04.

835 52 0
                                    

~Selamat membaca~

Setelah menunaikan sholat magrib dan isya Ayla berdiam diri di kamarnya tanpa melakukan apa-apa.

"Ya Allah gabut baget, gak ada yang harus di kerjain lagi," celotehnya.

••••••••

Abi dan Aisyah sedang duduk sambil berbincang santay di ruang keluarga Aisyah yang lagi nonton tv dan Abi fokus dengan berkas-berkasnya.

"Sayang aku harus kepesantren sekarang, ada berkas yang kelinggalan disana," ujar Abi pada sang istri.

"Gak bisa suruh orang buat anterin aja mas?" tanya Aisyah.

"Nggak papa sayang aku aja yang kesana sekalian ngecek keadaan pesantren," ujar Abi.

"Oh yasudah kalo gitu," jawab Aisyah kemudian fokus kembali ke layar tv nya.

Abi duduk di samping istri tercintanya sambil merangkul bahu Aisyah, Abi berniat menggoda istri cantiknya itu.

"Jangan takut kangen sayang...sebentar doang kok," ujar Abi menaik turunkan alisnya sambil tersenyum menggoda.

"Ih.. apaan sih mas, kamu ini udah tua juga," ujar Aisyah, suaminya ini memang ada-ada saja.

"Aku ini nggak tua sayang, tapi lelaki matang, namun tetap tampan," ujarnya bangga.

Alby menuruni anak tangga, pemandangan yang pertama kali ia lihat pemandangan yang tidak mengenakan mata.

"Ck, tidak tau tempat," ucap Alby datar.

Alby duduk di sebelah sang uma, posisi Aisyah yang di dihimpit oleh ke dua manusia tampan dan sok cool, yang aslinya manja seperti bayi, Alby mengubah posisinya menghadap Aisyah.

"Uma Al kangen di peluk uma, kangen manja-manja sama uma, sekarang Al jarang manja-manja sama uma loh, uma nggak kangen?" rengek Alby pada sang Uma.

Aisyah yang mendengar rengekan putranya itu, Aisyah tersenyum gemes. "Utututu anak Uma kangen di peluk Uma nak? sini sayang peluk Uma ganteng sini?" Aisyah yang membuka kedua tangannya siap menerima tubuh putra tamfannya itu.

Alby tersenyum, dengan senag hati, ia masuk ke dalam pelukan hangat sang Uma, tempat pulang yang sebenarnya adalah pelukan yang tulus dari seorang ibu.

Aisyah merasakan dipeluk erat oleh anak sulungnya Aisyah mengelus kepala Alby. "Uma juga kangen sama anak Uma yang satu ini, sekarang sudah besar yaa nak," ujar Aisyah sambil mencium pelipis Alby.

Ini bukan sosok seorang Alby, Alby yang katanya dingin, kulkas berjalan, kulkas 1000 pintu, berwibawa, tapi kalo dirumahnya sikap dan sifat Alby berubah 9999% berbanding terbalik, Alby akan menjadi sosok yang manja seperti bayi, jail, dan juga humoris, lebih mengeluarkan banyak ekspresi, tetapi kalo di luar wajah Alby datar 11-12 seperti triplek bagunan namun tetap tampan dan mempesona.

Abi yang melihat interaksi antara ibu dan anak itu ia merasa panas, Abi menatap putranya sinis.

Abi berusaha memisahkan pelukan ibu dan anak itu kemudian Abi memeluk istrinya.

"Ini punya Abah bang, dan cuman punya Abah, Abang gak boleh peluk-peluk istri Abah, kalo Abang mau sana cari istri makannya biar bisa pelukan" ujar Abi sambil memeluk istrinya.

"Ini juga umanya Al bah.. jadi Al juga boleh peluk cium sepuasnya" Alby membela dirinya.

"Uma kamu itu istri Abah, jadi cuman Abah yang boleh peluk sama cium uma, kalo nggak ada Abah kamu juga nggak ada disini," jawab Abi tidak mau kalah.

Alby menatap abahnya dengan tatapan datar "uummmaaaaa" rengek Alby meminta pembelaan dari sang Uma.

Aisyah yang direbutkan oleh kedua bayinya itu terkekeh melihat ekspresi Alby. "Sudahlah mas kamu ini, Sanah katanya mau ngecek pondok keburu terlalu malam," ujar Aisyah.

Sisi Lain dari GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang