Kalea dan Hendra berada di pantai, sudah 1 Minggu mereka menikah, satu Minggu itu pula mereka menjadi seorang pasutri yang harmonis.
Hendra memeluk kalea dari belakang dan menompang kepalanya di pundak kalea.
"Kamu tau aku seminggu ini bahagia bangat" ucap Hendra.
"Aku juga merasakan itu" ucap kalea.
Mereka menatap awan, langit, dan matahari sore ini, itu adalah hal favorit keduanya.
"Kamu tau maksud dari aku itu langit kamu itu awan?" Tanya Hendra.
Kalea menggeleng.
"Langit tanpa awan itu kosong kal, aku tanpa kamu gak mungkin bisa bahagia. Aku harap awan terus ada selamanya untuk menemani langit" ucap Hendra.
Kalea tersenyum lalu melepas pelukan Hendra, ia membalik badannya lalu menatap Hendra.
Kalea menangkup wajah Hendra,"dan aku juga mau langit selalu menjaga awan agar keduanya bekerja sama, membuat para astrophile bahagia" ucap kalea.
Hendra tersenyum,"aku juga mau matahari, bulan, dan bintang ada untuk menambah sinar pada keduanya"
"Siapa mereka?" Tanya kalea kepada Hendra.
"Anak kita" ucap Hendra lalu memeluk kalea.
Kalea membalas pelukan Hendra, keduanya berpelukan dengan erat seolah tak ingin lepas.
Hendra melepas pelukan mereka, lalu beralih mencium kening kalea, cukup lama ciuman itu.
Hari terus berganti, sudah beberapa hari kalea sudah tidak lagi bekerja di rumah sakit, ia merasa badannya lemas dan lelah, itulah sebabnya Hendra, violet, dan maleo melarangnya bekerja dan beristirahat dirumah.
"Lo hamil kayaknya" ucap Stefani menatap kalea yang duduk di sofa dengan wajah yang pucat.
Stefani datang ke rumahnya karena hendra yang menyuruh, pria itu sednag bekerja.
Stefani sekarang sudah tidak bekerja lagi menjadi pramugari, ia sedang hamil dan usia kandungannya 2 Minggu, akhirnya rahasia kebohongannya dulu terungkap, namun maleo memaklumi itu karena memang cinta itu tidak bisa dipaksakan
"Gak mungkin sih" ucap kalea dengan nada lemas.
"Kok gak mungkin sih" ucap Stefani.
"Baru sekali kayak gitu" ucap kalea.
Stefani memahami arah pembicaraan itu.
"Ya gak mungkin kan 23 kali, orang Lo aja baru nikah 2 Minggu" ucap Stefani.
"Tapi aku emang telat, tapi itu juga baru seminggu" ucap kalea.
Stefani memutar matanya malas.
"Mendingan Lo cek dulu deh" ucap Stefani.
"Gak ah" tolak kalea.
"Kenapa nggak?" Tanya Stefani.
"Nanti kalo negatif, Hendra pasti kecewa" ucap kalea.
"Ya nggak lah, dia kalo cepat pengen anak mending suruh ngandung sendiri, laki banyak nuntut" cibir Stefani.
Kalea hanya terkekeh kecil melihat sahabatnya itu.
"Anak kamu gak rewel kan disana?" Tanya kalea mengubah topik.
Stefani mengelus perutnya yang masih rata,"enggak dong kan anaknya mami Stefani"
"Papi jiandra gak dianggap?" Tanya kalea.
"Enak aja anak gue ini, gue yang gendong selama 9 bulan nantinya" ucap Stefani.
Kalea pun terkekeh.
"Oh iya" ucap stefani.
Kalea mantap wanita itu,"kenapa?"
Stefani menarik sesuatu di dalam tasnya, ia mengeluarkan sebotol parfum dari sana.
"Parfum batu gue, coba Lo cium" ucap Stefani membual botol parfum itu dan menyuruh kalea mencium aromanya.
Huek
Kalea berlari menuju kamar mandi karena mual.
Stefani pun panik ia mengekori kalea, di dalam kamar mandi ia melihat kalea memuntahkan cairan bening.
Stefani tersenyum gembira melihat itu,"Lo gapapa?" Tanyanya saat kalea membersihkan mulutnya.
Kalea menggeleng lemas.
"Kita haru cek kal, gue yakin positif" ucap stefani meyakinkan kalea.
Kalea pun akhirnya menuruti ucapan Stefani, ia mencoba 5 testpack yang ia simpan.
Didalam kamar mandi kalea melihat satu persatu hasil testpack itu, dan kelimanya garis dua, itu artinya.
Kalea tersenyum senang sekaligus terharu melihat itu.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
love plane •heeseung
Romansasebuah kisah seorang pilot (hendra) dan psikiater (kalea) yang bertemu di bandara karena bertabrakan saat hendra terburu buru akhirnya dompetnya jatuh dan kalea yang diajak bertabrakan menemukan dompet itu namun saat ingin mengembalikan nya kalea ke...