-33-

21 4 0
                                    

***

Saat sampai di rumah, Sagala segera merapihkan seluruh bawaannya dan bergegas memasuki rumah. Entah pikiran apa yang mengganggunya selama di perjalanan, namun sejak ia membawa mobil dan memikirkan tentang rumah ada perasaan tidak enak yang ia rasakan dan itu tidak jelas karena apa. 

Nugi yang melihat tingkah sahabatnya itu pun hanya mengikuti langkah Sagala, lelaki itu menaiki tangga dan mengecek ruang bermain Kiyan. Tidak ada Kiyan dan Yuri di sana, ruangan pun terlihat sangat rapi seolah tidak ada kegiatan. 

"Ga?" panggil Nugi, Sagala berlari ke arah kamar Kiyan dan mendapati Kiyan yang sudah terlelap. 

"Eng— Yuri dimana ya mba?" tanya Sagala pada babysitter yang masih menemani Kiyan tidur. 

Babysitter itu memberikan gelengan kepala dengan wajah bingung, "Kak Yuri belum pulang dari siang pak" mendengar itu Sagala berlari ke arah balkon dan sibuk mencari nomer Yuri. 

Nugi yang masih bingung dengan hal itu hanya bisa menemani Sagala, terlalu banyak yang ingin ia tanyakan namun Nugi sadar bukan saat yang tepat untuk bertanya. Sagala dengan wajah seriusnya terus mencoba melakukan panggilan telepon, selama itu juga tidak ada satu pun panggilan yang terangkat. 

"Shit! Yurissa kemana sih?! " umpat Sagala yang mengusak rambutnya frustasi. 

"Ga, dia balik ke rumah kali?" tanya Nugi, Sagala melirik ke arah Nugi yang juga kini terlihat khawatir. 

Sagala menggeleng, "Gak mungkin dia pulang, kalo pulang pasti izin ke gue" 

Nugi terdiam, memang ada benarnya dengan pikiran Sagala. Yuri tidak mungkin pulang tanpa izin, tapi jika benar begitu sungguh terasa sulit untuk mengetahui keberadaan Yuri dimana. Apalagi saat ini dirinya sulit dihubungi, Sagala pun tidak tau kemana dan dengan siapa Yuri pergi. 

"Lo punya clue gak dia suka pergi kemana?" Sagala menggeleng. 

"Atau dia ada izin ke lo gak hari ini?" Sagala memutarkan pandangannya, berusaha mengingat apa saja yang sudah Yuri katakan padanya. 

— "Dia gak bilang apa-apa, gue beneran gak tau dia kemana" Sagala menghela napas pasrah. 

"Tanya Arsa aja kali? siapa tau dia emang tau Yuri kemana" Nugi kini terduduk dan masih memperhatikan Sagala yang berdiri dengan keputusasaan. 

"Gak, jangan tanya Arsa. Gue yakin dia juga gak tau" Nugi kembali diam. 

Keheningan pun menyelimuti keduanya, hawa dingin malam ini sudah mulai terasa melewati sela-sela tubuh. Memang Sagala sampai di rumah ini belum terlalu malam, sekitar pukul sembilan malam, tetapi perginya Yuri tanpa kabar justru membuat dirinya merasa kalut tanpa tujuan. Yuri belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. 

Tidak lama terdengar panggilan telepon dari seseorang yang membuat Sagala menoleh, Nugi dengan wajah seriusnya mengangkat telepon. Entah siapa yang menjadi lawan bicara itu, namun Sagala bisa melihat raut serius Nugi yang tidak berubah selama pembicaraan di telepon berlangsung. 

Nugi pun menutup teleponnya, "Ga, gue boleh gak izin balik? sakit nyokap gue kambuh" Sagala mengangguk dengan wajah khawatirnya, "Lo ambil libur aja besok, jagain nyokap lo ya" Nugi mengangguk.

— "Maaf ya gue gak bantuin lo nyari Yuri, kabarin gue terus ya!" Sagala mengangguk, "Kabarin gue juga perkembangan nyokap lo ya, titip salam besok gue ke sana jenguk" kedua lelaki itu pun saling memberikan salam untuk perpisahan malam ini. 

***

Sudah beberapa menit Sagala terduduk di balkon rumah, masih memutar otak memikirkan siapa orang yang bisa ia tanyain untuk tau keberadaan Yuri. Sudah semua asisten rumah dan babysitter yang Sagala tanyakan mengenai Yuri, setidaknya Sagala pikir Yuri akan mengatakan kemana dirinya akan pergi. Namun semua tidak ada yang tau, terakhir Yuri hanya mengatakan akan keluar sebentar dan pulang sore. Tetapi sampai pukul setengah sebelas malam, perempuan itu tidak kunjung sampai di rumah. 

MARRY YOU.  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang