***
Pagi ini terasa lebih cerah, hawa dingin memang masih menghampiri namun ada rasa semangat yang beda dari Sagala hari ini. Dirinya terbangun dan siap untuk melihat Kiyan dan Yuri di kamar sebelah. Namun saat dirinya melihat ke kamar tersebut sudah tidak ada lagi kedua orang itu, dengan rasa penasaran Sagala mengecek ruang bermain Kiyan dan tetap tidak ada.
Langkah Sagala berjalan ke beberapa ruangan di lantai dua sampai dirinya berakhir di balkon yang menghadap ke arah halaman, dimana tawa Kiyan terdengar begitu semangat. Ternyata Kiyan dan Yuri tengah berenang dan tawa Kiyan yang kencang itu membuat Yuri ikut tertawa.
Dengan tawa Sagala berlari menuruni tangga dan segera mendatangi kolam renang, suara tepukan tangan Kiyan di air dan tawanya semakin jelas mendominasi pendengaran. "Eh itu ada papi" Yuri menoleh dan membuat perhatian Kiyan teralihkan.
"Pagi semuanya" sapa Segala yang mendekat
"Papiiiii, Kiyan lenang" Sagala mengangguk menanggapi kebahagiaan Kiyan.
"Iya sayang, seneng ya kamu?" Kiyan terus mengangguk dan bermain riang.
Keadaan di halaman belakang sudah seperti keadaan keluarga kecil yang berbahagia, Yuri dan Kiyan yang masih sibuk berenang dan Sagala yang menikmati paginya dengan berjemur di dekat sisi kolam.
"Pak gak mau berenang?" tawar Yuri, Sagala menggeleng "Enggak, mau di sini aja" Yuri mengangguk dan kembali fokus pada Kiyan.
Tidak lama langkah seseorang mendekat "Pagi keluarga cemaraku" ledek Nugi yang melangkah mendekati kolam renang, semua mata pun tertuju padanya.
"Kok udah masuk sih lo?" tanya Sagala, Nugi melepas kacamata hitamnya "Haduh gue juga tadinya gak mau masuk, tapi ada hal urgent nih harus ketemu lo ngurus konser" jelas Nugi
"Hai kak Nugi" sapa Yuri
"Om Ugi!" sapa Kiyan
Nugi menggeleng dengan senyumannya mendekati Kiyan dan Yuri, "Seneng banget gue ngeliat kalian, cocok" celetuknya membuat Sagala sedikit memberikan gestur salah tingkah "Emmm tadi lo bilang konser, maksudnya apa?" pengalihan Sagala pun dimulai.
"Oh itu biasa, ada sponsor yang mau nih jadi gue harus kasih lo proposal mereka" Sagala mengangguk, "Yaudah ayo bahas di atas aja"
"Yuri, Kiyan, kalian jangan lama-lama ya berenangnya nanti masuk angin" ucap Sagala berlalu, "Iya pak" — "Dadah papi" Sagala melambaikan tangannya memasuki langkah Nugi di belakangnya.
"I-itu sumpah lo kaya keluarga kecil Ga, udah lamar Yuri ?" pertanyaan Nugi membuat Sagala tertawa saat keduanya menaiki tangga.
"Jelasin ada apa, perasaan gue baru cuti dua hari kenapa kejutannya wow banget?!" Sagala masih tertawa melihat wajah Nugi di mode kepo seperti ini.
"Nanti deh gue ceritain, lo bahas dulu kerjaannya"
Keduanya pun masuk ke ruang perpustakaan Sagala, di sana Nugi menurunkan proyektor dan membuka file dari sponsor yang dimaksud. Ia juga mulai menjelaskan semuanya termasuk niat dari acara ini yang masuk ke acara amal untuk anak-anak.
Sagala mendengarkan semuanya dengan serius, "Terus kapan acaranya?" Nugi membuka kalender jadwal Sagala "Sebulan lagi, di tanggal ini"
"Mau ambil gak?" Sagala mengangguk, "Ambil dong" keduanya saling tertawa.
Kini Nugi menarik kursinya dan duduk memandangi Sagala, "Kerja kan udah nih, gue mau dengerin cerita lo cepet" Sagala akhirnya membuka kembali memori di hari kemarin, ada garis bahagia di wajahnya jika mengingat semua sampai di titik cerita Raka dan kejadian tadi malam, Sagala sempat terdiam cukup lama dengan raut yang berbeda.
"Ada apa?"
"Gue yakin lo bisa menang Ga, gausah minder pasti si Raka itu gak ada apa-apanya sama lo" lanjut Nugi, Sagala menggeleng dan membuka laptopnya kemudian memberikan pada Nugi.
Pandangan serius Nugi kini teralihkan ke wajah Sagala, "Fuck sih ini" Sagala mengangguk tanpa ucapan.
