51.

437 23 7
                                    

~Selamat membaca~

Setelah melaksanakan sholat Dzuhur berjama'ah dan makan siang bersama, kini ke empat pemuda itu saling sharing kesibukan mereka selama di kotanya masing-masing.

Sambil di sandingi satu toples kacang asin yang kini sudah ludes di makan oleh mereka yang tengah duduk di taman belakang rumah sambil di selingi oleh bersenda gurau.

"Kulit kacang kenapa dua kali lipat lebih banyak yah dari pada isinya?" Ujar Fauzan.

"Kalo lebih sedikit mana mungkin bisa nutup aurat" tutur Alby.

"Betul juga ya kacang aja mampu menjaga aurat masa wanita yang ngakunya muslimah nggak bisa. Maaf sedikit demi sedikit juga baik kok namanya belajar jadi lebih baik pasti butuh proses" ujar Fauzan yang mulutnya di menye-menyekan.

"Ngomong sama siapa Lo?" Aldo mengernyit.

"SAMA KACANG!" sarkas Fauzan.

"Jaman sekarang buka aurat bukan lagi jadi aib, justru jaman sekarang buka aurat itu suatu hal yang lumrah, mereka merasa bangga denga membuka auratnya dan sudah biasa di masyarakat kita," tutur Alby

"Sadar gak sih cewek-cewek sekarang tambah mempesona. Aura mereka kuat banget keluar," tutur Fauzan.

"Maka Dari itu kita sebagai laki-laki harus pandai menjaga pandangan terhadap lawan jenis. Terkadang perempuan memang selalu di salahkan sebab tak pandai menjaga diri, padahal mereka tak sepenuhnya salah. Kita sebagai laki-laki harus lebih kuat mengontrol fikirin dan nafsu"

"Jangan sampai mereka berfikir bahwa semua laki-laki itu sama saja. Jangan sampai mereka berfikir bahwa laki-laki hanya ingin tubuh mereka hanya untuk kepuasan semata, NO! Sebagian dari laki-laki mempunyai niat murni untuk menjaga dan melindungi wanitanya. Insyaallah laki-laki baik-baik masih tersedia diluar sana" nasehat Imam.

"Walaupun gue belum bisa jadi versi yang terbaik, setidaknya gue mampu menjaga pandangan dari akhwat, Alhamdulillah sampai sekarang gue masih mampu menjaga itu" ujar Fauzan.

"Memang ada benarnya. Awal dari mata lalu menjalar ke fikiran sampe turun ke perasaan. Mungkin mereka yang gak bisa nahan langsung deketin si incaran dengan iming-iming berjuang. Terkadang perempuan lemah jika dihadapi dengan hal ini, dia harus mampu membedakan. Mana laki-laki yang berjuang untuk mendapatkan kecantikan dan tubuhnya dan mana laki-laki yang berjuang untuk mendapatkan ketulusan cintanya" Fauzan tersenyum samar.

"Ekhem! Gila sih gue, bijak banget buat kata-katanya. ASEKK CEPAT CATAT!"

"Budak gelo!" Aldo mendelik.

"Lo bisa gak si gak usah merusak suasana alim yang lagi ada" sarkas Fauzan.

"Gak bisa Zan, gue terlahir sebagai perusak bukan penyempurna kecuali buat jodoh gue"

"cih, kasian jodoh Lo" ujar Fauzan menggeleng pelan.

"Kenapa kasian?" Aldo mengernyit.

"Dia harus berhadapan dengan manusia yang tingkat IQ nya di bawah rata-rata " Fauzan tersenyum sinis.

"SEMBARANGAN! IQ gue lebih dari delapan puluh!" Aldo ngegas.

"SUDAH, Lo pada kaya anak kecil kalo ketemu" lerai Alby.

____________________

"Abang mandi, udah sore jangan main hp teruss" ujar Ayla yang sedang menyisir rambut nya sambil menghadap cermin meja rias nya.

"Iya cantikkk" Imam bangun dari duduknya menghampiri Ayla.

Grep

"Astagfirullah!, Abang ih! Bikin kaget aja tau" ujar Ayla kesal.

Imam memeluk tubuh Ayla dari belakang dan meletakan dagunya di pundak Ayla.

Imam melihat kedepan cermin yang memantulkan gambar dirinya dan istri cantiknya disana kemudian ia tersenyum.

"Cantiknya Abang gak boleh cemberut, tuh liat, cantiknya nambah" kemudian Imam mencium pipi Ayla.

Ayla yang tak kuasa menahan salting ia tersenyum malu dan menutup mukanya dengan kedua telapak tangan-nya.

"Loh kok di tutupin, buka dongg Abang mau liat, sini mana muka merahnya hmm?"

"Hisss.. Abang!!!! Sana ih mandi udah sore"

"Iya sayang iyaaa, mmmm gemes banget si istri cantiknya Abang" Imam mencubit pipi Ayla yang semakin hari semakin mengembang itu.

Kemudia Imam berjalan menuju kamar mandi sambil membuka bajunya, tiba-tiba langkahnya berhenti saat ingin memasuki pintu kamar mandi.

"Ay" panggil Imam.

"Dalem Abang"

"Temenin" rengek Imam.

Ayla membelalakkan matanya, "heh jangan mecem-macem ih"

"Nggak macem-macem kok ay, satu macem aja, ayok ay..."

"Aku udah mandi Abang, nanti aja yah"

Imam menekuk wajahnya kemudian memasuki kamar mandi "awas aja kamu nanti malam yah" ujar imam.

Ayla termenung mencerna ucapan dari Imam, "nanti malam? Maksudnya? Ada apa dengan malam ini, bentar-bentar, ini malaamm_____ ini malam Jumat terus kenapa?" monolog Ayla dalam hati.

"Assalamualaikum warahmatullaah
Assalamualaikum warahmatullah"

"Assalamualaikum warahmatullah
Assalamualaikum warahmatullah" salam Ayla sebagai makmum.

Mereka baru saja menyelesaikan kewajiban nya sebagai umat muslim, setelah sholat isya sudah selesai mereka merebahkan tubuhnya di atas ranjang berdampingan.

Imam menghadap Ayla dan memandang wajah nya dari dekat, begitupun dengan Ayla.

"Abang udah sehat?" Tanya Ayla sambil memegang kening Imam untuk memastikan.

"Alhamdulillah udah dongg kan obatnya kamu" imam tersenyum simpul.

"Alhamdulillah" ucap Ayla

"Sayang" panggil Imam.

"Hmm?"

"Boleh nggak kalo Abang minta sekarang?" Ujar Imam dengan hati-hati.




Minta apa nih si Gus😭
Menurut klean minta apaan dah
Kepo ya kepo yaaa
Tungguin part selanjutnya 🤭

Sisi Lain dari GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang