***
"Kyaaaaaaa! kak Arsaaaaaaa i love youuuuuuuuuuuuuu!" teriakan Yuri menjadi pengisi keramaian di unit apartemen malam ini.
Sudah sekitar lima belas menit Yuri bertingkah seperti ini, awalnya memang Yuri dan Arsa saling menangis saat Arsa membahas semua dan juga memberitahukan bahwa Sagala dan Yuri sudah mendapatkan restu untuk melanjutkan hubungan. Tentu Dhika ikut terharu melihat momen adik kakak yang mengharukan ini, namun perlahan tingkah emosi Yuri ternyata berubah menjadi lebih liar. Ia berlari ke dalam kamar dan juga memeluk boneka kucing yang ia dapatkan dari Ayah dan Ibu di saat ulang tahun Yuri ke sembilan.
Yuri mulai berteriak kegirangan dan memeluk Arsa dengan erat, hingga mengucap kata 'i love you' berkali-kali dan selama itu juga Arsa tertawa pasrah menanggapi tingkah adiknya.
"Aku udah bilang juga apa" celetukan Arsa membuat Dhika tertawa puas saat membahas respon Yuri.
"Tapi inget, dengerin kakak!" Arsa kini menatap wajah Yuri serius
"Kakak gak mau kamu terlena sama hubungan dan gak profesional dalam kerja, tetep kerja yang bener ya!" Yuri membulatkan matanya dengan wajah polos seperti anak-anak yang menerima intruksi.
"Jangan bandel juga sama bang Saga!" Yuri memberikan hormat pada Arsa dengan mengangguk.
"Yaaaa cium-cium dikit boleh kok Yur, kan kamu udah dewasa" celetukan Dhika membuat Arsa dan Yuri menoleh ke sumber suara, Arsa segera melempar bantal sofa tepat ke wajah kekasihnya itu dan berbalas protes dari Dhika.
"Gak boleh aneh-aneh!" Yuri tertawa melihat Arsa dan Dhika yang kembali bercanda walau konteksnya memang Arsa tidak ingin Yuri melakukan hal-hal itu.
Setelah menerima izin dari sang kakak secara langsung, Yuri kini terduduk di balkon apartemen dan menikmati angin malam ditemani suara Saga yang tengah menelponnya. Rasanya aneh merasakan momen selayaknya pasangan, telepon di malam hari dan saling mengucap rindu.
Ada tawa geli yang Yuri rasakan saat membahas tentang ketidakpercayaan keduanya mengenai izin hubungan yang Arsa berikan, satu sisi tidak percaya dan satu sisi sangat bersyukur senang atas hal ini.
"Yuriiiiiiii, makan malem dulu" teriak Dhika membuat fokus Yuri buyar pada percakapannya dengan Sagala.
Yuri segera memberikan salam pamitnya untuk Sagala dan berlari memasuki ruang makan. Arsa sudah menyiapkan makan malam spesial dengan menu makanan korea, bimbimbap, jajangmyeon, kimchi, bulgogi.
"Mentang-mentang kakak izinin, jadi pacaran terus ya kamu" ledekan Arsa membuat Yuri tersenyum malu.
"Lucu banget dia telponan sama bang Saga di balkon, kaya di film-film" celetukan Dhika dibalaskan dengan cubitan Yuri di lengannya.
"Aisssh! sayang liat nih Yuri kasar" protes Dhika kesakitan.
Kakak beradik itu hanya tertawa dengan wajah Yuri yang meledek kesenangan melihat Dhika meringis.
"Makanya jangan iseng lapor-lapor kak Arsa" Yuri masih tertawa.
"Yaudah, makan yuuuk nanti keburu dingin" ajak Arsa yang sudah mengambil duduk.
Ketiganya pun menikmati makan malam yang hangat dengan canda tawa, ada rasa syukur bagi Yuri saat memandangi momen Arsa tertawa lepas dengan candaan Dhika yang tidak ada habisnya. Bagaimana kedua mata Arsa membentuk bulan sabit dengan tawa termanis yang membuat Yuri bahagia.
***
Siang ini Yuri sudah berada di depan apartemen dan menunggu Raka sesuai dengan perjanjian keduanya untuk pergi bersama, kali ini Yuri bersiap dengan blouse berwarna kuning, overall celana panjang berwarna jeans biru muda, sepatu converse high kuning dan juga tas selempang berwarna putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY YOU. [ON GOING]
FanfictionYurissa Adlina adalah seorang perempuan yang sedang mencari pekerjaan dan mengharapkan kesibukan yang sama seperti teman-temannya ini, justru dihadapkan dengan sosok atasan yang menyebalkan. Lelaki yang sempat menjadi bulan-bulanan amarah Yuri per...