Hari-hari sudah berlalu begitu cepat
Kemarin kalea sudah pulang dari Brisbane.Tiba harinya kalea kembali bekerja di rumah sakit.
Kalea baru datang dan ia berjalan menyusuri lorong rumah sakit untuk menuju keruangannya.
"Pagi dok" sapa seorang suster yang berpas-pasan dengan kalea.
Kalea tersenyum membalas sapaan suster itu.
Cklek
Kela membuka pintu ruangannya ia masuk dan menuju meja kerjanya itu.
Kalea menaruh tas miliknya juga jurnal yang ia tenteng tadi, dan ia pun duduk di kursi kerjanya itu.
Tok tok
Atensi kalea beralih ke arah pintu yang diketuk itu.
"Masuk" ucap kalea.
Pintu dibuka menampakkan sosok suster yang menghampirinya.
"Ini jadwal psikoterapi anda untuk hari ini" ucap suster itu menaruh map yang dibawanya di meja kalea.
"Terimakasih" ucap kalea sambil tersenyum.
Suster itu pun mengangguk lalu pergi dari ruangan kalea.
Kalea mengambil map itu, melihat-lihat data pasien.
Kalea baru bertugas di rumah sakit ini sekitar 1 bulanan jadi dia belum tahu semua tentang pasien yang ada karena ia juga sibuk beberapa hari ini.
Hendra sedang berada di apartemennya ia baru pulang kerja.
Hendra menaruh segelas kopi yang ia bawa di atas meja, lalu ia duduk di sofa empuk yang ada di kamarnya.
Memakai kaos dan bathrobes berwarna putih Hendra baru selesai mandi.
Ia duduk termenung memikirkan sang ibu yang berada di rumah sakit jiwa.
Sudah satu tahun lamanya tapi ia tetap saja merasa khawatir kepada sang ibu.
Ting
Bunyi ponselnya yang berada di meja membuat Hendra mengambil benda pipih itu lalu melihat siapa yang mengirim pesan.
Jiandra
Besok gue sama senan mau kumpul. Lo ikut ?Me
Besok sudah ada acara lain
SendJiandra
Perasaan setiap ada waktu libur Lo selalu sibuk, sibuk apa sihMe
Banyak hal
SendHendra meletakkan benda pipih itu di meja, ia memilih mengakhiri chatting an dengan jiandra daripada pria itu semakin kepo.
Hendra memang tidak pernah memberi tahu orang lain kalau ibunya berada di rumah sakit jiwa.
Gawat jika banyak yang tau apalagi ayahnya.
Dari dulu ayahnya mencari-cari ibunya itu karena ingin membunuh ibunya.
Itulah penyebab ibunya memiliki gangguan jiwa tidak juga masih ada penyebab lainnya yang membuat gangguan itu kini parah, karena ia terus di aninaya oleh suaminya.
Hendra sangat bersyukur kedua orang tuanya berpisah. Namun hal itu tetap tidak membuat sang ayah berhenti mencari ibunya itu.
Hendra juga merasa tertekan dengan sang ayah karena terus saja menyuruh Hendra untuk itu lah ini lah. Itulah mengapa Hendra bertunangan dengan Stefani karena sang ayah yang menjodohkan.
Hendra kembali mengingat bahwa besok ia tidak ada jadwal penerbangan maka dari itu ia memutuskan untuk menjenguk sang ibu besok.
Mengembuskan napasnya pelan kini Hendra bangkit menuju arah jendela.
Dari ketinggian Hendra melihat-lihat pemandangan diseberang sana.
Awan yang indah di sore hari ini, berwana oranye karena matahari akan tenggelam.
Hendra adalah seorang astrophile maka dari itu ia sangat menyukai awan.
Terkadang saat penerbangan pun Hendra tidak bisa berhenti tersenyum melihat awan-awan yang ia lintasi.
Hendra tersenyum memandang awan itu, biasanya saat ibunya masih sehat ia akan duduk di balkon dengan sang ibu sambil memandangi awan-awan.
Senyu di bibir Hendra pun pudar mengingat keadaan sang ibu saat ini.
"Kalo mama sembuh, kita lihat awan lagi" batin Hendra.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
love plane •heeseung
Romancesebuah kisah seorang pilot (hendra) dan psikiater (kalea) yang bertemu di bandara karena bertabrakan saat hendra terburu buru akhirnya dompetnya jatuh dan kalea yang diajak bertabrakan menemukan dompet itu namun saat ingin mengembalikan nya kalea ke...