Seorang pria tua sedang duduk di kursi kerjanya sambil memperhatikan foto dari sebuah ponsel.
"kurang ajar anak ini, kamu tenang saja Stefani saya akan memberinya pelajaran" ucap pria itu.
Stefani yang duduk di depan pria itu pun mengangguk sambil tersenyum senang, akhirnya ia bisa mengelabui ayah Hendra.
Hari ini Hendra menginjakkan kaki di sebuah rumah mewah milik ayahnya.
Hendra mantap kesal ke arah pria dan wanita yang duduk di sebuah sofa.
Hendra menghampiri kedua orang itu.
Plak.
Satu tamparan dari sang ayah berhasil mendarat di pipi kanan milik Hendra, juga membuat Hendra menoleh ke samping karena saking kerasnya tamparan itu.
Stefani yang melihat itu pun ikut berdiri karena juga terkejut.
"Kamu anak kurang ajar! Berani kamu melawan saya!" Bentak maleo, ayah Hendra.
Hendra menatap ayahnya bingung, sambil memegangi pipi kanannya yang terasa perih.
"Maksud papa?" Tanya Hendra.
"Ada hubungan apa kamu dengan wanita itu?" Tanya maleo.
Hendra sedikit mengernyit bingung.
"Stefani, kasih fotonya!" Perintah maleo.
Hendra pun menatap Stefani yang mengotak-atik ponsel.
Stefani pun berjalan menuju Hendra lalu menyerahkan ponselnya kepada Hendra.
Hendra menerima ponsel itu, lalu ia tertawa.
"Dia calon istri aku" ucap Hendra.
Maleo dan Stefani pun terkejut mendengar ucapan pria itu.
Plak.
Satu tamparan mendarat di pipi kiri Hendra, kepala Hendra pun ikut menoleh, lengkap sudah kedua pipi miliknya sangat perih, tapi tamparan kedua membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah.
"Jangan jadi anak kurang ajar!kamu sudah sering membantah papa!" Bentak Maleo.
"Ya karena apa yang papa perintah gak sesuai sama apa yang aku inginkan!" Teriak Hendra dengan amarah, bahan matanya kini memerah menatap sang ayah.
Maleo menendang meja yang berada di sampingnya hingga meja itu pun bergeser, bukan apa menja itu terbuat dari kaca dan kayu yang sangat bekrualit juga meja itu berukuran besar jadi sulit untuk hancur.
Maleo pun menatap Hendra dengan kesal lalu beranjak pergi dari sana, meninggalkan Hendra dan stefani.
Hendra menatap marah kepada Stefani yang berdiri tak jauh darinya.
Prakkk
Hendra membanting ponsel milik Stefani yang sedari tadi masih digenggam.
Stefani pun tersentak, lalu menundukkan kepalanya karena tidak berani menatap hendra.
Hendra pun berjalan menuju Stefani sambil menghentakkan kakinya.
"Puas!" Bentak Hendra kepada Stefani yang masih setia menundukkan kepala.
"Sampai kapanpun saya gak akan menikahi kamu! Dan kamu jangan berulah! Foto itu adalah foto saya dengan wanita yang saya cintai! Jangan pernah kamu mengusik saya dan dia!" Bentak Hendra lalu pergi meninggalkan Stefani yang masih menundukkan kepala.
Hendra keluar dari ruang mewah itu dengan kebencian dibenaknya, dulu rumah ini adalah sebuah kebahagiaan namun sekarang rumah ini adalah sebuah kesengsaraan baginya.
Disebuah ruangan bernuansa putih kalea duduk di samping ranjang tempat dimana seorang wanita duduk di ranjang itu sambil melamun dengan tatapan kosong.
Kalea menatap iba wanita didepannya. Ia mengingat janji yang kemarin ia buat untuk membuat violet sembuh.
"Bu violet mau ke taman melihat awan?" Tanya kalea.
Lamunan violet pun buyar dan ia menatap ke arah kalea yang kini sedang berdiri di sampingnya.
"Iya" ucap violet.
Kalea sedikit terkejut, baru kali ini violet mengatakan sesuatu dengan nada tenang.
Kalea pun membantu violet menuruni ranjang.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
love plane •heeseung
Romancesebuah kisah seorang pilot (hendra) dan psikiater (kalea) yang bertemu di bandara karena bertabrakan saat hendra terburu buru akhirnya dompetnya jatuh dan kalea yang diajak bertabrakan menemukan dompet itu namun saat ingin mengembalikan nya kalea ke...