Mari kita lanjut sarapan bareng Yuri, Sagala, Arsa dan Dhika
***
Arsa menyiapkan aneka menu sarapan di meja makan, ada french toast, omelette, telur mata sapi, roti panggang dan chicken roasted yang sudah dibumbui semalaman. Dengan dibantu oleh Yuri, semua makanan itu tertata dengan rapi dan siap untuk disantap.
Sagala sendiri sudah memberikan bakery yang ia bawa, sebenarnya niat awal Sagala akan membawa bakery ini untuk Naka. Karena semesta membawanya bertemu dengan Yuri, alhasil bakery ini hadir untuk melengkapi meja makan ini.
"Makasih ya bang bakerynya" ucap Arsa saat memindahkan bakery di piring dan menyimpannya di tengah-tengah meja makan.
"Sama-sama, semoga suka ya Sa" balas Sagala, ada senyuman dari Dhika yang sedikit melirik ke arah Sagala dan kekasihnya Arsa.
Kini semua duduk di meja makan berbentuk persegi panjang, Yuri sendiri makan di sebelah Arsa dan berhadapan dengan Sagala. Semua mengambil makanannya dan mulai menyantapnya, awalnya terasa begitu canggung bagi Yuri yang terus-menerus melirik ke gerak-gerik Arsa.
Yuri hanya ingin memastikan sang kakak, ini pertama kalinya Yuri mengajak seorang lelaki makan bersama semeja dengan Arsa. Walau Sagala bukanlah pasangan Yuri, tapi rasa takut dan penasaran akan terus menghampiri Yuri.
Sesekali Dhika melemparkan 'kode' pada Yuri yang seolah memiliki rasa penasaran yang sama, dengan begitu Yuri cukup terlihat ramai sendiri walau keadaannya terpantau sepi. "Yuri, makan yang bener sayang" celetuk Arsa membuat Yuri membenarkan posisi duduknya, tidak terkecuali pandangan Sagala dan Dhika yang ikut memperhatikan.
"Sorry ya kalau gue ganggu sarapan kalian, tiba-tiba banget ya?" celetuk Sagala yang membuat Yuri dan Dhika saling melirik untuk menunggu respon Arsa.
Arsa menggeleng, "Enggak kok bang, justru bagus kita bisa makan bareng-bareng di sini" senyuman Arsa cukup membuat Yuri curiga, entah ini senyuman tulus atau senyuman bohongan hanya untuk membuat Sagala nyaman namun sebenarnya tidak.
"Bang Saga sendiri gimana kesibukannya akhir-akhir ini?" seketika Yuri menunduk untuk berusaha fokus dengan makanannya, Dhika sendiri hanya terkekeh untuk meluluhkan suasana yang terkesan masih canggung.
"Iya tuh Bang, abis lo konser ada rencana apa lagi?" tambah Dhika.
"Ada konser lagi nanti untuk amal tapi bulan depan sih, paling prepare buat itu sama ngurus label kaya biasa" jelas Sagala
"Oh iya nanti gue bakal kasih tiket juga buat kalian, mungkin nanti kalian ada waktu luang buat dateng" lanjut Sagala, Arsa dan Dhika saling memandang dan ada anggukan kemudian dari keduanya.
"Thank you bang, gue bakal usahain kosongin jadwal buat ke sana, iya kan sayang?" Arsa mengangguk dengan tawanya "Iya pasti kita dateng kok Bang"
— "Kalau Yuri, kerjanya gimana Bang? dia gak banyak buat kesalahan gitu kan?" lanjut Arsa yang membuat wajah Yuri kini kembali menoleh ke empunya suara.
Sagala menatap Yuri sebelum membalas, ada raut tidak nyaman dari Yuri yang bisa Sagala rasakan. "Kerja Yuri bagus kok, dia mau belajar dan semakin ke sini kerjanya makin profesional" penjelasan itu membuat Arsa tersenyum melirik Yuri, sedangkan Yuri menatap Sagala dengan wajah tidak percaya.
"Kiyan juga makin deket sama Yuri, perkembangan belajarnya makin meningkat jauh. Walau Yuri gak ada background sebagai guru tapi dia bisa nempatin diri buat berhadapan sama anak-anak" lanjut Sagala yang tersenyum, seolah membayangkan momen-momen Kiyan dan Yuri yang ia rekam dalam ingatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY YOU. [ON GOING]
FanfictionYurissa Adlina adalah seorang perempuan yang sedang mencari pekerjaan dan mengharapkan kesibukan yang sama seperti teman-temannya ini, justru dihadapkan dengan sosok atasan yang menyebalkan. Lelaki yang sempat menjadi bulan-bulanan amarah Yuri per...