Hari berganti Minggu, Minggu berganti bulan.
Sudah tiga bulan Hendra koma dirumah sakit, usia kandungannya kalea pun sudah tiga bulan.
Kalea menjalani hari-hari selama tiga bulan tanpa Hendra, sepi namun ia masih mempunyai teman-temannya yang selalu mengisi harinya, terutama senan yang membantunya memenuhi keinginannya, lebih tepatnya apa yang ia ngidamkan karena kehamilannya itu, syukurlah ia tidak sering muntah.
Kalea duduk di meja makan yang berada dirumahnya, ia dirumah dengan art, art nya sedang masak.
Awalnya kalea tidak mau ada art, karena ia tidak suka ada orang asing dirumahnya, namun maleo dan violet memberikan sebuah syarat, jika ia ingin pulang kerumah ia harus mau ada art yang menemaninya, akhirnya kalea mau.
"Asya aku nanti mau kerumah sakit jenguk mas Hendra" ucap kalea kepada asya, art dirumahnya.
Asya sudah kalea anggap seperti adeknya sendiri, asya 3 tahun lebih muda darinya itu sebabnya mereka kadang seperti seorang saudara, bahkan asya memanggilnya 'kak' , kehadiran asya selama dua bulan ini membuat kalea mempunyai keluarga baru.
"Iya kak, mau asya temani?" Tanya asya menghampiri kalea.
Kalea menggeleng,"nanti aku sama senan, kamu nanti ke supermarket aja belanja makanan"
"Iya kak"
Asya pun kembali melanjutkan kegiatan memasaknya.
"Pagi bumil" ucap senan yang baru datang dan membawa kantong plastik, senan menghampiri kalea yang duduk di kursi meja makan, kalea menatap senan yang berjalan untuk duduk di sampingnya.
"Pagi om senan" sapa kalea dengan Cengiran.
Wajah senan pun berubah cemberut,"kok panggil gue om sih"
"Debay yang manggil" ucap kalea dengan senyum manis kepada senan.
"Iya ponakan gue yang ngomong" ucap senan mengaku kalah.
"Oh iya ini cake strawberry, seperti apa yang Lo pengen semalam" ucap senan membuka kantong plastik yang ia bawa.
"Makasih" ucap kalea menerima cake strawberry itu dan memakannya lahap.
Senan tersenyum mengamati kalea yang memakan cak strawberry, senan merasa bahagia setiap berada di samping kalea, wanita yang menjadi prioritasnya selama beberapa bulan ini.
"Temenin gue jenguk mas Hendra ya?" Tanya kalea kepada senan.
Senan pun mengangguk mengiyakan.
"Ini buat kak senan" ucap asya yang datang membawakan secangkir kopi untuk senan.
"Makasih sya" ucap senan kepada asya.
Asya dan senan sudah seperti asya dan kalea, mereka saling menyayangi bagaikan keluarga.
Huek
Kalea ingin muntah, dengan cepat ia berlari ke kamar mandi yang berada dilantai bawah.
Senan dan asya melihat ke arah kalea, keduanya pun menyusul kalea.
Sesampai dikamar mandi senan membantu kalea dengan memijat tengkuknya.
Kalea pun sudah selesai muntah, asya datang membawakan sekotak tisu lalu ia serahkan kepada senan, senan pun mengambil tisu itu lalu mengelap bibir kalea.
Wajah kalea memucat, ia terlihat lemas.
"Kita kerumah sakit ya?" Tawar senan kepada kalea.
"Gak usah" tolak kalea.
"Tapi gak biasanya kayak gini" ucap senan khawatir.
"Kak kalea mau di telponin Bu violet?" Tawar asya yang ikut panik.
"Gak usah aku mau kerumah sakit aja jenguk mas Hendra" ucap kalea.
"Kayaknya gak usah ke rumah sakit dulu" ucap senan.
Kalea pun menatap senan," kenapa?"
"Lo lagi gak baik-baik aja, Lo muntah pagi ini, gue khawatir Lo gak biasanya kayak gini" ucap senan.
Kale Apun menggeleng,"aku gak bisa baik-baik aja kalo gak lihat mas Hendra, aku pengen ketemu dia"
Senan pun hanya menatap sendu ke bawah, ia sepertinya akan mengalah, mungkin ini keinginan bayi kalea.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
love plane •heeseung
عاطفيةsebuah kisah seorang pilot (hendra) dan psikiater (kalea) yang bertemu di bandara karena bertabrakan saat hendra terburu buru akhirnya dompetnya jatuh dan kalea yang diajak bertabrakan menemukan dompet itu namun saat ingin mengembalikan nya kalea ke...