-31-

25 7 0
                                    

***

Yuri tidak menyangka bisa merawat orang sakit seperti Sagala. Selama lelaki itu merasakan lemah dan juga hanya bisa melakukan hal-hal ringan di rumah, selama itu pula Yuri selalu menemukan kejutan di setiap harinya. 

Sebenarnya tidak ada yang begitu besar dan berpengaruh banyak untuk hari-hari Yuri, namun apa yang Sagala lakukan ternyata cukup mempengaruhi sisi perasaan Yuri. Sagala sering kali terasa lebih manja dan senang sekali memberikan senyuman, entah ini hal yang harus Yuri syukuri atau tidak. 

Yuri pun tau Sagala senang menggodanya, membiarkan Yuri merasakan hawa panas di kedua pipinya dan tertawa karena tingkah konyol yang Sagala berikan. Tiga hari melihat Sagala jauh dari pekerjaannya dan hanya menghabiskan waktu luang dengan membaca buku atau pun tidur bersama Kiyan adalah momen yang langka untuk bisa Yuri lihat. 

Setidaknya momen saat Sagala sakit memberikan banyak hikmahnya, terutama waktu luang untuk membangun kedekatan antara Ayah dan anak bisa terjalin lebih erat lagi. Kiyan tetap tidur bersama Sagala walau keadaan tubuh Sagala belum benar-benar pulih. Nugi pun masih sering memberikan update mengenai kerjaan walau tetap tegas tidak memperbolehkan Sagala mengutik apa pun yang masih berhubungan dengan kerjaan. 

"Pak Saga yakin udah kuat buat kerja lagi?" tanya Yuri memandangi lelaki yang sedang sibuk memasukkan laptop ke tasnya. 

Sagala bisa melihat bagaimana wajah Yuri sejak pagi ini sudah terlihat berbeda, rasa khawatir yang ia tunjukkan nyatanya terlalu terlihat sampai ke permukaan. Sagala hanya bisa menahan rasa gemas akan tingkah Yuri yang sudah seperti anak kecil, enggan ditinggal walau hanya untuk bekerja sebentar keluar. 

"Kamu khawatir sama saya ya?" goda Sagala dengan tawanya, Yuri menggeleng cepat dengan mata yang melihat ke arah lain seolah ingin lari dari topik pembicaraan "Enggak, nanti kalo pak Saga sakit lagi saya yang repot! ngurus dua anak-anak" keluh Yuri 

"Saya udah sembuh kok, makasih ya udah ngerawat saya tanpa marah-marah" Sagala mengusak puncak kepala Yuri, membuat sang empunya hanya menatapnya dalam diam. 

"Sekarang udah bisa marah-marah lagi dong, ya?" celetukan polos Yuri membuat Sagala tertawa, hingga matanya membentuk lekungan setengah lingkaran. 

"Boleh, saya udah lama ga denger kamu marah" 

Yuri pun mengangguk, "Yaudah, jangan balik malem ya pak! saya ada sesuatu buat pak Saga, awas lho kalo pulang badannya panas lagi" seluruh celotehan itu keluar dengan lancar bersama mimik wajah yang terlihat galak dan tegas. 

Sagala tidak melawan, ada sisi lain yang membuatnya justru terasa 'hidup' setelah merasakan sakit beberapa hari dan mendapat perlakuan yang sangat baik dari Yuri saat merawat dirinya. Kini perilaku ini lah yang Sagala rindukan, melihat Yuri dengan ucapan tegas dan wajah marah yang serius sering kali menjadi candaan bagi hari-hari Sagala. Ia sangat menyukai perempuan itu. 

Siang ini Yuri dibebas tugaskan karena Sagala sudah memiliki jadwal untuk pergi keluar bersama dengan Nugi, waktu itu pun Yuri gunakan untuk berbelanja. Karena Sagala belum bisa benar-benar pulih dan kembali mengkonsumsi makanan seperti biasanya, Yuri memiliki ide untuk membuat makanan spesial yang akan ia masak sendiri untuk makan malam. 

Bermodalkan video-video tutorial memasak simpel dari sosial media, Yuri rasanya siap dan berani untuk mencoba membuat menu masakan itu. Apalagi hari ini Kiyan pun sedang keasyikan dengan mainan baru yang datang dari paket yang Nugi belikan sejak seminggu lalu, fokus anak itu tidak bisa diganggu. Yuri jadi bisa berpergian kemana pun yang ia ingin tuju di hari ini. 

— Udara dingin di supermarket menjadi salah satu bagian yang Yuri sukai. Bagaimana keadaan saat ini terasa begitu nyaman, tidak banyak pengunjung yang datang. Alunan musik tenang menemani Yuri untuk berkeliling di setiap bagian, mencari segala kebutuhan yang akan ia gunakan untuk menu makan malam sesuai dengan petunjuk dari video. 

MARRY YOU.  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang