Gimana nih perasaan kalian setelah baca part sebelumnya? haha
Kira-kira gimana ya respon Yuri pas bangun? kita baca sekarang yuuuuk!
Enjoy! ⸜(。˃ ᵕ ˂ )⸝♡
***
Pagi yang cerah ini membangunkan Sagala untuk memulai hari dengan berolahraga, dengan seluruh alat-alat yang cukup lengkap di ruang gym tetap tidak membuat Sagala rajin melakukan olahraganya di sana. Ia justru lebih sering melakukan olahraga di balkon sambil menghirup udara pagi yang segar.
Tentu Sagala sudah menyiapkan barbel dan satu liter air mineral untuk menemaninya, tidak lupa handuk dan speaker. Dengan alunan musik yang mendukung, Sagala memulai olahraganya, setelah ia melakukan pemanasan biasanya Kiyan akan datang menghampiri untuk ikut berolahraga atau sekedar sarapan pagi di dekat Sagala.
Tapi untuk kali ini Kiyan terlalu menikmati memakan sarapannya di bawah dekat kolam renang bersama babysitter, sedangkan Yuri? perempuan itu masih berada di kamarnya yang entah sudah bangun atau tidak.
Sagala kini sibuk dengan barbelnya dan latur dalam lagu yang terputar, sedangkan di sisi lain Yuri terbangun dengan kepala yang pusing. Keadaan kamarnya masih terasa sepi kecuali alarm bangun tidur yang kesiangan ini yang terus berdering memenuhi ruang pendengarannya.
"Eng-ghh.... kenapa udah pagi aja sih" keluhan itu membuat Yuri kini benar-benar sadar dan terduduk di kepala kasur dan mematikan alarm.
Untuk beberapa saat dirinya terdiam dalam lamunan, rasa pusing di kepala Yuri cukup lama ia rasakan. Sepanjang lamunannya Yuri hanya berusaha untuk memijat-mijat lembut kepalanya sampai akhirnya ia terpikir mengenai kejadian semalam.
Dengan cepat Yuri mengecek tubuhnya yang masih berada di bawah selimut dan mengecek semua kelengkapan pakaiannya, ada helaan napas lega yang Yuri keluarkan sambil mengelus dada tenang.
"Bentar deh, kayanya ada yang gak beres?!" Yuri ingat bahwa semalam Sagala memasangkan jas saat dirinya akan kembali pulang memasuki mobil, memang selama sesi minum-minum Yuri sempat membuka jas itu dan setelahnya ingatan dalam pikirannya seolah terasa samar.
Yuri pun beranjak dari kasur dan mengecek sisi kasur yang lain dan isi lemarinya, mungkin ia melepas jas itu sendiri pikirnya. Namun selama beberapa menit mencari jas itu benar-benar tidak ada di kamarnya, bahkan heels Yuri pun tersimpan rapi di rak sepatu dekat pintu kamarnya.
Dahi Yuri pun mengerut berusaha untuk mengingat-ingat momen apa saja yang terjadi semalam.
"Kayanya gak mungkin gue naro barang-barang itu secara rapi deh" Saat Yuri akan membuka pintu kamarnya seketika jawaban jelas pun muncul, apalagi saat Yuri menyadari bahwa dirinya terkunci dari dalam.
Yuri pun meraih handphonenya untuk melakukan panggilan telepon pada Sagala, dengan raut serius ia menunggu jawaban dari sang kekasihnya itu.
Sagala yang masih berlatih dengan barbelnya pun menoleh ke arah handphone yang memunculkan nama kekasihnya, dengan cepat dirinya menganggkat panggilan itu.
'Halo?'
'Saya kok dikunciin sih pak?' nada bicara Yuri terkesan kesal namun itu membuat Sagala tertawa.
'Jangan ketawa doang, cepet bukain pintunya'
'Oke, tunggu ya sebentar lagi beres'
'Sekarang pak Sagalaaaaaa'
Dengan begitu panggilan dari Yuri pun terputus, Yuri mengutuk dirinya akan tingkah bodoh siapa sebenarnya hingga ia harus terkunci di dalam kamarnya seperti saat ini. Tidak lama ia mendengar suara kunci yang terputar di gagang pintu kamarnya dan muncullah sosok Sagala dari sela-sela pintu. Shirtless, berkeringat, dan memberikan senyuman jahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY YOU. [ON GOING]
FanfictionYurissa Adlina adalah seorang perempuan yang sedang mencari pekerjaan dan mengharapkan kesibukan yang sama seperti teman-temannya ini, justru dihadapkan dengan sosok atasan yang menyebalkan. Lelaki yang sempat menjadi bulan-bulanan amarah Yuri per...