koma

486 32 0
                                    

Kalea berlari di lantai rumah sakit sambil membantu mendorong brankar dengan perawatan lainnya, Hendra dilarikan ke ruang sakit sejak ditemukannya tadi.

Kalea tidak berhenti menggenggam tangan Hendra yang pucat itu.

Violet dan yang lainnya juga mengikuti dari belakang.

"Maaf anda tidak boleh masuk" ucap salah satu perawatan menahan kalea yang hendak masuk ke ruangan ICU.

Kalea menatap Hendra yang dibawa kedalam ruangan itu.

Mereka semua duduk diruang tempat tunggu, tentu mereka menunggu Hendra.

Tak lama dokter keluar dari ruangan itu, mereka berdiri dan menghampiri dokter itu.

"Gimana anak saya?" Tanya maleo kepada sang dokter.

"Pasien koma dan juga belum tentu ia akan bisa selamat setelah koma, kemungkinan beliau masih hidup itu kecil" ucap dokter itu.

Kalea menutup matanya pelan, ia pasrah dengan apa yang terjadi, ia takut jika Hendra tidak selamat, karena dokter itu mengatakan kemungkinan ia selamat kecil.

Kalea pun berusaha menenangkan pikirannya, ia berpikir dokter hanyalah seorang dokter orang yang menyembuhkan bukan orang yang meramal hidup seseorang.

"Boleh juga menjenguk pasien?" Tanya senan.

"Satu dua orang boleh saja"

"Terimakasih dok" ucap senan kepada dokter itu.

"Saya permisi" ucap dokter itu pergi dari sana di ikuti beberapa suster.

Kalea masih menangis tersedu-sedu,"mau jenguk?" Tanya senan.

Senan mengelus pundak kalea guna menenangkannya.

Kalea pun menatap ke arah violet, violet pun mengangguk.

Kalea berjalan memasuki ruangan.



























Kalea mengenakan jubah yang disediakan rumah sakit dan berjalan mendekati Hendra yang terbaring tak berdaya dengan banyak alat yang menempel pada tubuhnya.

Hati kalea hancur berkeping-keping melihat orang yang ia cintai terbaring tak berdaya, tangannya terangkat untuk mengelus surai milik Hendra, ia menyimbak rambut yang menutupi dahi pria itu, ia mencium kening Hendra, ciuman itu bertahan lama Sampai akhirnya kalea menghentikan ciuman itu.

Ia beralih menggenggam tangan Hendra yang terinfus,"masih mau tau hadiahnya gak?" Tanyanya lirih kepada Hendra.

Tangan kalea pun menuntun tangan Hendra untuk menyentuh perutnya yang masih rata,"ini hadiahnya" ucap kalea, air matanya jatuh secara perlahan, ia tidak sanggup menghadapi situasi saat ini.

Ia ingin Hendra tau bahwa dia tengah mengandung anaknya, mungkin Hendra akan tau tapi tidak untuk saat ini.

Kalea pun kembali menaruh tanah Hendra ke atas ranjang, kini tangannya memegang pipi Hendra, ia mendekatkan wajahnya pada wajah Hendra.

"Sekarang aku langitnya kamu awannya ndra" ucap kalea tepat didepan wajah Hendra, ia menatap mata Hendra walaupun ia tidak dapat melihat menik milik pria itu karena Hendra terpejam.






























Kalea kaluar dari ruangan tempat Hendra saat ini, ia menutup pintunya, ia melihat hanya ada ketiga sahabatnya yang duduk di kursi tunggu.

Stefani berdiri dan menghampiri kalea yang masih berdiri.

"Om maleo sama Tante violet pulang duluan karena ada urusan dadakan, Lo disuruh pulang kerumah mereka sementara" ucap Stefani.

Kalea pun mengangguk, dirinya lemas dan tak bertenaga karena terus menangisi Hendra.

Stefani yang paham dengan kondisi kalea, ia pun memeluk sahabatnya itu.

Kalea Kemabli terisak di dalam pelukan Stefani.

"Gue takut anak gue lahir tanpa ada Hendra" ucap kalea.

Senan dan jiandra pun berdiri menghampiri kedua wanita itu.

"Hendra koma, dia orang yang kuat, gue yakin dia gak akan menyerah, dia akan berusaha demi Lo" ucap jiandra mengelus surai kalea dari belakang.

Kalea masih terisak didalam pelukan Stefani, entah ia takut sekali Jiak overthingking nya itu menjadi kenyataan.




























TBC

love plane •heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang