani yang duduk di sana pun ikut menoleh ke arah Hendra.
"Hendra duduk!" Perintah maleo.
Hendra pun duduk di sofa kosong.
"Ada apa pa?" Tanya hendra.
Maleo menghela napas, lalu menatap Stefani yang duduk di sofa depannya.
"Biar aku aja yang jelasin" izin Stefani.
Mereka pun fokus ke wanita itu, terutama Hendra yang sedikit kepo melihat situasi saat ini.
"Jadi aku mau batalin perjodohan kita" ucap Stefani kepada Hendra.
Hendra sedikit kaget, namun ekspresinya tetap datar dan serius.
"Kenapa?" Tanya Hendra.
"Aku-"
"Dia hamil anak ku" ucap jiandra.
Hendra terkejut mendengarnya, ia tidak menyangka ternyata jiandra melakukan hal seperti itu.
Ia tahu jiandra mencintai Stefani, tapi hendra tidak pernah berfikir akan terjadi hal seperti ini.
"Aku yang jebak Stefani" lanjut jiandra.
Hendra semakin terkejut mendengarnya, bisa-bisanya jiandra melakukan hal sebejat itu.
"Bagaimana Hendra? Perjodohan ini batal?" Tanya maleo kepada Hendra.
Hendra pun mengangguk antusias, tidak mungkin juga ia menikah dengan Stefani yang sudah hamil anak jiandra.
"Maaf om maleo sebelumnya, mungkin saya mengecewakan anda, saya juga minta maaf kepada Hendra Jika saya sering mengganggu, tapi saya harap kita masih bisa berteman dan menjadi rekan kerja yang baik" ucap Stefani.
"Pasti" ucap Hendra.
Sedikit suasana canggung disana, apalagi Stefani yang merasa malu.
"Yasudah kalau begitu kita permisi" ucap jiandra.
Jiandra dan Stefani pun bangkit dan meninggalkan Hendra dan maleo.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
love plane •heeseung
Romansasebuah kisah seorang pilot (hendra) dan psikiater (kalea) yang bertemu di bandara karena bertabrakan saat hendra terburu buru akhirnya dompetnya jatuh dan kalea yang diajak bertabrakan menemukan dompet itu namun saat ingin mengembalikan nya kalea ke...