"Hal.."
"Sayang ini aku."
Mendengar suara lelaki yang ia rindukan meskipun baru kemarin mereka berpisah membuat Lea tidak bisa kembali berkata-kata. Hatinya cukup tenang mendengar bahwa suaminya baik-baik saja.
"Aku baru aja sampai apartemen, maaf ya baru sempet ngabarin. Nomor Indonesia gak bisa digunain disini jadi tadi aku beli nomor baru dulu."
Lea menitihkan air mata mendengar penuturan Atha, perasaan antara lega, senang, sedih, dan terharu campur menjadi satu saat mendengar suara lelakinya.
"Sayang?."
"Kamu baik-baik aja kan?."
"Ah iya aku gakpapa, tadi lega aja denger kamu udah sampai."
"Kamu dimana? Suaranya kok agak ramai?."
Lea tersenyum mendengar pertanyaan Atha, lelaki itu tetap menunjukkan sisi posesifnya.
"Dirumah, temen-temen aku nginep semalem karena ayah sama bunda ada urusan di luar kota."
"Maaf ya gak bisa nemenin kamu." kata Atha diseberang sana dengan nada yang merasa bersalah.
"Gakpapa, kamu udah makan?."
"Udah tadi manasin rendang yang bunda bawain." bunda Lea memang banyak membawakan Atha makanan, takut menantu tersayangnya kelaparan disana, apalagi di benua Amerika yang kebanyakan makanannya junk food yang tidak sehat, sekalinya beli sayuran pasti akan sangat mahal.
"Yaudah kamu beresin apartemen dulu sama istirahat."
"Iya sayang, nanti aku telpon lagi." Atha menatap wajah Lea lama sebelum mematikan sambungan telponnya, sedangkan Lea yang tak kuasa menahan air matanya langsung menghapus namun pandangan itu tak luput dari penglihatan Sukma.
Perempuan paling diam dan cuek itu mendekati Lea kemudian ikut duduk di sofa yang ditempati Lea.
"Gue yakin hubungan kalian bakalan baik-baik saja, Atha adalah lelaki paling tulus yang pernah gue kenal. Jangan pernah berpikiran negatif buat hubungan Lo dan Atha, agar semuanya tetap baik-baik saja."
Lea menganggukkan kepalanya kemudian tersenyum, sedikit terkejut mendengar Sukma berbicara seperti itu.
"Tumben bisa ngomong." kata Lea sambil memeluk Sukma membuat perempuan itu memutar bola matanya malas.
"Pelukan gak ajak-ajak." Kara langsung ikut memeluk mereka berdua lalu teman-temannya yang lain juga ikut berpelukan, meskipun tidak tau pelukan karena apa.
Setelah selesai acara melownya mereka langsung turun ke bawah untuk makan, sarapan plus makan siang karena jam sudah menunjukkan pukul 11 siang.
"Kita berarti tiga hari lagi dong berangkat ke Jogjanya." ujar Vani saat mereka selesai makan.
"Iya, mulai persiapan dari sekarang nih harusnya."
"Yang bawa mobil siapa aja?" Tanya Dinda.
"Gue sama Sukma doang kan." jawab Sofia.
"Yaudah nanti dibagi aja, lagian kita bawa barang banyak juga jadi kalau satu mobil gak bakalan cukup."
"Terus disana gue naik apaan kalo mau pergi-pergi." bingung Sari yang tidak diperbolehkan orang tuanya membawa mobil.
"Gojek, grab banyak, jangan kayak orang susah." jawab Sukma.
"Nyenyenye." sahut Sari yang kesal dengan temannya.
Teman-teman Lea memutuskan untuk pulang saat jam sudah menunjukkan pukul 2. Perempuan cantik itu memilih duduk di ruang tv sambil mencari film yang bisa ia tonton.

KAMU SEDANG MEMBACA
LDR Atha Lea (Sequel)
Genç KurguKalau bicara soal LDR pasti banyak orang yang tidak percaya dengan hubungan LDR, sebenarnya LDR itu bukan cuma perihal jarak, bukan cuma soal jauh dan dekat, tapi juga soal banyak rasa. Atha kini harus melanjutkan sekolah perguruan tingginya di Luar...