06.

748 52 0
                                    

~Selamat membaca~

Mereka berjalan menuju masjid.

Di teras masjid ada Alby dkk sedang melepas sepatu, Alby dan dkk nya memang sudah biasa dan rutin melaksanakan sholat duha di masjid selebum kekantin.

Ayla dan teman-temannya melewati gerombolan Alby, karna pintu masuk perempuan masjid berada di samping, dan untuk laki-laki ada di depan.

Ayla yang menundukkan kepalanya, dan Salma menatap kearah depan dengan wajah datar dan juteknya, sedangkan bunga malah nengok ke arah Alby dkk.

"Maasya Allah, itu si Ayla kan? kenapa ya dia pake masker? tapi malah tambah Cantik banget anjay,'" ujar Fauzan, menatap Ayla kagum.

"Iya itu Ayla, maasya Allah banget yah..." jawab Aldo sambil menatap Ayla.

Imam yang refleks melihat Ayla di dalam hatinya juga ikut bergumam "maasya Allah" kemudian mengalihkan pandangannya.

Imam di buat bingung dengan perasaan hatinya, ketika melihat Ayla Imam selalu berdebar dan selalu kagum, baginya Ayla itu kalo di pandang selalu menenagkan dan menyejukan hati semua orang yang memandang.

Wanita terbaik itu bukan dia yang paling cantik, tapi wanita terbaik itu apa bila engkau memandang kepada dia, lalu dia menyejukan hatimu.

Imam memegang dadanya "rasa apa ini ya Allah" gumam Imam dalam hati.

"Kenapa dia pake masker Al?" tanya Fauzan kepo.

"Biar mukanya gak ditatap sama mata keranjang Lo!" Sarkas Alby.

"Ck serius..." ujar Fauzan.

"Dia ingin menjaga dirinya dan ingin lebih menutup dirinya, suapa gak di pandang sembarang orang, intinya dia ingin menjaga kemuliaan nya sebagai seorang wanita," jelas Alby.

Imam ternenyum tipis ketika mendengarkan penjelasan Alby, tidak tahu kenapa hatinya senang mendengarkan penjelasan itu.

"Maasya Allah, udah cantik fisiknya, cantik akhalaknya, cantik pula akalnya, nyaris sempurna" ujar Aldo sambil tersenyum.

"Dan Lo Lo pada jaga mata kalian! gak usah memandang adek gw berlebihan! lagian dia bukan mahrom Lo, jangan sampe gw congkel mata Lo pada!" ujar Alby.

"Aellah si babang kulkas posesip amat" ledek Fauzan.

"Iya lah gue kan Abangnya, gue berhak menjaga Adek gue dan gue berhak melarang kalian, hargai Adek gw yang niatnya menjaga diri, hargai dengan menjaga pandangan kalian," tekan Alby.

"Siap babang Al, tapi nggak bisa janji" ujar Fauzan sambil terkekeh pelan.

Plak..

Aldo menampar lengan Fauzan.

"Sakit anjeng!" Ujar Fauzan tidak terima.

"Lu bisa menghargai orang gak sih!" Jawab Aldo kesal.

"Siap Al insya Allah saya usahakan" ujar Aldo.

"Ck, lagian ko adek lo cantik banget" tanya si Fauzan.

"Iya lah orang Abangnya juga ganteng" ujar Alby sambil tersenyum PD.

"Eh dengerin, kami bibit unggul dari seorang Gus Abi Al-ayyubi, yang berkualitas premium pastinya.." ujar Alby agak sombong.

"Sombong amat" ujar Fauzan.

Mereka ingin mengumpat tapi yang dikatakan Alby memang benar keluarga mereka memang perfect semua.

"Sudahlah ayok cepat ambil wudhu terus sholat habis itu kekantin gue udah laper nih" ajak Alby.

Mereka berjalan menuju tempat wudhu.

Ada beberapa murid yang lain juga yang mengambil air wudhu, mencuci tangan, atau cuman membasu mukanya.

Alby, Aldo, dan Fauzan sudah masuk masjid duluan, sedangkan Imam baru mau mengambil wudhu karna tadi sempat ke kamar mandi terlebih dahulu.

Ayla dan teman-temannya Masi di tempat wudhu, biasa lah cewek itu ribet, harus lepas kaos kaki, lepas manset, lepas hijab dan harus naro jarum di tempat yang aman supaya jarum itu gak loncat kemana-mana, kalo udah selesai harus di pake lagi satu per satu jadi wajar kalo cewek itu lama dan ribet, memang sudah kodrat nya.

Ayla sudah selesai mengambil wudhu dan sedang merapikan hijabnya, memakai manset, beserta kaos kaki kembali, dan berbincang-bincang sedikit dengan Bunga.

Imam tidak sengaja melihat muka Ayla yang masih basah karna air wudhu, tanpa sadar, Ayla yang masih fokus mengobrol dengan Bunga, dan Ayla belum memakai maskernya kembali, posisi Ayla pas di lubang dinding.

Imam tidak sengaja melihat muka Ayla yang masih basah karna air wudhu, tanpa sadar, Ayla yang masih fokus mengobrol dengan Bunga, dan Ayla belum memakai maskernya kembali, posisi Ayla pas di lubang dinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Imam bengong sambil senyum dan terkagum-kagum melihat wajah Ayla masih basah karna air wudhu.

"Maasya Allah"

Ayla yang merasa ada yang memperhatikan nya akhirnya ia menyadari, kalo sedari tadi ada yang menatapnya.

Ayla manatap lurus kedepan dan ternyata benar ada yang memperhatikannya sedari tadi, ayla trefleks tiba-tiba tersenyum pada Imam.

Mereka bertatap mata dengan hitungan detik kemudian saling menundukan dan beristigfar satu sama lain.

Ayla mengumpat pada dirinya sendiri, seolah-olah ada yang mengendalikan dirinya "kenapa pakek senyum segala si tadi sama dia, ya ampun Ayla... ya Allah ampuni Ayla ya Allah Ayla gak sengaja kok tadi" ujar Ayla memohon dalam hati, tapi hatinya berdebar-debar setelah kejadian tadi.

Gimana si rasanya di senyumin sama crush sendiri pasti jantung hati ginjalnya tidak aman bukan? seketika JJ rimex, begitulah dengan perasaanya Imam, wkwk (author).

Disisi lain perasaan Imam campur aduk, badan Imam kaku setelah dapat senyuman dari Ayla,
"Maasya Allah nikmat mana lagi yang kau dustakan, tapi astagfirullah tadi kok jadi tatap-tatapan, maafkan hamba ya Allah" ujar Imam.

Imam bergegas untuk menyusul teman-menanya kedalam.

"La, lu senyum sama siapa?" Bunga yang menatap ke arah Ayla senyum
"Gak ada siapa-siapa? ih hati-hati La jangan sering ngelamun nanti lu kesambet," ujar Bunga.

"Enak aja, tadi ada anak SD wudhu aku liatnya lucu aja si dia pinter, yaudah yok udah selesaikan?"

"Udah yok" ujar Bunga, mereka bergegas kedalam masjid untuk menunaikan sholat duha

"Lu abis ngapain si mam lama banget, lu tapa di sana?" tanya Fauzan, mereka menunggu Imam untuk menunaikan sholat duha, karna mereka ingin berjama'ah.

"Habis dari WC tadi, maaf nunggu lama"

Mereka sholat berjama'ah kali ini giliran Imam yang menjadi Imam sholat, mereka selalu bergilir.

Merka menunaikan sholat duha dengan khusu begitupun dengan Ayla.

Sisi Lain dari GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang