44.

615 33 11
                                    

~Selamat membaca~

Dengkuran nafas Imam sudah mulai teratur Ayla perlahan-lahan meleraikan pelukan Imam yang tangannya melingkar di perutnya, Ayla bangun dari samping Imam, dan bergegas keluar kamar mencari bi Muna untuk membantunya.

Ayla menuruni anak tangga, ia melihat bi muna yang sedang menyirami tanaman di teras samping rumah.

"Bi sini biar Ayla aja, bibi makan aja dulu, pasti belum makan kan?, Baru dateng kok langsung beberes,"

"Eh.. ya nggak apa-apa atuh Ning kan ini mah emang tugas bibi, yang ada Ning aja yang makan kan baru pulang sekolah pasti belum makan,"

_______________

~Di sisi lain~

Imam perlahan-lahan membuka matanya menyesuaikan cahaya lampu.

Iya meraba tempat sampingnya, ia merasa kehilangan sesuatu, kemudian ia menengok ke arah samping, ternyata istri cantiknya tidak ada disebelahnya.

Imam Bagun dari tidurnya kemudian mencari Ayla di setiap sudut kamar.

"Ay.." panggil Imam pelan

"Humairah.. kamu dimana sayang..."

Imam tidak menemukan Ayla di WC maupun walk in closet, Imam bergegas keluar dari kamarnya.

"SAYANG KAMU DIMANA!" teriak Imam menuruni anak tangga.

Ayla dan bi Muna mengalihkan perhatian-nya ke arah sumber suara.

"Tuh.. Ning di cariin sama bangsu," bi muna tersenyum meledek sambil menaik turunkan alisnya.

"Bangsu siapa bi?"

"Bang suami," bi muna terkekeh pelan.

"Ah bibi bisa aja,"

Ayla tersenyum malu pada bi Muna, kemudian ia menghampiri Imam.

"Loh Abang kok bangun?"

"Sayang kok kamu ninggalin Abang sih..." ujar Imam merajuk.

"Ya Allah Abang, aku nggak kemana-mana, aku cuman pengen bantu bi Muna, jangan marah dong..."

Imam memeluk Ayla dari belakang kemudia menduselkan mukannya di lekuk leher Ayla yang tertutupi oleh jilbab.

"Abang ih lepas, malu tau ada bi muna.." Ayla memberontak.

Imam melepaskan pelukan-nya, ia lupa kalo ada orang lain di rumahnya.

"Sanah gih ganti dulu bajunya... Habis itu makan,"

"Iya sayang, iya..."

Imam menaiki anak tangga menuju kamarnya, kemudian Ayla menyiapkan makanan untuk dia dan Imam.

•••••••••

Kini mereka berdua sedang santai di sofa ruang tv, Imam yang berbaring di paha Ayla dan ia menduselkan wajahnya di perut rata Ayla, sedangkan Ayla fokus ke layar tv yang menayangkan master csyef.

"Ay"

"Hm?" Jawab Ayla tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar tv.

"Abi pernah nanya sama Abang, mau punya anak berapa,"

Ayla yang awalnya fokus dengan layar tv nya kini perhatiannya mengalih pada Imam.

Sisi Lain dari GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang