Bagian 16

7.9K 782 146
                                    

Mencintai seseorang tanpa bertemu dengannya setiap hari adalah bukti bahwa cinta itu bukan didepan mata namun didalam hati
~Atha


Lea masih diam saja karena bingung harus berbicara apa, Atha saat marah sangat menyeramkan. Untungnya lelaki itu dapat mengendalikan dirinya sehingga tidak mengeliarkan sisi lain yang tidak boleh Lea tahu.

"Maafin aku, maaf kalau buat kamu kecewa, aku bener-bener nggak ada hubungan sama Gama, kalau kamu persmasalahin kedekatan kita aku janji nggak bakalan lagi dekat sama Gama." Lea berusaha memeluk Atha dari samping.

Kata mama Atha lelaki itu bisa meredakan amarahnya dengan pelukan, Rynda selalu berpesan agar memeluk Atha saat lelaki itu dalam kondisi marah makanya perempuan itu mencoba melakukan hal yang disuruh oleh mama Atha.

Butuh waktu lumayan lama untuk Atha tenang, lelaki itu tak membalas pelukan Lea namhn juga tak menolak.

"Kamu pasti capak kan? Mau istirahat di dalam?" Tawar Lea.

"Nggak usah aku udah pesen hotel."

"Owh, mau istirahat disana?" Tanya Lea lagi yang dijawab anggukan kepala oleh Atha.

Karena merasa Lea butuh waktu sendiri dan sepertinya lelaki itu juga kelelahan akhirnya Lea memilih untuk turun dari dalam mobil Atha, baru saja ia akan membuka pintu mobil namun Atha menahan tangannya.

"Mau kemana?" Tanya Atha menarik tangan Lea lalu mengunci pintu mobil.

"Hah? Kamu katanya mau istirahat di hotel." Jawab Lea sedikit takut.

"Sama kamu." Kata Atha lalu memasangkan sabuk pengaman di tubuh Lea dan melajukan mobil dengan kecepatan sedang.

Selama perjalanan mereka juga hanya diam saja, Tak sampai setengah jam mereka memasuki parkiran hotel. Ternyata Atha memesan hotel di dekar Malioboro, setelah Atha turun Lea ikut turun bersama lelaki itu.

"Eh." Kaget Lea saat Atha menarik lembut tangannya, tak lama kemudian ia tersenyum melihat genggaman tangan Atha.

Meskipun Atha masih marah namun ia tetap menjaha Lea seperti biasanya, mereka memasuki lift lalu Atha menekan angka enam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun Atha masih marah namun ia tetap menjaha Lea seperti biasanya, mereka memasuki lift lalu Atha menekan angka enam.

Sampai di dalam kamar hotel Atha langsung melepaskan genggaman tangannya, sejenak Lea merasa ada yang hilang. Tanpa mengatakan sepatah kata Atha langsung meninggalkan Lea ke kamar mandi, sepertinya ia belum mandi.

"Kok laper ya." Gumamnya yang baru ingat jika ia belum makan sama sekali dari tadi pagi.

"Pesen apa ya." Lea sedikit bingung akan memesan apa, namun akhirnya ia memilih memesan nasi padang paket lengkap dengan es teh.

LDR Atha Lea (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang