62.

256 13 1
                                    

~Selamat membaca~

Kini Ayla sudah di pindahkan ke ruang rawat, suasana ruang rawat Ayla juga sudah ramai, tak lupa bingkisan untuk baby A juga ternyata rapi di pojok ruangan. Ayla tersenyum, selain ia dan Imam masih banyak yang sayang pada baby A. Buktinya kali ini Ayla dan Imam hanya bersantai di brankar. Sementara baby A ada sama kakek dan para om-om Nya. Walaupun baby A tetep berada di box bayi.

"Gimna Abi, Abah cucunya gantengkan? Siapa dulu abinya" ucap Imam dengan bangga.

"Iya ganteng banget, pokoknya cetakan pertama kamu gak gagal sama sekali" balas Abah Abi.

"Abi juga setuju" ujar Abi Malik.

"Emangnya kue bah pake di cetak segala?" Celetuk Azka, membuat seisi ruangan di penuhi tawa.

"Tuh liat kalian sudah punya ponakan. Terus kalian kapan nyusul? Kamu Biyan umur kamu tu udah cukup mau nunggu apa lagi? Cepet cari calon istri yang terbaik jangan gila kerja terus" omel Afifa ibu dari Abiyan.

Abiyan sangat malas jika sudah di tanya kapan nikah, calon saja dirinya tidak punya.

"Nanti mi" jawab Abiyan singkat.

"Btw, dari tadi mandangin baby A Mulu, emang namanya siapa dah? Jangan bilang cuma A doang" celetuk Azka "Alamat nanti ponakan gue dapat absen paling pertama, kalo ujian duduknya paling depan, di depan meja pengawas lagi. Kasian ege ga bisa nyontek, kalo di suru maju ngerjain tugas sesuai absen dia paling pertama, kasian kan kalo gak bisa" cerocos Azka.

Plak.

Alby menampar lengan Azka "Enak aja lo kalo ngomong, ponakan gue gak bodoh kaya lo" ujar Alby.

Ayla menoleh pada Imam "Kasih tau gih bang" ujarnya di angguki Imam.

"Enak aja, masa iya anak saya namanya cuma A" Imam tak terima.

"Jadi nama pangeran kecil kami. Al-arsyah Atharrayan nadhirrazka"

"Nama panggilannya siapa?" Tanya Abi Malik.

"Athar" jawab Imam. Mereka menganggukan kepalanya.

"Panjang yah? Harapannya semoga hidup Athar diberi panjang umurnya, rezekinya, dan dipenuhi Kebaikan yang berkepanjangan" ujar Imam. 

"Maasyaallah" ucap mereka kompak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Maasyaallah" ucap mereka kompak.

"Anak Abi sekarang sudah jadi seorang ayah" ujar Abi Malik menepuk pundak Imam bangga seraya tersenyum.

"Bagus" ujar Abiyan mengangguk. Kemudian Abiyan mengangkat dan menggendong keponakan kesayangnya itu seraya mencium pipinya.

Beberapa saat Athar langsung di ambil alih oleh Afifah "Sini Biyan umi mau gendong cucu Umi" ujar Afifah yang di sampingnya ada Zara dan Nisa. Mereka sudah menganggap Athar sebagai cucu kandungnya sendiri.

Sisi Lain dari GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang