Bagian 25

8.1K 621 264
                                        

Aku tidak meninggalkan priaku dalam keadaan apapun.
Kecuali dia mencintai wanita lain, berkeluh kesah dengan wanita lain, mencari kenyamanan dengan wanita lain.
Sekali saja kamu melakukannya, maka kamu menyuruhku pergi.
~Lea

Atha sedari tadi berusaha menghubungi istrinya yang tidak ada kabar. Mulai dari siang hari waktu Indonesia sampai hampir pukul tujuh malam istrinya itu menghilang tanpa memberinya kabar dan tidak bisa dihubungi. Ia tidak akan bisa tidur sampai Lea bisa dihubungi, sekarang ditempatnya sudah pukul 2 pagi namun ia tidak tidur karena Lea belum bisa dihubungi.

Pesannya saja tidak dibaca, handpone perempuan itu juga tidak aktif sehingga Atha bingung harus menghubungi siapa. Kalau Lea berada di Jakarta Atha dengan mudah bisa menyuruh anak buah papanya. Namun ini berbeda, istrinya sedang berada di kota orang yang artinya Atha tidak punya kekuasaan penuh.

Bahkan sampai subuh pun Lea sulit dihubungi, akhirnya Atha memutuskan untuk menelpon Rigel karena lelaki itu punya orang di Jogja untuk menjaga Sukma.

"Hallo."

"Gue boleh minta tolong?" Tanya Atha to the point.

"Kenapa?" Ujar Rigel bertanya balik.

"Lea dari tadi nggak bisa dihubungi, gue minta tolong buat nyariin istri gue lewat orang suruhan lo yang biasa jaga Sukma."

"Terakhir posisi Lea dimana?" Tanya Rigel.

"Di kampus dia jadi panitia buat Maba."

"Oke gue nyuruh mereka ke kampus."

"Thanks, sorry ngrepotin."

"Santai aja, gue paham kok."

Setelah itu Atha memilih membuat kopi, ia yakin tidak akan bisa tidur sampai besok apalagi ini sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Selesai meminum kopi Atha berniat untuk membuka materi kuliah besok namun telpon dari Lea membuatnya segera menutup kembali laptopnya.

Jawaban dari Lea membuat Atha tidak bisa mengontrol emosinya, meskipun ia sudah mendapatkan kabar dari Rigel kalau istrinya baik-baik saja namun tetap saja ia masih khawatir makanya itu ia menunggu Lea sendiri yang mengabarinya.

Setelah mendengar jawaban Lea ia memilih untuk menidurkan dirinya sebentar, setidaknya masih ada waktu dua jam untuknya tidur. Tapi semua gagal sata telponnya berdering menampilkan nama Felix yang mengganggunya.

"Hmm."

"Wah di angkat."

"Napa si?" Tanya Atha sedikit jengkel.

"Ini restoran kita dapet pesenan nasi uduk 250 porsi untuk makan siang nanti, tapi gue belum bilang sanggup."

"Tolak aja, kita nggak bakalan sanggup." Ujar Atha masih memejamkan mata karena kantuk yang menyerang.

"Niatnya gitu, tapi masalahnya ini yang pesen gubernur." Atha yang tadinya ingin melanjutkan tidurnya langsung duduk.

"Bilang sanggup kalo gitu, terus infoin ke semua karyawan kalau hari ini bisa masuk jam 6 maka dapet bonus upah lemburan dua kali lipat."

"Seriusan lo?" Diseberang sana Felix bertanya dengan tidak yakin.

"Serius, gue bakal nyuruh supplier ngirim sayuran sama bahan-bahan yang kurang.

"Gila punya temen gini banget, yaudah gue juga otw ke restoran."

Atha langsung mematikan ponselnya lalu mencuci muka untuk segera bersiap ke restoran. Sebelum ke restoran ia akan membeli beberapa bahan yang tidak dapat dikirim secara langsung oleh supplier restorannya.

LDR Atha Lea (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang