|| 24. Flashback ||

826 87 5
                                    

Sepuluh Tahun Yang Lalu.

Prangg!

Plakk!!

"Kalo kamu tidak percaya sama aku, itu terserah kamu!! Aku juga tidak perduli kalo kamu mau kita bercerai!"

"Hiks... Kamu jahat taeil, kamu begini karena dia kan! Karena wanita jalang itu kan hah!!"

"JAGA OMONGAN KAMU!!"

"Aaaargh!!"

Aku bersembunyi dari balik dinding, Isakku tidak terdengar karena aku menangis dalam diam, anak kecil mana yang tidak merasa takut dan sedih melihat kedua orangtuanya bertengkar hebat bahkan harus melukai salah satunya, haruskah aku melerai mereka? Tapi aku masih anak-anak. Aku tidak mengerti apa permasalahan mereka, tapi aku juga tidak kuat melihat bunda selalu di kasarin oleh ayah.

Aku selalu berharap ini adalah mimpi buruk yang akan segera berakhir, tapi aku salah. Mimpi ini terus berlanjut hingga aku melihat bagaimana ayah menyakiti bunda dengan sadis, tolong hentikan.. aku mohon ayah... Hentikan kasihan bunda hiks... Apakah aku bisa mengatakan itu? Tidak, mulutku terasa kaku hanya untuk sekedar berani berbicara.

Ayah, awalnya aku berpikir ingin seperti ayah yang kuat, ayah adalah cinta pertamaku setelah bunda, tapi kenapa ayah yang membuatku takut dan kecewa untuk pertama kalinya. Bunda, kasihanilah bunda... Aku ingin sekali memeluk bunda yang sudah babak belur duduk di lantai karena perbuatan ayah.

"Jangan asal mengatakan kalo dia wanita jalang!! Dia lebih baik darimu, Yeri!!"

"Lebih baik dariku katamu?! Baik darimana jika dia mau merebut kamu dari aku!! Kamu bilang itu baik hah?!! Kamu bodoh!! Kamu jahat, hiks! Kamu tidak memikirkan perasaan aku taeil!!"

"Hiks... Setidaknya jangan anggap aku tapi tolong.. hiks! Tolong jaga perasaan anak kita taeil, naeun, anak kita berdua hiks!!"

Tangis ku semakin menjadi saat melihat bunda bersimpuh di hadapan ayah, dadaku terasa sesak. Tubuhku lemas melihat bagaimana wanita yang sudah melahirkan aku terlihat tidak baik-baik saja.

"Bangun kamu!!"

"Lepaskan hiks! Rambutku sakit hiks!"

"Ayah hiks, lepaskan bunda hiks! Naeun mohon ayah.. hiks!"

Sungguh, aku tidak bisa menahan diriku untuk terus bersembunyi dibalik dinding, aku berlari dan memeluk kaki bunda sambil menangis, aku bisa melihat jelas wajah bunda yang penuh luka dan tangan ayah yang menjambak rambut bunda.

"Naeun!! Masuk kamar!! Jangan ikut campur urusan ayah sama bunda!!"

"Tidak!! Hiks!! Tidak mau, lepaskan bunda, hiks!"

"Kim Naeun!!"

Brakk!!

"Taeil cukup!!"

Aku menangis semakin kencang, tubuhku terasa sakit akibat terbentur ujung meja. Ya. Ayah mendorongku hingga aku menabrak meja, entah apa yang sedang terjadi sehingga ayah begitu berubah drastis kepada kami, yang jelas aku benar-benar kecewa dengan sikap ayah yang kasar.

"Sayang, kamu tidak apa-apa kan nak.. maafkan bunda sayang, maafkan bunda ya nak, hiks! Ini salah bunda, maafkan bunda sayang" bunda memelukku, dia sangat erat dalam memeluk tubuhku, bisa aku rasakan bajuku basah karena air matanya.

"Bukan salah bunda, hiks! Ayah yang jahat Bun, hiks!"

"Ayah tidak jahat sayang, tidak"

"Ayah jahat!! Naeun benci ayah!! Naeun benci ayah!!"

Dark Is His Life • Yoon JaehyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang