amnesia

450 34 0
                                    

Kalea berjalan di lorong rumah sakit diikuti senan.

Keduanya ingin menuju ruangan milik Hendra, namun langkah mereka semakin cepat, bahkan kalea sedikit berlari, membuat senan panik dan ikut berlari, ternyata mereka melihat violet, maleo, Stefani, dan jiandra ditempat duduk depan ruangan milik Hendra.

Kalea berhenti didepan mereka, ia menatap violet penuh tanda tanya.

"Hendra" ucap violet lirih lalu memeluk kalea.

"Hendra kenapa ma?" Tanya kalea panik.

"Hendra sadar sayang" ucap violet.

Kalea tersenyum bahagia dipelukan violet, ia tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, penantiannya selama tiga bulan dan ini lah akhirnya apa yang ia inginkan terkabul.

Kalea melepas pelukan violet lalu tersenyum bahagia.

"Hendra sedang diperiksa dokter" ucap Maleo.

Akhirnya mereka pun kembali duduk ditempat duduk disana untuk menunggu dokter yang memeriksa Hendra keluar dari ruangan.

Tak berselang lama dokter pun keluar, mereka pun berdiri dan menghampiri dokter itu.

"Bagaimana keadaan suami saya?" Tanya kalea dengan wajah binar.

Dokter itu pun tersenyum,"pak Hendra sudah sadar dan bisa dijenguk, silahkan kalian boleh menjenguk beliau, dan saya izin pergi, permisi" ucap dokter itu lalu pergi dari sana meninggalkan mereka.

"Makasih dok" ucap jiandra pada dokter yang pergi itu, lalu ia menyusul yang lainnnya masuk ke ruangan Hendra.














Hendra duduk di brankar ruangan sakit, dirinya memandang satu persatu orang yang berdiri di sekelilingnya.

"Kamu udah sadar, aku kangen" ucap kalea yang ingin menggenggam tangan Hendra.

Hendra pun menarik tangannya secara kasar, kalea dan yang lainnya pun terkejut melihat Hendra yang bersikap seperti itu.

"Hendra kamu kok gitu?" Tanya violet dengan nada lembut kepada Hendra.

"Ndra Lo jangan tega dong sama istri Lo, dia lagi hamil anak Lo" ucap senan kepada Hendra.

"Hah!" Ucap Hendra dengan nada dan ekspresi terkejut.

"Dia istri kamu, dulu kamu yang meminta izin kepada papa untuk menikahinya" ucap maleo kepada Hendra.

Hendra pun semakin terkejut dibuatnya.

"Dia siapa?" Tanya Hendra angkat bicara sambil menunjuk ke arah kalea yang berdiri disampingnya.

Air mata kalea jatuh, ia menangis ia hancur, cobaan apa lagi ini, Hendra melupakannya.

"Ma Hendra ma" ucap kalea memeluk violet yang berdiri disampingnya.

"Aku panggil dokter" ucap jiandra lalu keluar untuk memanggil dokter.

Hendra menatap aneh ke arah kalea yang memeluk sang ibu.

Tak berselang lama dokter datang dan memeriksa keadaan Hendra.

Dokter itu menghela napas menatap mereka,"pak Hendra mengalami amnesia yang membuat beliau melupakan kejadian yang dialami beberapa tahun terakhir" ucap dokter itu.

Mereka pun menghela napas pasrah, kalea semakin menangis dipelukan violet, ia sulit menerima fakta bahwa Hendra melupakannya.

"Apa anak saya bisa sembuh?" Tanya maleo.

"Bisa, namun kemungkinan kecil" ucap dokter itu.

Kalea menatap Hendra yang tertidur di ranjang rumah sakit, mata pria itu masih terbuka, namun Hendra hanya diam menatap langit-langit rumah sakit.
















Kalea duduk di kursi yang berada disamping ranjang sambil menatap Hendra yang terbaring dan menatap ke arah lain.

"Kamu gak ingat aku?" Tanya kalea kepada Hendra.

Hendra menatap kalea lalu menggelengkan kepalanya.

Kalea pun berdiri dan menggenggam tangan Hendra, menarik tangan itu dan meletakkannya di atas perutnya yang membuncit.

Aksi kalea membuat Hendra diam dan mematung.

"Dia anak kamu, anak kita, kita udah nikah selama tiga bulan lebih" ucap kalea meyakinkan Hendra.

Hendra menatap tangannya itu, lalu ia menarik tangannya dari sana.

"Aku gak punya istri, aku punya pacar namanya Liz" ucap Hendra.





















TBC

love plane •heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang