"Sayang lihat dasi aku yang biru nggak?"Lea yang sedang sibuk mengupas buah langsung mencuci tangannya kemudian menyusul Atha yang masih mencari dasinya.
"Di sini." Kata Lea sambil membukakan laci kecil yang ada di lemari pakaian mereka.
"Siapa yang kemarin asal naruh di gantungan baju?" Tanya Lea yang dibalas Atha dengan senyuman tanpa dosanya.
Cup
"Makasih istri."
"Sini aku pasangin." Dengan senang hati Atha langsung duduk dan menarik Lea dipangkuannya.
"Ih nanti lecek baju kamu."
"Ngapain emang sampai lecek?" Goda Atha yang tidak ditanggapi oleh Lea.
"Udah rapi."
"Kamu kuliah siang yang?"
"Iya, nanti dua matkul aja habis itu rapat."
"Huh sibuk juga."
"Sarapan dulu yuk."
"Sarapan kamu?"
"Tidak boleh." Kata Lea segera pergi dari hadapan Atha yang membuat Atha tersenyum lalu menyusul istrinya keluar kamar untuk sarapan.
Selesai makan Lea mengantarkan Atha, sopir pribadinya juga sudah datang karena hari ini Atha ada rapat pagi.
"Aku kerja dulu ya sayang." Pamit Atha pada Lea.
"Semangat kerjanya suamiku." Ujar Lea setelah bersalaman dengan Atha.
Namun bukan Atha jika tidak mencium istrinya, ia selalu dibuat gemas dengan segala tingkah Lea. Dimatanya Lea terlihat selalu indah, selalu mempesona, selalu menarik perhatiannya dan selalu membuatnya jatuh cinta.
"Nanti pak Tomo yang nganterin kamu berangkat kuliah yang."
"Pak Tomo balik lagi berarti?"
"Aku nggak ada kegiatan kemana-mana selain ke kantor."
"Yaudah, sana berangkat nanti kena macet."
"Hati-hati dirumah yang."
"Iya."
Setelah keberangkatan Atha, Lea memilih untuk membereskan sisa sarapan mereka lalu mencuci piring bekas sarapan. Setelah itu ia membersihkan dapur dan menyapu rumah.
Ia sengaja meminta Atha agar asisten rumah tangga yang bekerja dirumah mereka hanya datang seminggu dua kali karena ia ingin menikmati masa-masa menjadi seorang istri meskipun Atha tidak sepenuhnya mengijinkan namun Lea tetap saja melakukan pekerjaan rumah selama ia mampu.
.
.
.
Kelas pertama sedikit membuat Lea kuwalahan karena tugas yang diberikan oleh dosen mereka lumayan banyak.
"Mau ngerjain di perpustakaan dulu?" Tanya Silvi yang diangguki oleh Lea.
"Ikutt." Sahut Ratih dan Arum bebarengan.
"Aku juga." Sahut Gwen yang tadi masih sibuk membalas pesan.
"Hayuk deh." Ajak Lea.
Sampai di perpustakaan mereka tidak sengaja bertemu dengan beberapa anak BEM yang juga sedang fokus entah mengerjakan apa.
"Sayang." Panggil Galen pada Gwen yang membuat Lea dan yang lainnya ikut menoleh.
"Eh kamu disini juga." Kaget Gwen yang tak sengaja bertemu pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR Atha Lea (Sequel)
Fiksi RemajaKalau bicara soal LDR pasti banyak orang yang tidak percaya dengan hubungan LDR, sebenarnya LDR itu bukan cuma perihal jarak, bukan cuma soal jauh dan dekat, tapi juga soal banyak rasa. Atha kini harus melanjutkan sekolah perguruan tingginya di Luar...