Bagian 48

4.1K 398 33
                                    

Kenapa bab menuju bahagia bersama kamu harus melewati ribuan jarum yang membuatku sakit seperti ini?


Arum memilih pergi meninggalkan Gwen dan Naya, ia berlari untuk menghampiri Lea yang lemas di depan gerbang kampus.

"Huh huh Lea gimana?" Tanya Arum setelah sampai di halte tempat Lea diobati oleh salah satu mahasiswa kedokteran yang kebetulan tadi melihat kondisi Lea.

"Gue nggakpapa kok rum." Jawab Lea yang masih diobati.

"Lo kok bisa sih diapa-apain sama perempuan gila itu malah diam aja." Omel Arum.

"Karena gue tahu dia punya gangguan kejiwaan." Jawab Lea yang membuat mereka penasaran.

"Kok bisa tahu?" Tanya Ratih penasaran.

"Panjang ceritanya."

"Ini udah selesai, besok diganti perbannya sama lukanya di obatin lagi ya."

"Makasih banyak ya udah bantuin gue."

"Iya santai aja, gue duluan ya." Pamit mahasiswa kedokteran itu.

"Tapi gila si gue baru tahu ada perempuan bisa segila itu sampai nyelakain orang lain."

"Lo apain anaknya tadi rum?" Tanya Silvi penasaran.

"Gue hajar dikit doang." Jawab Arum santai sambil minum es cappuccinonya.

Silvi dan Ratih hanya mengernyitkan keningnya sedikit ngeri membayangkan apa yang dilakukan Arum kepada Naya, karena dikit bagi Arum minimal tulangnya retak.

"Gue jamin kalau pacar lo tahu pasti bakalan ngamuk sama si Naya itu deh." Ujar Silvi yang membuat Lea baru sadar.

Ia sudah berjanji akan menjaga diri dengan baik namun kalau sampai Atha mengetahui ia pulang dengan luka pasti Atha akan semakin posesif kepadanya. Bisa saja besok Lea tidak diperbolehkan untuk masuk kuliah lagi.

"Duh ini gimana ya." Kata Lea panik sendiri.

"Hmmm ya lo jangan ketemu dulu sama pacar lo itu." Saran Ratih yang sangat tidak mungkin karena Lea dan Atha serumah mana mungkin mereka tidak ketemu.

"Emm kalau gitu anterin gue ke rumah Sukma aja deh."

"Ya kan emang lo tinggal disana." Kata Silvi yang dulu pernah mengantarkan Lea pulang sebelum ia dan Atha tinggal bersama.

"Iya gue mau balik aja deh."

"Yaudah tapi gue nggak bawa helm dua."

"Gue anterin aja kalau gitu." Tawar Arum yang kebetulan membawa mobil.

"Iya bareng kita aja." Sahut Ratih.

"Tapi beda arah nggakpapa guys?" Tanya Lea sedikit tidak enak karena sering merepotkan teman-temannya.

"Halah kayak sama siapa aja sih lo."

"Udah Le aman sama mereka." Bujuk Silvi lagi yang membuat Lea akhirnya setuju.

"Gue ambil mobil dulu kalau gitu, Sil bareng sekalian ntar lo ambil motor." Kata Arum.

"Iya deh ayok."

"Kalian nunggu disini bentar." Suruh Arum pada Ratih dan Lea yang dijawab anggukan oleh keduanya.

"Kita duluan nggakpapa kan Sil?"

"Nggakpapa santai aja." Ujar Silvi sambil memakai helmnya.

"Hati-hati ya Sil."

"Harusnya gue yang bilang gitu ke elo, dari kemarin celaka terus heran."

LDR Atha Lea (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang