~Selamat membaca~
Imam sudah mandatangani semua persyaratan. Kini ia berjalan di koridor rumah sakit menuju ruangan Ayla.
Ia berlari tergesa-gesa ketika melihat Ayla keluar dari ruangan dengan brankarnya.
"Sayang, ya Allah sayang" panggil Imam yang melihat Ayla sudah sadarkan diri dan meringis kesakitan
"Abang" panggil Ayla lirih.
"Iya sayang? Abang disini, untuk kamu dan untuk anak kita" air mata benar-benar membasahi pipinya.
"Sayang..." Imam menunduk, lalu ia memberikan kecupan singkat di kening Ayla.
Cup.
"Ayo dok lakukan yang terbaik untuk istri saya"
"Baik kami akan melakukan yang terbaik untuk istri bapak" Dokter dan para perawat membawa Ayla ke ruang tindakan. Sementara Imam, ia berbalik menghadap abi Malik dan Abah Abi.
Abi menepuk pundak Imam menantunya "temani istrimu nak, semangati lah ia, yakinkan kalo semuanya akan baik-baik saja"
"Jangan lupa di setiap tindakan kamu harus membaca doa Imam, tenang saja kami disini tidak akan berhenti berdoa" ujar Abi Malik.
Imam mengangguk dan tersenyum "iya bah, Abi terimakasih. Imam mohon doa restunya untuk kelancaran operasi istri Imam" Imam mencium punggung tangan Abi uminya dan tidak lupa mertuanya.
Kini Imam sudah berada di ruangan tindakan persalinan, dokter dan para perawat bersiapa untuk melakukan operasi Caesar persalinan Ayla.
"Bismillahirrahmanirrahim, operasi Caesar akan kami mulai, doanya semoga lancar dan berhasil" ujar dokter Balqis.
"Aamiin" semuanya dengan khusyu
Ayla sudah di bius. Bius regional Serupa bius anesti spinal. Bius ini bertujuan agar calon ibu tidak merasakan sensasi nyeri dari pinggang ke bawah, namun Ayla masih dalam keadaan sadar sehingga nanti bisa melihat jagoan kecilnya lahir.
"Sayang apa yang di rasain? Sakit sayang hm?"
Ayla tersenyum menggenggam tangan Imam "aku baik-baik aja Abang"
"sungguh sayang?"
Ayla mengangguk "Abang tenang aja, aku nggak pernah takut untuk melahirkan, aku nggak pernah takut mempertaruhkan nyawaku demi memberi Abang gelar seorang ayah"
Imam begitu terharu mendengar penuturan Ayla, Imam mencium berkali-kali pucuk kepala Ayla.
"Ukhubbuki Fillah sayang. Sungguh, kamu adalah perempuan terbaik dan terhebat yang Abang miliki, kita jaga kita didik anak kita sama-sama ya sayang" Ayla mengangguk seraya tersenyum teduh.
"wa uhibbuka Fillah Abang"
Tangan Imam dan Ayla saling menggenggam begitu eratnya. Wajah Imam sangat dekat dengan wajah Ayla. Setiap hembusan keduanya sama-sama bisa merasakan, sementara tangan Imam yang lain tak berhenti mengulur tasbih dan lisannya terus melafalkan dzikir.
"Hasbullah wa ni'mal wakilu'alallahi tawakkalna" lirih Imam tepat di sisi wajah Ayla.
Dzikir adalah sebaik-baik penenang dalam setiap kondisi apapun. Dzikir yang di lantunkan Imam mempunyai makna bahwa, dia berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Iya yakin bahwa Allah adalah sebaik-baiknya pelindung dan bisa memberikan keselamatan untuk istri dan calon anaknya.
____________
Sementara di luar
Keluarga besar dari Abi tergesa-gesa lari menuju ruangan. Mereka sudah di beri tahu oleh umi Maryam, namun keluarganya belum lengkap karna keluarga Habibi tinggal di Mesir. Dan mereka masih berada di perjalanan
"Abah-abah, gimana adek bah?" Tanya Abiyan sangat panik
"Ya Allah Bi, Syah gimna anakku?" Tanya para orang tua.
Abiyan bergegas ingin memasuki ruangan operasi Ayla.
"Biyan!! Jangan" cegah para orang tua.
Hasan menahan tangan Abiyan yang ingin memasuki ruangan.
"Biarin Biyan masuk Bi, kasian adek sedang kesakitan di dalem" sarkas Abiyan, ia meneteskan air matanya.
"Sudah Biyan kamu tenang saja. Di dalem adek sudah di temati Imam" ujar Abi.