"Lo gak bales kan?" Sagala menggeleng, "Liat notifnya aja gue shock, gimana mau bales coba" Nugi dan Sagala sama-sama menghela napas.
"Jangan bales, gue gak mau perempuan ini masuk lagi ke hidup lo" Sagala merenung, "Inget, gue dukung lo sama perempuan di bawah. Dia lagi main sama Kiyan" Sagala mengusak kepalanya frustasi.
***
"Dadah anteu alsaaaaaa" sapa Yuri dan Kiyan yang kini menutup panggilan video call dari Arsa. Siang ini memang Arsa baru saja melakukan panggilan video call dengan Yuri dan bertepatan adanya Kiyan membuat keadaan bincang-bincang siang ini terasa ramai.
Yuri bisa merasakan bagaimana Arsa yang sudah bisa membuka dirinya untuk menerima Kiyan dan menjalin kedekatan dengan anak menggemaskan ini. Sagala sendiri mendengarkan dari kamarnya sekilas percakapan dua kakak beradik itu.
"Sore ini kita belanja bulanan ya, temenin saya" seketika Sagala muncul membuat Yuri sedikit terkejut. "Oke, nanti sama Kiyan juga pak?" Sagala mengangguk dan memberikan tos pada sang anak yang masih sibuk bermain.
"Iya, abis Kiyan bobo aja sekalian makan malem di luar"
"Yeeeeeay! makan di luar nih kita sayang" Yuri memberikan semangat hore ala-ala untuk Kiyan dan membuatnya bersemangat.
"Oh iya pak, kak Nugi dimana?"
"Udah balik lagi dia, kan masih cuti" Yuri terkekeh jika mengingat kelakukan Nugi pagi ini, sungguh rindu mendengar celotehannya.
"Sekarang Kiyan bobo dulu ya" ajak Sagala, "ayo yuiii bobo" ajak Kiyan yang membuat Yuri dan Sagala saling pandang.
"Bobonya sama papi sayang" koreksi Yuri
Kiyan menggeleng, "Sama yui juga, Kiyan di tengah" ucapnya polos
Yuri dan Sagala saling berpandangan.
Berkat kegigihan Kiyan, kini Sagala dan Yuri harus mengalah. Demi Kiyan dan keinginannya itu, Sagala dan Yuri yang penuh kecanggungan itu kini berada di kasur yang sama. Kasurnya Sagala yang luas seketika terasa sempit, gerakan dari Sagala terlihat sangat salah tingkah dan kaku sedangkan Yuri hanya bisa menepuk-nepuk bokong Kiyan pelan dengan posisi yang terlihat kurang nyaman.
"Maaf ya, Kiyan banyak mau" celetuk Sagala seketika
"Saya gak tau mintanya dia bakal begini" balas Yuri
"Kalo kamu kurang nyaman saya pergi ya?" Sagala yang mau beranjak pun tertahan dengan tangan kecil Kiyan "Piiii" rengeknya pelan yang membuat Yuri sibuk membenarkan botol susu dan mengelus kening Kiyan agar segera tidur.
"Iya sayang, papi di sini" kedua mata Sagala dan Yuri kembali berpandangan.
Siang ini rasanya sangat panas, perasaan Sagala sangat bergejolak dengan keadaan yang terjadi. Kasur besarnya ini terasa sempit karena pikirannya sendiri yang merasakan canggung. begitu pun dengan Yuri yang hanya bisa melamun memandangi sisi lain kamar Sagala yang luas ini. Tidak pernah terbayang olehnya akan berada di atas kasur atasannya sendiri beserta anak dan atasannya juga.
Lamunan dan keheningan itu membawa lelap bukan hanya untuk kiyan, tetapi juga untuk Yuri dan Sagala. Bagaikan keluarga kecil yang sedang tidur siang, ketiganya benar-benar masuk ke alam mimpi.
Seketika Kiyan sedikit menangis di tengah waktu tidurnya, dengan cekatan Yuri mengelus kepala Kiyan "Ssst... tidur lagi ya sayang" Sagala membuka matanya dan memperhatikan bagaimana Kiyan justru semakin mendekatkan tubuhnya mendekap erat Yuri yang masih setengah mengantuk.
Dalam diam Sagala tersenyum sampai kantuknya kembali menghampiri.
Siang ini menjadi momen yang langka dan terjadi sekali bagi Yuri atau pun Sagala, menemani tidur siang Kiyan tidak pernah seindah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY YOU. [ON GOING]
FanfictionYurissa Adlina adalah seorang perempuan yang sedang mencari pekerjaan dan mengharapkan kesibukan yang sama seperti teman-temannya ini, justru dihadapkan dengan sosok atasan yang menyebalkan. Lelaki yang sempat menjadi bulan-bulanan amarah Yuri per...