Selesai mandi Atha langsung menghampiri Lea yang duduk di kursi kamar sambil membaca buku, itu adalah hal yang selalu Lea lakukan saat ia sedang tidak baik-baik saja. Istrinya itu akan melampiaskan dengan membaca buku dalam waktu yang lama sampai menyelesaikan beberapa buku bacaannya."Sayang."
"Lihat aku." Mohon Atha yang membuat Lea menutup buku bacaannya.
"Apapun yang kamu lihat itu tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya, perempun itu klien aku yang dulu kebetulan karyawan aku. Singkat ceritany aku kenal dia karena bekerja parttime saat ia kuliah di California, awalnya dia biasa saja sama seperti karyawanku lainnya. Tapi semakin lama ia semakin aneh, entah masalah apa yang udah dia alami."
Atha menghentikan ucapannya, ia mengambil tangan istrinya untuk ia genggam sebelum melanjutkan ceritanya.
"Dia kira aku tunangannya yang sudah meninggal, Naya seperti orang yang nggak aku kenal kadang ia menunjukkan sosok lain yang bukan diri Naya."
"Saat aku pulang ke Indonesia dia juga ikut pulang aku tidak tau mengenai itu yang aku tahu tiba-tiba dia datang sebagai klienku yang ingin membuat usaha salon kecantikan. Beberapa minggu ini kami memang sering bertemu tapi tidak ada hubungan lebih dari rekan kerja sampai kemarin dia tiba-tiba duduk mendekat lalu bilang ingin foto bersama. Aku yang masih belum mencerna ucapannya hanya diam lalu perempuan mendekatkan wajahnya dan...." Atha menundukkan kepalanya tidak sanggup melanjutkan ceritanya.
"Dan mencium bibir suami orang lalu mengirim fotonya ke istrinya." Lanjut Lea yang membuat Atha menatap Lea.
Perempuan itu diam dengan air mata yang menggenang namun tak ada air mata yang menetes karena ditahan oleh pemilik kelopak mata indah yang saat ini binarnya telah hilang karena ulahnya.
"Maaf." Kata Atha nyaris tak bersuara karena ia pun tidak sanggup untuk berbicara melihat tubuh ringkih di depannya.
"Aku mau sendiri, nanti kamu bisa tidur di kamar tamu." Kata Lea lalu beranjak dan merebahkan tubuhnya meninggalkan Atha yang masih menatap tangannya karena Lea melepaskan genggamannya.
Atha menghapus air matanya yang hampir saja menetes kemudian ia ikut berdiri dan mencium kening Lea sambil menggumamkan kata maaf berulang kali.
"Maafin aku sayanh, tidur yang nyenyak jangan nangis lagi. Kalau mau marah masuk aja ke kamar tempat aku tidur pukul aku sepuas kamu kalau itu bisa meringkan sakit yang kamu rasain. Love you more." Kata Atha sebelum pergi keluar dari kamar tak lupa ia membenarkan selimut yang membungkus tubuh istrinya.
Lea hanya diam saja dengan posisi memunggungi Atha, istrinya sudah memejamkan matanya namun Atha yakin jika Lea belum benar-benar tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR Atha Lea (Sequel)
Teen FictionKalau bicara soal LDR pasti banyak orang yang tidak percaya dengan hubungan LDR, sebenarnya LDR itu bukan cuma perihal jarak, bukan cuma soal jauh dan dekat, tapi juga soal banyak rasa. Atha kini harus melanjutkan sekolah perguruan tingginya di Luar...