Abiyan memijit pelipisnya ia khawatir dengan adek kesayangannya, begitupun dengan yang lain.
"Kalian jangan putus berdoa insya Allah adek akan baik-baik saja" tutur umi Maryam.
"Adek pindahkan rasa sakit kamu ke Abang sayang, Abang nggak mau kamu merasa kesakitan" lirih Abiyan tidak terdengar oleh siapapun.
Setelah beberapa saat lamanya berjuang. Dokter dan para perawat berjuang untuk kelahirannya, Ayla dan Imam saling menguatkan satu sama lain dan tak henti berdoa. Akhirnya.....
Oeee..Oeee..Oee...
"Maasya allah, pangeran kecil Imam dan Ayla sudah lahir. Laki-laki, sehat, normal, sempurna, dan sangat tampan. Hidungnya mancung seperti Abi nya, mata yang hitam kecoklatan bulu mata yang lentik, mata yang sangat teduh seperti uminya" Dokter Balqis membawa baby itu supaya Ayla dan Imam bisa melihat pangeran kecil mereka.
"Alhamdulillah ya Allah, Allahu Akbar" Imam mendongakkan wajahnya, menatap Bayi mungil dengan tangisan kecilnya, air mata sudah lolos dari netranya, seketika itu Imam bersujud.
Begitupun dengan Ayla perempuan itu menangis haru penuh kebahagiaan. Akhirnya perjuangannya mengandung selama sembilan bulan dengan segala suka dukanya kini berakhir dengan kelahiran bayi laki-laki nan tampan itu.
"Abi, Umi adek pake baju dulu ya. Nanti adek mau di peluk Abi dan Umi" ujar dokter Balqis menirukan suara bayi. Ayla dan Imam mengangguk dengan senyum penuh bahagia.
"Sayang terimakasih. Terimakasih sudah berjuang sampai titik ini. Sekarang kita sudah menjadi Abi dan Umi untuk pangeran kecil kita, terimakasih sayangku, cintaku, Sholehahku, cantikku" Imam mencium kening Ayla berulang kali.
Beberapa saat kemudian perawat datang dan memberikan pangeran kecil itu pada Ayla untuk proses IMD setelah selesai, Imam menggendong pangeran kecilnya untuk di adzankan. Rasa sakit di perut Ayla seketika hilang saat melihat pangeran kecilnya
"Allahu Akbar.... Allahu Akbar..." Imam mengadzani nya dengan khusyu, bahkan Ayla yang mendengar di buat menangis haru melihat kebahagiaan seorang ayah mengadzani putra pertamanya.
"Sayang pangeran kecil kita sudah lahir"
"Welcome to the world baby A. Jadi anak Sholeh, hafidz Qur'an, dan jadi anak yang baik ya nak"
"Aamiin"
"Pangeran kecil kita ganteng ya bang, Alhamdulillah" Ayla terkekeh.
"Bibit unggulnya siapa dulu, bibit unggulnya Imam Zayyed Al-arsyah gitu loh, ya nak"
"iya-iya si paling bibit unggul" balas Ayla "tapi ada yang mirip aku nggak bang?"
Imam mengamati baby A sekilas "Ada matanya mirip kamu sayang sama senyumnya juga manis kayak uminya, tapi lebih manis uminya sih"
"Gombal"
"Serius sayang"
"Eh liat ini sayang, lidahnya melet-melet kaya kamu waktu lagi mimpi makan eskrim" Imam terkekeh.
"Ih, Abang apaansih" Ayla malu.
"Becanda sayang, pengeran kecil kita haus"
"Sini biar aku kasih minum" Ayla merentangkan tangannya.
"Aduh ini gimana cara ngasihnya ke kamu, tangan Abang tremor takut kenapa-napa adeknya" dokter Balqis menghampiri mereka.
"Sini saya bantu, nanti belajar gendong dedek ya Abi, kalo umi terus yang gendong kasian dong nanti uminya capek" ujar dokter Balqis menirukan suara anak kecil.
"Heheh. Siap dok, jangankan gendong anaknya, gendong uminya aja saya bisa" ketiganya terkekeh.
Lanjut 👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Lain dari Gus
Teen Fiction~BIASAKAN FOLOW DULU SEBELUM MEMBACA YA MANTEMAN~🙏 "Sana kamu pulang, ngapain Masi disini, disini udah gak Nerima tamu ya mon maap" bicara Ayla pada anjing itu 'goog goog goog' Pemilik anjing itu akhirnya datang dan menarik anjingnya "Maaf ya...