Hendra dan kalea keluar dari ruangan milik kalea.
Hendra menatap kalea yang menutup pintu.
"Kalea" panggil Hendra membuat kalea menoleh ke arahnya.
"Kenapa?"
"Minta nomor kamu" ucap Hendra menyondorkan ponsel milik kepada kezra.
Kezra menaikkan sebelah alisnya tanda meminta penjelasan.
"Kalo ada waktu aku pengen curhat lagi" ucap Hendra.
Kalea pun mengangguk lalu mengambil ponsel itu dari tangan Hendra dan mulai mengetuk nomor miliknya.
Hendra tersenyum tipis memperhatikan wajah kalea yang sibuk mengetik. Psikiater satu ini sangatlah cantik baginya.
"Makasih" ucap Hendra bagitu kalea menyerahkan ponselnya kembali.
Kalea mengangguk.
"Aku pulang dulu nanti lusa kesini lagi" pamit Hendra.
Kalea tersenyum,"hati-hati"
"Nanti takut jatuh hati" ucap Hendra.
Kalea hanya menggeleng saja.
Kalea duduk termenung di ruang kerjanya sambil memegang sebuah foto.
"Andaikan papa sama mama bisa selamat kayak Bu violet" monolog kalea memperhatikan foto kedua orang tuanya.
"Besok ke makam mereka kali ya" monolog kalea.
Esok hari, matahari bersinar cerah seroang wanita berjalan disebuh jalanan yang cukup ramai karena hari ini weekend.
Wanita itu memerhatikan jalanan yang ia lewati, weekend kali ini jauh lebih menyenangkan dari weekend sebelumnya.
Kalea ingin menyebrangi sebuah jalanan yang tidak ada mobil atau kendaraan lainnya dari jarak dekat lagi.
Sekitar 3 kali melangkah sebuah mobil yang laju dari arah kanan hampir menabrak kalea.
Mobil itu berhenti, sosok pengemudi pun turun dari mobil itu, pria itu mendekati kalea.
Kalea kembali menetralkan detak jantungnya juga ekspresinya.
"Ku gapapa?" Tanya pria itu.
Kalea menoleh ke arahnya lalu menggeleng sambil tersenyum tipis.
Pria itu tersenyum kepada kalea,"kita ketemu lagi"
Kalea hanya menghela napas lalu tersenyum.
"Mau kemana?" Tanya Hendra.
"Jalan-jalan, weekend"
Hendra hanya membulatkan mulutnya.
"Kamu sendiri?" Tanya kalea balik.
"Iya aku sendiri" ucap Hendra.
Kalea hanya tersenyum pasrah,"maksud aku kamu sendirian?"
Hendra tersenyum canggung," oh, iya lagi cari angin"
"Gak kerja?"
Hendra menggeleng.
"Yaudah aku duluan" pamit kalea.
Hendra segera menahan lengan kalea yang hampir beranjak pergi.
"Ayo aku antar" tawar Hendra.
"Gak usah"
"Yah plis, mau ya?" Mohon Hendra dengan wajah melas.
"Tapi aku masih mampir tempat" ucap kalea.
"Gapapa" ucap Hendra lalu menarik lemegn kalea untuk memasuki mobilnya.
Hendra membuka pintu sebelah kemudi, lalu memaksa kalea untuk masuk.
Setelah kalea duduk di kursi, Hendra segera berlari ke arah pintu kemudi, lalu ia menyalakan mobilnya dan melaju dari sana.
Di dalam mobil kalea dan Hendra sama-sama memerhatikan jalanan.
"Hendra" panggil kalea.
Hendra menoleh ke arah wanita yang duduk disampingnya.
"Nanti belok kiri, ada toko bunga, kita berhenti disana" ucap kalea.
"Ok"
Hendra pun mengemudikan mobil untuk belok kiri lalu beberapa meter mobil itu berhenti di sebuah toko bunga yang kecil.
"Kamu ikut?" Tawar kalea.
Hendra pun mengangguk.
Keduanya turun dari mobil milik Hendra.
Seorang pegawai sedang menata bunga yang berada di depan tokonya.
"Pagi" sapa kalea kepada wanita yang berumur sekitar 25 tahun itu.
"Pagi juga kak,lama gak kesini" sapa pegawai itu.
Kalea hanya tersenyum menanggapi.
"Bunga yang kayak biasanya satu" ucap kalea.
Pegawai itu pun menyiapkan bunga yang dipesan kalea.
Kalea menoleh kepada Hendra yang berdiri di sampingnya.
"Bu violet suka bunga yang mana?" Tanya kalea kepada Hendra.
"Mama suka mawar putih" ucap Hendra.
Kalea pun menghampiri pegawai tadi.
"Saya mau bucket mawar putih untuk besok" ucap kalea.
Hendra hanya tersenyum memperhatikan kalea. Wanita itu sangat peka dan ingin membahagiakan orang lain.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
love plane •heeseung
Любовные романыsebuah kisah seorang pilot (hendra) dan psikiater (kalea) yang bertemu di bandara karena bertabrakan saat hendra terburu buru akhirnya dompetnya jatuh dan kalea yang diajak bertabrakan menemukan dompet itu namun saat ingin mengembalikan nya kalea ke...