Mari lanjuuuuuut guys, selamat membaca ya!
***
Selepas Sagala dan Yuri mengatar Naka sampai di depan Apartemennya, kini keadaan di mobil kembali terasa hening. Tidak ada tawa Naka yang meramaikan sisi cekcok Sagala dan Yuri, bahkan suasana seketika kembali canggung. Perjalanan yang Sagala tempuh sangat singkat untuk sampai ke Apartemen Yuri, kurang dari sepuluh menit mereka sudah berada di parkiran VIP depan lobby.
"Apa pak pekerjaan saya?" Tanya Yuri sebelum ia berniat melepas seatbelt-nya. Sagala melirik sesaat sebelum membuka mulutnya, matanya menelusuri bagaimana manik hitam milik Yuri terlihat jelas dalam cahaya yang minim.
"Karena besok saya udah mulai sibuk banget, tolong kamu mulai menginap di rumah. Saya akan tambah uang lembur, karena kamu akan sama sibuknya seperti saya" jelas Sagala, lelaki itu segera menunjukkan beberapa file yang berada di handphone sebelum Yuri membuka pertanyaan — "Saya kirimin list yang perlu kamu kerjain, jadi mulai besok kamu gak perlu bingung harus ngapain" Yuri mengangguk dan melepas seatbeltnya.
"Makasih Pak, Filenya bakal saya pelajari dulu ya" Sagala mengangguk memperhatikan gerak-getik Yuri yang mengecek seluruh sisi di tempatnya, setidaknya perempuan ini selalu mengecek barang bawaannya sebelum turun alih-alih barang penting bisa saja tertinggal di sini.
"Saya pulang dulu ya, makasih banyak Pak"
—Yuri hendak membuka pintu, namun terdengar suara dari gesekan baju Sagala di jok, "Yuri" panggilnya pelan
"Iya Pak?" Yuri menoleh —"Makasih, makasih buat semalam. Ternyata kamu ada sisi baik juga ya" Yuri terkekeh geli mendengar Sagala berbicara demikian, pasalnya lelaki di hadapannya terlalu sering mengintimidasi atau memberikan ucapan ketus— sangat berbeda dengan ucapannya kali ini yang terdengar tulus walau nada gugupnya cukup terasa.
"Kenapa kamu ketawa? Ada yang lucu?" Yuri mengangguk, "Bapak lucu, udah ya Pak! pulang sekarang gih, nanti sakit lagi lho kurang istirahat!"
—"Lekas pulih ya Pak, saya kan mau liat konser Pak Saga" Yuri tersenyum dan segera keluar dari mobil, meninggalkan Sagala dengan segala pikiran mengawangnya.
"Sial, pipi gue kenapa jadi panas?" Monolog Sagala sebelum menyalakan kembali mesin mobilnya.
Malam ini Yuri menyusuri lorong unit apartemen dengan tersenyum, membayangkan bagaimana wajah polos Sagala berucap hal lucu seperti tadi rasanya baru pertama kali. Di sisi lain, Sagala hanya tersenyum memandangi jalan saat menginggat bagaimana Yuri dengan kelembutan nada bicara dan senyumannya mampu membuat pipi Sagala panas seperti orang demam.
Setelah Yuri bersih-bersih dan bersantai, akhirnya ada waktu kosong bagi Yuri mempelajari list pekerjaannya untuk besok. Yuri melihat beberapa list awal yang tidak mewajibkannya mengurus Kiyan. Aneh, seharusnya Yuri fokus untuk keduanya baik Kiyan dan Sagala adalah dua hal yang perlu Yuri pikirkan.
Tapi ternyata list itu berisikan tugas Yuri membuat kopi, menemani Sagala meeting, ikut bersama Nugi dan Namjoon di gladiresik Sagala, dan sebagainya yang membuat Yuri berpikir bahwa pekerjaannya akan terfokus seluruhnya mengerjakan pekerjaan untuk Sagala.
Harusnya Yuri senang kerjaan yang dibebankan untuknya tidak begitu sulit, karena jujur saja membagi waktu antara mengurus Kiyan dan Sagala cukup membuat Yuri kuwalahan. Apalagi jika Sagala sudah memberikan tugas-tugas aneh untuknya, selain akan memakan waktu hal tersebut akan membakar kesabaran Yuri. Namun Yuri cukup sedih, tidak merawat Jungsu berarti tidak mendapatkan hiburan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY YOU. [ON GOING]
FanfictionYurissa Adlina adalah seorang perempuan yang sedang mencari pekerjaan dan mengharapkan kesibukan yang sama seperti teman-temannya ini, justru dihadapkan dengan sosok atasan yang menyebalkan. Lelaki yang sempat menjadi bulan-bulanan amarah Yuri per...