40.

613 32 4
                                    

~selamat membaca~


Ayla menubruk tubuh kekar Abi dan memeluknya erat.

"Adek baik-baik disini ya sayang inget pesen Abah," ujar Abi.

Cup
Cup
Cup

Abi mencium kedua pipi dan kening Ayla.

Aisyah tak kuasa menahan tangisnnya, kemudian memeluk Ayla erat.

Ayla menggusap air mata Aisyah "Umma jangan sedih, adek janji kok bakal sering-sering kunjungi umma," lirih Ayla.

"Iya sayang kamu sehat-sehat disini ya nak..," ujar Aisyah kemudia tersenyum di balik cadarnya.

"Sudah sayang yuk," ujar Abi kemudian menarik lembut tangan Aisyah.

"Assalamualaikum," salam mereka kemudian melenggang pergi dari hadapan Ayla dan imam.

Kini giliran umi sakinah dan Abi malik.

Umi sakinah memeluk menantu satu-satunya itu. "Mam jagain menantu umi, awas kamu bikin dia nagis!," Ujar umi sakinah ketus.

"Iya mii imam janji bakal jagain menantu kesayangan umi," jawab imam.

"Akur-akur ya sayang," ujar umi sakinah sambil mengelus kepala Ayla.

Ayla menganggukan kepalannya dan mencium punggung tangan umi sakinah.

"Inget boy, jangan sampe ke bablasan, kalian masih sekolah," ujar Abi Malik, dan tersenyum menggoda pada imam.

"Banyakin istigfar nya, jangan sampe terbawa nafsu," timpal Abi nya lagi.

Imam yang tau maksud dan arah pembicaraan abinya itu "Insya Allah kalo kuat," ceplos imam dengan muka lempengnya.

Umi sakinah dan Abi malik terkekeh pelan mendengarkannya, "putra kebanggaan Abi sudah besar ya mi," monolog kyai Malik.

"Sudah yuk bi, yasudah ya sayang kami pulang dulu, assalamualaikum," ujar mereka kemudia melengang pergi dari sana.

__________________

Setelah para keluarga meninggalkan rumah kediaman Imay.

Kini ke adaan mereka mulai canggung kembali .

Udara semakin memanas, grogi, nerfes dll.

Hening.

Panas.

Lirik-lirikan.

Buang muka.

Saling tatap.

Buang muka.

Nunduk.

"ay," tiba-tiba imam memanggil.

"I-iya?," Jawab Ayla grogi.

"Kenapa kok grogi gitu?," Ujar imam kamudian terkekeh kecil.

"Eh n-nggak papa kok," jawab Ayla.

"Yaudah yuk masuk,"

Kemudian imam merangkul bahu Ayla memasuki rumahnya.

"Ih kok pipinya merah?, Kenapa hm?," Ayla terburu-buru menunduk dan menutup pipinya dengan kedua telapak tanganya.

"Lucu," ujar imam sambil tersenyum.
"ay," panggil imam lagi.

"K-kenapa?,"

"Abang boleh gak pegang pipi kamu?, Sebentar aja kok,"

"JANGAN!," ujar Ayla menjauh dari imam.

"Sebentar saja Humairah.. boleh ya..," bujuk imam.

"Nggak!, Pipiku kasar, banyak bruntusan sama jerawatnya!,"

Sisi Lain dari GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang