-8-

41 9 0
                                    

Lanjuuuut yuuuuk ~











***

"APA? JADI KAMU KERJA SAMA DIA?!" Teriakan Arsa mendominasi ruangan saat Yuri baru saja sampai, karena rasa penasaran Arsa yang memuncak rahasia ini pun terbongkar begitu saja. Yuri menjelaskan awalnya pekerjaan ini ia dapatkan hingga kejadian sore tadi saat ia bekerja untuk menemani Sagala bermain bersama Kiyan di taman.

Arsa terlihat frustasi dan menatapnya tidak percaya, bahkan Taehyung tidak bisa membantu banyak. Sedangkan Yuri hanya bisa menunduk, di tengah keheningan itu tiba-tiba Arsamelirik Dhika "Jadi kalian kerjasama buat rahasiain ini dari aku?" Dhika terlihat gelagapan dengan tatapan memohon.

"Aku salah, aku yang harusnya jujur ke kakak. Maafin aku, selama ini aku cari waktu yang pas tapi ternyata keburu kak Arsa introgasi kaya gini" Yuri hanya bisa memberikan tatapan bersalah. Helaan napas keluar dari Arsa, "Gini ya Kang Yuri...." tuhkan, Arsa marah. Setiap kali dirinya mengucap lengkap nama sang adik, sudah pasti emosinya sudah memuncak.

"Kakak gak nyalahin kamu kalau kamu mau nyari pekerjaan yang halal dan bisa buat kamu sibuk, tapi kamu yakin ngambil ini semua? ngurus anak? bahkan kamu di sini pun masih kaya anak-anak yang gak terbayang di otak kakak kalau kamu ngurus anak orang" penjelasan itu cukup membuat Yuri sedih, selama ini Arsa memang terlalu memanjakannya sehingga rasa percaya Arsa mungkin tidak seperti yang Yuri harapkan.

"Sayang, aku yakin Yuri bisa sejauh ini dan dia bakal ngelakuin dengan baik. Bang Sagala gak ada protes apa pun sama kinerja Yuri" tambah Dhika menenangkan sang kekasih. Arsa menatap khawatir, "Aku gak mau dia kenapa-napa, tempat kerja jauh dan dia sendiri udah kehabisan waktu di jalan. Selama ini kita udah jarang makan bareng, aku takut pekerjaannya terlalu berat Dhik" keluhnya.

"Aku bisa buktiin ke kak Arsa dan kak Dhika, selama ini aku nurut ya kak mau ini itu tapi please.... sekarang aku tentuin apa yang mau aku kerjain. Aku juga sayang sama Kiyan, dia lucu dan baik" Yuri kini berjalan meninggalkan Arsa dan Dhika.

"Yuri...!" —"Udah sayang, dia juga pasti lelah biarin Yuri istirahat" Dhika menahan tangan Arsa untuk tidak menyusul.

Satu sisi Yuri menangis, ia pikir Arsa akan bangga mendengarkan kenyataan ini tapi nyatanya Yuri hanyalah anak-anak bagi Arsa. Bahkan Arsa meragukan kemampuan Yuri dalam menjalani pekerjaan ini. Yuri menyalakan kembali lagu-lagu BTS yang terputar di kamarnya setiap malam, meredam emosinya dalam alunan lagu.

***

Pagi hari datang dengan keadaan tangisan Yuri yang sudah mengering, nangis semalam membuat dirinya tidur lebih cepat. Yuri terduduk dan memandangi seisi kamar yang sepi, setelah membuka pintu dan melihat keadaan di luar Yuri yakin Arsa sudah berangkat ke kantor. Suasananya sepi sama seperti keadaan kamarnya.

Yuri pun melangkah menuju toilet untuk membasuh wajahnya dan mengambil secangkir air hangat di dapur. Ia terduduk di sofa untuk melamuni banyak hal yang terputar di otaknya. Hingga lamunan itu buyar saat nada dering di handphonenya berbunyi, dengan cepat Yuri memasuki kamar dan melihat panggilan tersebut dari Dhika.

'Halo kak? kenapa?' terdengar suara Dhika yang menyapanya, sepertinya Dhika berada di kantor karena suasananya terdengar sibuk.

'Yur, kamu gimana keadaannya? semalem aku ngomong sama Arsa. Maaf ya kalian jadi bertengkar, aku gak enak sama keadaan semalem' ucap Dhika di seberang sana. Yuri mengangguk dan kembali berjalan menuju sofa. 'Gak papa kak, udah biasa aku bertengkar kaya gini. Nanti juga reda'

'Tapi kalau ada apa-apa kabarin aku ya? kamu sendiri kerjaan aman kan sama Bang Sagala?' Dhika memastikan, 'Aman, aku udah nyaman sama Kiyan jadi gak masalah sesibuk apa pun itu' terdengar suara Dhika yang masih membicarakan banyak hal. Namun dari semua percakapan itu Yuri memberikan ucapan agar Dhika tenang dan tidak perlu banyak memikirkan keadaannya saat ini, walau Yuri pun tidak yakin apa yang akan terjadi nanti malam jika Arsa kembali ke rumah.

MARRY YOU.  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang