|| 12. Luka Dari Ayah ||

901 84 8
                                    

Langit malam kini berganti dengan sinar matahari yang akan terbit sebentar lagi, suasana hati yang sempat terluka semalam kini sudah sedikit lega setelah beberapa jam menangis di bawah air hujan.

Naeun gadis itu sudah pulang jam sebelas malam dari rumah sakit setelah di hantar oleh sunghoon dan gaeun memakai mobil milik sunghoon. Meskipun sudah di tawari untuk menginap di rumah gaeun, Naeun tetap menolak dengan alasan ia belum meminta izin dari orangtuanya.

Sebenarnya bisa saja ia kabur dari rumah, tapi dia tidak ingin di cap sebagai anak durhaka sama papa nya.
Sudah menjadi rutinitas naeun ketika bangun pagi-pagi sekali, ketika subuh tiba naeun sudah terbangun dari tidurnya dan segera mandi kemudian memakai baju santainya sebelum ia berganti pakaian ke kampus.

"Huft.. udara pagi memang segar sekali, oke naeun, lupakan yang kemarin dan lalui hari ini dengan cara yang baik" gumamnya tersenyum menatap pemandangan indah dari kaca kamarnya.

Melangkah menuruni tangga menuju dapur, naeun mulai mengeluarkan bahan-bahan masakan dari kulkas, pagi ini ia mencoba untuk bikin nasi goreng spesial untuk ayah, mama dan jinsol sarapan. Beberapa jam kemudian perlahan mereka datang ke meja makan di sana sudah tersaji nasi goreng spesial buatan naeun.

"Selamat pagi ayah, mama, kak jinsol" sapanya tersenyum, meskipun di balas dengan muka datar dan tatapan tajam.

Naeun berdiri di sebelah meja makan dan memperhatikan mereka yang sudah duduk dengan memperhatikan sarapan pagi mereka.

"Aku buatin nasi goreng spesial untuk kalian sarapan, aku jamin kalian pasti akan sangat suka" ucapnya.

"Cih, percaya diri sekali" sindir jinsol sinis.

Ketika satu persatu dari mereka mulai menyuapi nasi goreng itu ke mulut dan mengunyahnya, Naeun dengan perasaan berharap agar masakannya di puji pun menunggu dengan cemas. Sampai akhirnya..

"Cihh... Nasi apaan ini?! Menjijikan sekali rasanya!" Sarkas jinsol.

"Yaa! Kamu ingin meracuni kami naeun hah!! Ini asin banget!!" Bentak seulgi meraih tissue.

"Asin ma? Tapi tadi aku sudah mencicipinya kok, dan rasanya pas tidak asin" ucap naeun.

"Apa katamu? Rasanya pas? Kalo gitu coba saja sendiri!!" Sarkas jinsol. Lantas Naeun mengambil sendok dan memakannya sesuap.

"Ini pas kok rasanya, tidak ada yang salah" ucap Naeun sekali lagi. Lalu pandangannya tertuju kepada sang ayah yang terdiam.

"Ayah, ini nasi goreng yang sering aku buat untuk ayah, rasanya tetap sama kan yah? Ayah suka kan?" Tanyanya.

"Buruk, masakan kamu sangat tidak enak, seperti sampah!" mata naeun membelalak mendengar ucapan yang begitu menggores hati kecilnya.

"Tapi ayah, ayah selalu memuji masakan aku, ayah bilang kalo nasi goreng buatan aku rasanya enak seperti nasi goreng buatan mama"

Brak!!

Naeun terperanjat saat taeil mengebrak meja makan lalu berdiri menatap tajam ke arahnya.

"Asal kamu tau naeun, ayah melakukan itu untuk menghibur kamu, kalo kamu ingin ayah berkata jujur oke, ayah akan jujur jika masakan kamu itu buruk, tidak enak dan lebih mirip seperti masakan basi yang harus di buang!" Bentak taeil.

"Ke-kenapa ayah mengatakan hal itu, ayah sudah tidak sayang sama naeun? Kenapa ayah?"

"Kamu bertanya kenapa? Seharusnya kamu mikir kenapa ayah menjadi seperti ini naeun! Itu karena kamu!! Karena kamu yang selalu bikin masalah di sini!!"

"Ayah aku sama sekali tidak pernah membuat masalah, kenapa ayah tidak bisa mempercayai aku sekali saja ayah, aku anak ayah"

"Iyah! Kamu memang anak ayah, tapi asal kamu tau naeun, jinsol meskipun dia kakak tiri kamu, dia jauh lebih baik dari kamu, anak yang selalu mempermalukan ayahnya!"

Dark Is His Life • Yoon JaehyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang