-35- // [+18]!

47 4 0
                                    

slightly 🔞 [+18]

Harap bijak dalam membaca ya guys, untuk part ini pun bakal lebih panjang dari biasanya.

Silahkan tinggalkan jejak online kalian di sini hihi ʚ(˃ ˂ )ɞ

Enjoy ᡣ𐭩˙ᵕ˙ᰔᩚ 

***

Sagala tidak menyangka bahwa dirinya berada di ruang yang sama dengan keheningan yang sangat mendominasi. Sejak ajaknya untuk pergi ke rumah sakit itu Yuri setujui, dari waktu Yuri bersiap hingga masuk ke dalam mobil pun tidak ada pembicaraan yang ia bahas pada Sagala. Jauh berbeda dengan kebiasaan yang Sagala terima, biasanya Yuri senang bercerita atau pun mengajaknya untuk berdebat mengenai suatu hal. Namun tidak dengan hari ini, keadaan sangat diam dan terlalu tenang.

"Saya ada salah ya?" tanya Sagala tiba-tiba, Yuri yang awalnya membuang pandangannya hanya pada jendela di sisi jalan kini menoleh.

Wajah Yuri masih sama diamnya, tidak memberikan ekspresi berlebih yang justru membuat Sagala sulit menerka.

"Gak ada" balas Yuri singkat dan dingin.

Sagala mengangguk pelan dan kembali fokus pada keadaan jalan. Sagala tau betul bahwa apa yang diucapkan Yuri hanya kebohongan semata, apa yang Sagala ketahui memang Yuri marah padanya karena kesalahpahaman. Mungkin Yuri melihat momen dimana Clara bermodus ria merapihkan rambut Sagala di dekat pintu ruang VIP toko dessert, tapi entah mengapa Sagala pun enggan terburu-buru untuk menyelesaikan masalah ini.

Seolah ada pikirin dan kepercayaan diri yang kuat dari dirinya, jika memang Yuri marah karena hal itu, sudah bisa dipastikan perasaan Sagala terbalaskan. Apalagi melihat keadaan di mobil seperti ini, rasanya sudah sangat lama Sagala tidak berada di fase bertengkar atau perang dingin dengan seorang perempuan. Entah mengapa bagi Sagala ini terasa seru, apalagi hanya ada dirinya dan Yuri di mobil ini.

Keduanya memang tidak mengajak Kiyan untuk mengunjungi Ibu Nugi. Selain karena Kiyan tengah tidur siang, Sagala juga khawatir jika membawa anak kecil ke area rumah sakit. Apalagi saat ini musim penyakit seperti batuk dan pilek sangat mudah menyerang anak-anak. Keputusan itu pun didukung Yuri yang tidak ingin mengambil risiko dan menganggu jam istirahat Kiyan di siang ini.

Sagala pun kembali memutar otaknya untuk mencari pembahasan, setidaknya jika Yuri diam dirinya akan terus berusaha memecah keheningan.

"Kamu tau gak, di deket sini ada toko dessert yang baru buka lho. Mau ke sana gak?" tawar Sagala sambil mencuri-curi pandangannya.

Yuri masih diam memandangi jalan, "Gausah pak, ngerepotin nanti" Sagala kini melirik dengan wajah serius. Yuri benar-benar marah padanya, apalagi sejak tadi Sagala memang tidak membahas kejadian semalam dan video minum-minum Yuri. Mungkin Yuri sedang di fase kesal akibat kesalahpaham kemarin.

"Kita beli bingkisan dulu ya buat Ibu Nugi" Sagala masuk ke area parkiran salah satu supermarket yang masih dekat dari area rumahnya.

Mesin mobil pun dimatikan, Sagala bersiap untuk keluar dari mobil. "Kamu ikutkan?" Yuri yang berniat untuk diam di mobil saja akhirnya mengikuti langkah Sagala untuk masuk ke supermarket.

Keduanya berjalan ke area buah-buahan, roti, susu, dan beberapa cemilan. Setelah Sagala membayar itu semua dirinya memperhatikan Yuri yang keluar dari pintu supermarket untuk meninggalkannya lebih dahulu. Dengan pikiran penuh tanya Sagala keluar dengan membawa belanjaannya dan melihat Yuri yang sedang memilih bunga di salah satu gerai yang baru buka di dekat supermarket.

MARRY YOU.  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang