Kamu memang bukan cinta pertamaku, tapi kamu orang yang buat aku sesayang ini.
SukmaSejak pulang kampus tadi Lea melihat Sukma hanya diam saja di meja belajar tanpa berbicara sepatah kata pun, tadinya Lea memang sengaja membiarkan Sukma agar sahabatnya itu punya waktu untuk sendiri.
Namun sudah dua jam lebih Sukma tidak beranjak dari kursi belajar membuat Lea jadi sedikit khawatir dengan sahabatnya itu.
"Kenap?" Tanya Lea menepuk pelan pundak Sukma.
Sukma menoleh kearah Lea lalu menjawab dengan gelengan kepala, seolah tahu jika Sukma butuh teman Lea duduk disebelah perempuan itu.
"Kalau ada apa-apa cerita, jangan dipendam sendiri."
"Kalau cuma satu kepala aja yang mikirin masalah itu berat banget tahu, jadi mendingan berbagi kepala buat cerita biar bebannya lebih ringan." Ujar Lea lagi memancing Sukma agar mau bercerita.
"Masalah mami atau Rigel?" Tanya Lea lagi.
"Rigel dua hari yang lalu nggak bisa dihubungin, terus pas gue telpon yang ngangkat suara cewek."
"Terus cewek itu ngomong apa?"
"Cuma nanya gue siapa habis itu gue matiin."
"Kenapa langsung dimatiin?"
"Soalnya gue denger suara musik kenceng banget, gue nggak bodoh. Gue tahu kalau Rigel lagi di club, luar negeri nggak kayak Indonesia yang bikin gue takut kalau Rigel sampai terjerumus sama pergaulan bebas disana."
Lea langasung terdiam mendengar ucapan Sukma, Luar negeri memang tidak seperti Indonesia yang membuat Lea terus merasa takut jika Atha juga melakukan hal yang sama.
Jauh sebelum Sukma berbicara mengenai hal ini, Lea sudah kepikiran akan ketakutan yang sama seperti Sukma.
"Gue tahu, tapi lebih baik lo coba konfirmasi langsung ke Rigel biar kalian nggak salah paham."
"Gue takut Le, gue takut kejujuran yang bakalan Rigel bilang ke gue." Ujar Sukma pelan membuat Lea juga bingung harus bagaimana.
Terkadang memang lebih baik tidak mengetahui hal-hal yang seharusnya tidak kita ketahui.
"Hadepin rasa takut itu, gue percaya Rigel nggak akan setega itu sama lo. Sukma yang gue kenal adalah gadis pemberani yang nggak pernah takut dengan segala hal."
"Gue udah terlalu jatuh sama Rigel Lea. Makanya gue paling benci mencintai orang, rasanya pasti sangat menyakitkan dan gue nggak suka rasa sakit itu." Mata Sukma sudah berkaca-kaca karena berhasil menumpahkan segala keluh kesahnya.
"Aku paham, nangis aja kalau nggak kuat."
"Gue juga kepikiran mamin yang lagi sakit, nggak tau lagi stress aja."
"Kangen mami pasti ya, sama gue juga kangen bunda sama ayah." Ujar Lea tidak dapat menahan air matanya.
Ternyata menjadi anak perantauan yang jauh dari keluarga tidak semenyenangkan yang dibayangkan.
Lea harus belajar mandiri tanpa mengandalkan kedua orang tuanga, ia juga harus terbiasa tanpa kehadiran orang tuanya yang selalu memanjakannya, menanyakan keadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR Atha Lea (Sequel)
Teen FictionKalau bicara soal LDR pasti banyak orang yang tidak percaya dengan hubungan LDR, sebenarnya LDR itu bukan cuma perihal jarak, bukan cuma soal jauh dan dekat, tapi juga soal banyak rasa. Atha kini harus melanjutkan sekolah perguruan tingginya di Luar...