Sebenernya pengen banget ungkapin apa yang dirasain sekarang, cuma kadang ngerasa lebih baik disimpen sendiri aja
~LeaAtha menyuruh Robert duduk setelah di obati oleh karyawan lain di restorannya, sejujurnya ini sudah jam buka restonya namun ia memilih untuk menutup restorannya dulu untuk menyelesaikan masalah ini. Karena mau bagaimanapun Atha turut bertanggungjawab dalam kejadian ini, ia tadi sudah menitipkan tugasnya pada salah satu teman kelasnya.
"Jadi kenapa sampai lo berbuat kayak gitu?" Tanya Atha dengan tatapan tajamnya pada Robert.
"Gue yang salah."
"Semua orang juga tahu kalau lo salah anjing." Sahut Felix yang langsung mendapat tatapan tajam oleh Atha.
"Cerita sedetail mungkin."
"Gue suka sama Naya, selama ini gue cuma bisa merhatiin dia dari jauh. Terus suatu hari gue tahu kalau dia kerja disini makanya gue minta kerjaan sama lo, gue bohong kalau gue butuh uang, gue bohong kalau usaha keluarga gue lagi ada masalah, gue bohong sama lo tentang semua itu."
"Jadi maksud nya lo pura-pura miskin?" Tanya Felix yang sudah sangat penasaran dan juga curiga karena barang yang dikenakan lelaki itu bukanlah barang murah.
"Ya bisa dibilang begitu, semalam gue ngajak Naya mampir ke apartemen gue. Awalnya semua itu diluar rencana gue, tapi saat perjalanan pulang Naya bilang kalau dia tertarik sama lo Tha." Robert tersentum tipis, namun bukan senyum bahagia Atha tahu kalau itu adalah senyum kecewa yang tidak bisa lelaki itu ungkapkan.
"Gimana rasanya mencintai orang selama lima tahun lalu orang yang lo cintai malah jatuh hati dengan orang lain? sakit. Makanya gue ngajakin Naya ke apartemen tempat gue tinggal buat nunjukin ke dia kalau gue juga mampu menghidupi Naya. Tapi bodohnya saat Naya mencoba menolak perasaan gue, gue lepas kontrol. Karena dipikiran gue kalau dia hamil anak gue pasti dia bakalan mau nikah sama gue."
"ANJ..."
"STOP FELIX, DIAM DISITU." Atha membentak Felix yang hendak menerjang Robert kembali, Atha sebenarnya juga sedikit heran kenapa Felix terlihat sangat marah dan hilang kendali pada hari ini.
Atha memijat kepalanya yang tiba-tiba saja pusing, kenapa juga ia harus terlibat dalam masalah yang sangat rumit seperti ini.
"Naya kamu nggakpapa?" Tanya Atha yang dibalas Naya dengan anggukan kepala.
"Lo berani tanggung jawab atas semua ini kan?" Tanya Atha pada Robert yang dijawab dengan anggukan mantap tanpa keraguan.
"Aku nggak mau, kuliahku belum selesai. Kamu ngancurin semua mimpi aku hiks hiks." Kate langsung menenangkan Naya.
"Menikah nggak selamanya membuat mimpi hancur Naya, semuanya bisa dilakukan bersama-sama setelah menikah."
"Kak Atha tahu apa tentang menikah? memang kakak pernah ngerasain? Kakak punya hidup enak berbeda dengan aku." Naya menjawab ucapan Atha dengan sedikit marah.
"Nay, semua orang berbeda, ada yang beruntung di keluarganya, ada yang beruntung di ekonomi, pasangan, pendidikan. Kalau lo nggak beruntung dalam apapun pasti suatu saat bakalan ada keberuntungan lain." Ujar Joyce agar perempuan itu tidak terlalu drama karena Joyce benci wanita lemah.
Mereka semua diam mencoba menenangkan Naya yang masih histeris, beruntungnya Kate, Joyce dan beberapa karyawan perempuan lain bisa menenangkan perempuan itu.
"Gue udah nikah Nay, gue yang bisa jamin kalau menikah tidak membuat mimpi lo berhenti." Atha menunjukkan cincin yang melingkar di jari manisnya. "Ini bukti gue sudah punya istri, jadi lo masih bisa lanjutin hidup dan bersyukur karena ada seseorang yang mencintai lo sedalam itu. Meskipun cara Robert salah buat nunjukin cintanya, tapi dia masih mau bertanggung jawab."
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR Atha Lea (Sequel)
Fiksi RemajaKalau bicara soal LDR pasti banyak orang yang tidak percaya dengan hubungan LDR, sebenarnya LDR itu bukan cuma perihal jarak, bukan cuma soal jauh dan dekat, tapi juga soal banyak rasa. Atha kini harus melanjutkan sekolah perguruan tingginya di Luar...