Bagian 31

7.5K 605 212
                                    

Atha masih sibuk dengan beberapa pekerjaannya, ia sudah mengirim pesan kepada sang istri kalau ia akan ada rapat dengan Felix. Namun lelaki itu dari tadi masih menunggu balasan pesan dari istrinya.

"Kenapa belum dibales-bales." Gumamnya yang masih bingung karena pesannya belum dibalas oleh Lea.

Memilih untuk meletakkan ponselnya kemudian ia kembali fokus lagi dengan laptopnya, namun nyatanya ia tetap melirik ke arah ponselnya karena tidak ada notifikasi dari sang istri. Lalu ingatannya kembali pada saat Lea menangis karena merasa bersalah dengannya.

"Lucu." Gumamnya memandang foto istrinya yang ia ambil sewaktu mereka liburan di Jogja kemarin.

"Kamu kenapa baik banget sih, harusnya marah tapi kenapa malah nangis karena merasa bersalah." Gumamnya lagi masih menatap foto istri tercintanya.

Ternyata mencintai dan dicintai adalah dua hal yang menyenangkan, ia tidak hanya berjuang sendirian, ada pasangannya yang selalu mendukungnya. Mereka tidak merasa cinta sendirian yang membuat keduanya merasakan lelah untuk menjalani hubungan ini.

Brak

Pintu ruangannya dibuka secara paksa oleh Felix, wajah lelaki itu terlihat kesal lalu menuju Atha yang belum juga sadar dengan kehadiran Felix.

"Pantes di chat nggak bales, diketok pintunya gamau nyaut ternyata masih bucinin istrinya." Sindir Felix membuat Atha sedikit terkejut dengan kehadiran lelaki itu.

"Sejak kapan lo ada di situ?" Tanya Atha yang dibalas dengusan oleh Felix.

"Sejak pelantikan presiden Jokowi." Jawabnya ngawur.

"Ada perlu apa?" Tanyanya lagi menutup ponselnya.

"Ada perlu apa?" Ujar Felix kembali menirukan apa yang Atha katakan karena kesal dengan sahabatnya itu.

"Nanti bakalan ada gubernur makan disini."

"Lalu?"

"Masih nanya."

"Gue nggak mau membedakan pelayanan entah siapa pun itu, kasih mereka seperti pelayanan biasanya."

"Lo yakin?" Tanya Felix memastikan yang dijawab Atha dengan anggukan kepala.

"Yakin." Jawaban dari Atha membuat Felix hanya mengangguk meskipun sedikit ragu.

.

.

.

Sedangkan dilain tempat Lea sedang menahan tangisannya agar tidak kembali turun lagi, dirinya sudah sedikit lega setelah melakukan panggilan dengan Atha tadi.

"Lo nggakpapa?" Tanya Sukma yang baru saja masuk ke kamar melihat mata sembab Lea.

"Nggakpapa." Jawab Lea yang dibalas dengan kernyitan kening oleh Sukma karena ia tahu kalau Lea sedang tidak baik-baik saja. Namun ia tidak memaksa jika Lea tidak mau cerita dengannya.

"Perut gue kok agak sakit ya Suk."

"Lo nggak hamil kan?" Tanya Sukma yang dibalas lemparan bantal oleh Lea.

"Ngelakuin aja belum pernah."

"Ya sorry, kalau udah pernah juga nggak dosa." Balas Sukma santai lalu keluar kamar.

Tak lama kemudian Sukma kembali membawa teh hangat ditangannya.

"Nih minum dulu kayaknya ini tanggal datang bulan lo sih." Kata Sukma yang membuat Lea segera melihat kalender di hpnya.

"Iya juga." Gumamnya.

Karena waktu sudah semakin larut akhirnya Lea dan Sukma memilih untuk segera tidur, Lea memejamkan matanya meskipun sebenarnya ia belum mengantuk namun mau bagaimanapun ia harus segera tidur karena besok ia ada kelas pagi.

LDR Atha Lea (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang