Jangan pernah mengambil keputusan untuk berpisah jika sudah ada niat serius, apalagi melibatkan orang tua. Bukan soal sudah lama atau masih barunya. Sebab terkadang kamu dan dia hanya sedang diuji, seberapa kuat rasa seriusmu, seberapa besar rasa sayang dan tulusmu.
Tidak ada kebersamaan yang jalannya mulus, tidak ada hubungan prosesnya lancar, kamu dan dia pasti diberi cobaan, seberapa kamu sungguh-sungguh dan seberapa sabar dirimu menghadapi jalan hidup berdua.Selesai kelas pertamanya Lea langsung pergi makan di kantin karena tadi ia tidak sempat sarapan, ditambah presentasi yang membuatnya cukup menguras tenaga.
Lea memesan seporsi nasi ayam geprek dan es teh manis, rasanya kota Jogja hari ini sangat panas sekali sehingga membuat gadia cantik itu kepanasan.
"Itu anak maba yang masuk akun gosip kemarin?"
"Iya deh kayakny."
"Dih biasa aja gitu, masih cantikan juga gue."
"Iya biasa aja, heran kenapa pada lebay bilang cantik."
"Tapi kulitnya putih banget bikin iri aja."
Sedangkan yang menjadi bahan pembicaraan dengan santainya masih menikmati makanannya bersama kedua temannya.
"Sumpah gue lega banget abis presentasi." Ujar Sikha yang juga ikut makan bersama.
"Lebay lo." Balas Gama pada Sikha.
"Apaan si lo."
"Eh silvi sama Arum katanya mau nyusul kok belum dateng?" Lea sengaja mengalihkan pembicaraan agar kedua orang didepannya ini tidak bertengkar.
"Lagi antri makan tadi." Jawab Sikha lalu ikut fokus pada makanannya.
"Itu tuh." Beritahu Gama melihat kedatanfan Arum dan Silvi.
"Gila antri banget kalo jam makan siang."
"Iya, padahal kantinnya nggak cuma satu."
"Dasar cewek, perkara kantin penuh aja diributin." Gumam Gama lalu melirik Lea yang malah fokus makan tanpa berminat terlibat pembicaraan Sikha, Arum dan Silvi.
"Le lo..."
"Permisi, kita boleh gabung nggak?" Ujar sebuah suara membuat mereka semua menoleh termasuk Lea.
"Eh gabung aja Fi." Ujar Gama mempersilakan ketiga orang lelaki yang sepertinya juga seangkatan dengan mereka.
"Beneran nih Gam?" Tanya lelaki itu sedikit tidak enak.
"Iya santai aja, masih bisa duduk nih."
"Iya gue bingung nyari bangku kosong soalnya." Lelaki yang dipanggil Fi itu menoleh dulu kearah Lea dan yang lainnya.
"Yang anak cewek gakpapa kalau kita gabung kan?" Tanyanya sekali lagi."Em gakpapa silakan duduk, santai aja ini bukan bangku punya kita kok." Balas Arum.
Sikha dan Lea ikut menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju kalau mereka boleh bergabung.
"Makasih ya." Kata salah satu dari mereka.
Setelah mempersilakan duduk ketiga lelaki yang menjadi banyak sorotan orang-orang mereka dengan sopannya duduk saat semua orang yang berada di meja Lea mengijinkan mereka untuk duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR Atha Lea (Sequel)
Подростковая литератураKalau bicara soal LDR pasti banyak orang yang tidak percaya dengan hubungan LDR, sebenarnya LDR itu bukan cuma perihal jarak, bukan cuma soal jauh dan dekat, tapi juga soal banyak rasa. Atha kini harus melanjutkan sekolah perguruan tingginya di Luar...