43.

586 37 6
                                    

~Selamat membaca~

"PAK UWU DATANG WOI CEPAT MASUK KELAS!"

Teriak salah satu siswa saat melihat pak uwu hendak menuju kelasnya. Berjalan beriringan dengan bu ida, sebagian siswa/i yang masih ada di koridor menyoraki mereka berdua.

"CIE PAK UWU LAGI UWU-UWU!"

"Heh! Kalian tidak sopan sekali panggil guru pake nama," ujar pak uwu yang matanya melotot hampir keluar.

Para siswa/i tidak salah, mungkin namanya yang terlalu estetik di area New normal.

"Anjir tu bocah kalo ngomong gak pake lidah," ujar bunga.

Ayla dan Salma terkekeh melihat itu.

"Assalamualaikum," salam pak uwu memasuki kelas X.

"Waalikumsalam," jawab para siswa/i serempak.

"Baik langsung saja, tadi bapak dan ibu guru mengadakan rapat membahas tentang USA, ulangan akan di laksanakan pada Minggu depan, silahkan kalian persiap kan diri dari sekarang, jangan lupa belajar supaya dapat hasil yang memuaskan," ujar pak uwu.

"Baik pak,"

•••••••••••••••••••••

"Assalamualaikum," salam Ayla memasuki rumah. Ia pulang di antar oleh supir keluarga, Ayla menyuruh imam untuk pulang duluan karna ia ada kerja kelompok dengan teman-nya di pesantren.

"Waalikumsalam," jawab wanita paruh baya yang sudah berumur kepala 3 itu.

"Eh, dateng kapan bi?" tanya Ayla.

"Tadi ning habis Zuhur,"

Wanita paruh baya itu biasa di panggil dengan sebutan bi Muna, tukang sapu di pesantren Al-arsyah. Bi Muna ditugaskan setegah hari oleh kyai Malik untuk membantu-bantu di rumah Imay membereskan pekerjaan rumah. Karena tidak mungkin Ayla yang membereskan semuanya di rumah Segede gaban itu, lagi pula kyai Malik dan Abi tidak mungkin tega membiarkan anaknya sendiri, setelah tugasnya selesai bi muna kembali lagi ke pesantren.

Ayla menganggukan kepalanya, "Bang imam udah pulang bi?"

"Sudah ning, tadi pulang-pulang langsung ke atas, mukanya murung banget," ujar bi Muna.

"Ah bibi, nggak usah panggil Ning, Ayla aja atuh,"

"Nggak papa atuh, bibi lebih nyaman panggil Ning, kalo panggil nama nggak sopan,"

"Yaudah kalo gitu Ayla ke atas ya bi,"

"Iya ning silahkan,"

Ayla melenggang pergi ke atas menaiki anak tangga.

Tok tok tok.
Ceklek.

"Assalamualaikum," salam Ayla memasuki kamar.

"Wa'alaikumsalam," jawab imam.

Ayla menaruh tasnya di kursi meja belajar, kemudian ia terkejut ketika ada tangan yang melingkar di perutnya.

"Ay.. Abang kangen.. Abang nggak bisa berlama-lama jauh dari kamu," ujar Imam lesu ia meneggelamkan wajahnya di leher Ayla.

Sisi Lain dari GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang