Atha langsung berlari menuju ke dalam rumah sakit dengan menggendong Lea, beruntungnya ada dua suster yang langsung mengambil Lea untuk di taruh di ranjang dan langsung menuju ke ruang UGD.
Atha langsung duduk di depan UGD menunggu bagaimana kabar selanjutnya keadaan sang istri tercinta, ia hanya berharap semoga istrinya baik-baik saja tidak ada luka parah.
"Dengan keluarga pasien?"
"Saya dok."
"Pasien hanya mengalami luka ringan, nanti kalau keadaannya sudah stabil pasien bisa dibawa pulang kembali pak, mas?"
"Mas saja." Jawab Atha pada dokter tersebut yang bingung akan memanggil Atha dengan sebutan apa karena penampilannya yang formal namun masih terlihat sangat muda.
"Yasudah saya permisi dulu, nanti akan ada suster yang akan membantu masnya untuk keperluan pasien."
"Terimakasih dok." Atha langsung berlalu pergi untuk melihat keadaan Lea membuat dokter perempuan muda yang menangani Lea sampai terbengong dengan tingkah Atha.
"Perempuan yang beruntung." Gumam dokter itu sebelum pergi untuk melanjutkan tugas mulianya.
Atha mengusap pelan kening Lea dan kedua mata cantiknya yang masih setia tertutup.
"Hai cantik, betah banget tidurnya." Ujar Atha pada Lea membuat suster yang tadinya akan pergi keluar ruangan berhenti sebentar.
"It turns out I was more afraid of you leaving me." Sambung Atha yang membuat suster tadi tidak dapat untuk menahan senyumannya lagi lalu keluar dari ruang rawat Lea.
"Ternyata ngelihat pasien gue di cintai dengan hebat oleh pasangannya udah ngebuat gue bahagia meskipun gue nggak pernah dicintai sampai segitunya." Gumam suster tadi di dalam hatinya.
"Halo Suk."
"Hallo, lo sama Lea nggak?"
"Iya."
"Oh syukurlah perasaan gue nggak enak dari tadi."
Atha menghentikan usapannya pada rambut Lea sebelum menjawab kembali panggilan dari Sukma.
"Lea lagi di rumah sakit."
"Owh dirumah sakit..... APA? LEA KENAPA?"
Atha menjauhkan ponsel Lea mendengar teriakan Sukma yang begitu melengking.
"Tadi kesrempet, tapi nggak kenapa-napa lo tenang aja."
"Beneran nggakpapa kan Tha?" Tanya Sukma memastikan karena ia masih saja khawatir meskipun Atha sudah bilang kalau Lea baik-baik saja.
"Iya aman, lo istirahat aja biar Lea gue yang urus."
"Yaudah deh, kalo perlu bantuan ngabarin gue aja."
"Iya, lo nggak usah bilang ke yang lainnya biar mereka nggak khawatir."
"Iya aman."
Atha mematikan sambungan telepon Sukma lalu merebahkan kepalanya di ranjang sambil memegang tangan Lea menunggu istri tercintanya itu mau membuka matanya.
Lea membuka matanya saat jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari, ia melihat Atha yang tertidur sambil duduk di kursi dan kepalanya yang ia letakkan di ranjang sambil menggenggam tangan Lea.
"Pasti pegel ya." Gumam Lea sambil mengamati wajah Atha yang terlihat sangat lelah.
Karena usapan dari Lea akhirnya Atha terbangun dari tidurnya, lelaki itu belum sadar jika Lea sudah bangun.
"Kamu dah bangun?" Tanya Atha yang baru sadar saat ia merubah posisinya menjadi duduk.
"Sudah."
"Ada yang sakit lagi yang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
LDR Atha Lea (Sequel)
Teen FictionKalau bicara soal LDR pasti banyak orang yang tidak percaya dengan hubungan LDR, sebenarnya LDR itu bukan cuma perihal jarak, bukan cuma soal jauh dan dekat, tapi juga soal banyak rasa. Atha kini harus melanjutkan sekolah perguruan tingginya di Luar...