-15-

32 9 0
                                    

***

Acara makan malam setelah konser Sagala berjalan dengan meriah dan juga lancar, Sagala tentu mengucapkan banyak terima kasih untuk seluruh kru yang terlibat dalam acara ini. Makan malam yang cukup menyenangkan bagi semuanya terutama bagi Yuri, ia baru kali ini merasakan momen makan malam di tempat mewah dari tempat kerja. Rasanya jika dulu Yuri hanya bisa lihat atau mendengar cerita dari teman-temannya, kini dirinya juga bisa merasakan posisi seperti itu.

Selain makan-makan semuanya pun ada momen berfoto bersama dengan Sagala dan Naka, terutama Yuri yang bisa berfoto dengan Naka, Sagala dan semua kru. Walau sempat merasakan canggung karena arahan salah satu tim dokumentasi yang meminta Sagala berfoto berdua bersama Yuri, namun setelahnya Yuri bisa kembali pada mode biasanya. Mode yang tidak begitu memikirkan hal lain selain bermain bersama Jungsu yang sudah bangun dari tidurnya.

"Lo pinter juga ya Ga, bisa atur semua sampai dia lama-lama keliatan bisa lebih luluh" celetuk Nugi saat Sagala memandangi Yuri yang tengah tertawa bersama Kiyan dan beberapa kru lain.

Sagala menggeleng, "Maksudnya luluh apa nih Gi? gue cuman mau treat semua dengan baik" Nugi masih tertawa akan jawaban Sagala, Naka pun merangkul Nugi dan Sagala dengan tawanya "Makin lancar sih gue liat-liat, gue sama Nugi dukung lo banget kalo emang lo mau seriusin dia" ketiga lelaki itu tertawa, Sagala sendiri merasa dirinya sangat bahagia.

"Kayanya ini momen langka gak sih? liat Saga deketin perempuan" ledek Nugi yang diiyakan oleh Naka.

Sagala adalah lelaki dengan mimpinya, selalu serius dan mengerjakan semua karyanya dengan sepenuh hati ini memang terlampau sibuk untuk mengurus hal lain termasuk dengan urusan hatinya sendiri. Mendekati Yuri adalah langkah besar yang masuk ke dalam pertimbangan seorang Sagala Kaivan. Setidaknya Sagala perlu yakin dengan perasaannya sendiri dan siap dengan segala konsekuensinya, apalagi melihat Yuri adalah perempuan yang cukup berbeda dari para perempuan lain yang pernah mendekati atau yang pernah Sagala dekati. Yuri dengan kepolosannya, emosinya, tingkah laku dan segala pikirannya. Semua itu terasa menjadi warna yang baru untuk kehidupan Sagala.

Entah mengapa pikirannya cukup rumit untuk menyiapkan semuanya. Seperti saat ini, membayangkan Yuri menggunakan dress yang sudah ia pesankan adalah momen yang tidak Sagala pikirkan akan semudah ini. Yuri terlihat nyaman dengan pakaian dan riasannya malam ini, hal yang sangat tidak pernah Sagala lihat sebelumnya. Kecuali momen saat party Grandma Jimin, dimana Yuri masih senang berlari dari hadapan Sagala dan emosional di antara keduanya masih berada di fase yang terlalu awal tidak seperti keadaan di malam ini.

Sagala sendiri tidak bisa menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini pada Yuri, seolah setiap momen menjadi tabungan bagi hati Sagala untuk mulai mencair. Hal yang rasanya tidak bisa dibayangkan pula oleh Nugi dan Naka sebagai kerabat dekat Sagala.

Cara Sagala memang unik, pendekatannya pun terlihat cukup menarik untuk bisa membuat sosok perempuan keras kepala seperti Yuri bisa perlahan-lahan berbaik hati untuk menyemangati Sagala atau tidak banyak mengeluarkan emosi-emosi seperti di awal pertemuannya dengan Sagala.

Di sisi lain Yuri yang masih asyik bermain dengan Kiyan pun menerima panggilan telepon. Yuri berjalan sedikit menjauhi keramaian, momen ini pula tertangkap di pandangan Sagala yang masih memperhatikan Yuri dari kejauhan.

Tidak lama dari itu Yuri sedikit berjalan cepat ke arah Sagala, wajahnya terlihat cemas dengan raut mata yang sedih.

"P-pak, saya izin pulang ya. Kak Arsa masuk rumah sakit" Sagala segera menarik jasnya yang berada di kursi, "Saya antar" dengan cepat Sagala berpamitan termasuk Yuri. Setelah menitipkan Kiyan di babysitter, keduanya pun keluar dari restoran dan memasuki mobil.

MARRY YOU.  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang