***
Rencana makan malam di luar akhirnya dibatalkan karena Kiyan yang tertidur pulas di perjalanan, karena Yuri tidak tega dirinya meminta agar Sagala segera membawanya pulang.
"Dia kecapean banget kayanya" ucap Sagala melirik ke arah Yuri.
"Dia terlalu semangat pak" Sagala tertawa pelan, "Iya terlalu bahagia main ada maminya"
Yuri menahan tawanya, "Pak diem ya, saya marah nih diledekin terus"
"Saya juga kan kesenengan makanya mau nyebut itu terus" Yuri memberikan tatapan agar Sagala mengecilkan suaranya takut-takut Kiyan terbangun.
Setelah sampai di kediaman Sagala, para asisten rumah tangga membantu mengeluarkan seluruh belanjaan di bagasi mobil. Sedangkan Sagala sibuk membantu Yuri untuk mengangkat Kiyan.
"Kamu mandi ya, abis itu kita makan malem bareng" Yuri menurut dan segera berjalan menuju kamarnya.
Setelah melewati beberapa hari ini rasanya perasaan Yuri selalu berbunga-bunga, dirinya merebahkan tubuh di tengah kasur dan membayangkan bagaimana potongan momen bersama Sagala membuatnya seperti tidak waras.
"Aneh gak sih gue naksir pak Saga?" monolognya dengan senyuman memandangi langit-langit kamar.
Di sisi lain Sagala bersiap untuk memasak.
Dengan bahan-bahan yang sudah dibeli, kini Sagala asyik berkutik di dalam dapur dengan segala alat dan juga bersenandung riang. Setelah Yuri mandi dirinya sempat mencari Sagala dimana pun namun berakhir dengan melangkah memasuki area dapur.
Ini yang pertama kalinya Yuri memandangi sosok lelaki yang menggunakan apron berwarna hitam, tengah sibuk mengurus daging dengan pandangan yang damai dan senandung dari bibirnya.
Sagala menoleh, "Tunggu sebentar ya, dagingnya bentar lagi beres. Medium rare mau?" Yuri mengangguk, "Oke, saya tata meja makannya ya kita makan di tempat biasa kan?"
Sagala mengangguk "Iya, makasih ya"
Aroma lezat itu membuat Yuri bersemangat, rasanya cukup terkejut jika melihat Sagala di mode bapak-bapak rumahan dengan skill masak yang patut di apresiasi seperti ini. Tak lama berselang Sagala kembali ke meja makan dengan membawakan dua piring steak.
Ada pizza puff sebagai appetizer, sup tomat, dua piring steak dengan mashed potato, bahkan wine yang sudah di siapkan di tengah meja. Makan malam ini akan terasa sangat mewah dari biasanya, apalagi perdana bagi Yuri melihat hasil karya dari masakan Sagala tersimpan dengan rapi di meja makan.
Mata Yuri berbinar memandangi penampilan ini, rasanya ia sangat salah kostum jika melihat menu ini. Sedangkan malam ini yuri sudah menggunakan piyama polosnya yang berwarna merah muda dengan list merah.
Sagala melepas apronnya dan mempersilahkan Yuri duduk, "Pak ini beneran semua masakan pak Saga?" Sagala mengangguk sambil menuangkan air mineral.
"Saya rasanya salah kostum deh, makanannya terlalu mewah sayanya terlalu santai" Sagala menggeleng sambil tertawa, "Santai aja, saya emang lagi mau masak ini. Gak perlu kepikiran" Yuri mengangguk.
"Ayo dimakan, keburu dingin" Yuri pun mengambil alat makannya dan ikut mengambil pizza puff sebagai pembuka, kedua mata mereka saling berpandangan dan suasana malam ini seketika terasa begitu intim.
"Enaaaaaaaaak!" respon Yuri membuat Sagala tersenyum puas, melihat Yuri dengan wajah bahagiannya setiap makan menjadi salah satu kesukaan Sagala. Yuri akan terlihat begitu polos seperti anak-anak.
"Pak Saga suka masak ya?"
"Iya, dari zaman saya sekolah dulu udah suka masak terus kebawa sampai sekarang" Yuri masih tetap mendengarkan cerita singkat Sagala tentang skill yang satu ini, menurut Yuri ini adalah kemampuan yang jarang orang ketahui. Kebanyakan semua hanya tau bahwa seorang Sagala Kaivan hanya jago di bidang musik, nyatanya masih banyak hal lain yang tersimpan rapi dan bisa terlihat jika kita bisa sering-sering berada di dekat Sagala.
"Kamu sendiri suka masak?" pertanyaan Sagala total membuat Yuri tertawa malu
"Saya bagian tim makannya pak, di rumah biasanya juga kak Arsa yang masak"
— "Take your time, lama-lama juga kamu bisa. Kalau gak bisa juga saya mau ngajarinnya" tawar Sagala, Yuri mengangguk dengan semangat "Boleh pak, saya mau banget kalo belajar masak"
"Oke, nanti kita belajar bareng ya" Sagala kini menarik supnya dan mempersilahkan Yuri untuk menyantap sup tomat.
"Pak, biasanya kalau makan malem suka masak sendiri ya?" tanya Yuri, Sagala bisa melihat bagaimana rasa keingintahuan Yuri memang tidak ada habisnya. Bahkan akan selalu ada pertanyaan yang Yuri lontarkan jika dirinya berada di situasi yang pas seperti saat ini.
"Enggak juga, kalau saya mau aja. Kalau gak sibuk"
Yuri memajukan duduknya, "Sekarang karena mau, karena gak sibuk, atau apa?" Sagala menelan ludahnya saat melihat wajah Yuri yang sudah ada di mode seperti ini. Wajah mode introgasi dengan bumbu-bumbu menggoda yang entah mengapa selalu bisa membuat seorang Sagala tidak berkutik untuk beberapa waktu.
"Atau karena mau ngajak saya dinner?" lanjutan Yuri semakin membuat Sagala total terdiam dan hanya bisa memandangi senyuman Yuri.
Walau menu makanan malam ini ternilai mewah bagi Yuri, namun bagi Sagala semua justru terasa mewah karena hadirnya sosok Yuri di hadapannya saat ini. Dengan piyamanya, rambutnya yang sudah tergerai, wajahnya tanpa make up, senyumannya, dan tingkahnya. Semua menjadi hal lain yang Sagala rasakan.
"Anggap ini dinner yang saya buat, kapan-kapan kamu bisa undang saya buat dinner ala kamu" tantang Sagala yang justru membuat Yuri terdiam.
"Curang! saya belum bisa masak, nanti makanannya gak enak saya yang malu pak" protes Yuri di sela tawa Sagala.
"Kamu pasti bisa, saya bakal menanti banget momen itu. Kalau kamu udah siap ke depannya kita bakal dinner di luar" ucapan itu total membuat senyuman dan pipi memerah dari Yuri muncul.
"Oke, siapa takut pak. Saya nanti bakal undang pak Saga buat dinner" Sagala mengangkat gelas winenya sebagai tanda deal di antara keduanya.
Malam ini keduanya pun menikmati makan malam dengan hikmat, setelah sesi makan malam itu Yuri kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Rasanya aneh memandangi sosok Sagala yang terlalu baik di akhir-akhir ini, bahkan lelaki itu baru saja menemani Yuri sampai di pintu kamarnya dan mengucapkan selamat malam.
Dengan perasaan yang tidak bisa di deskripsikan, Yuri menutup pintu dengan senyuman di wajahnya. Dirinya terlalu senang apalagi membayangkan bahwa ia rela untuk mencicipi semua resep buatan Sagala, selama itu bisa membuat keduanya saling dekat.
Dengan lamunan itu, senyuman Yuri seketika luntur mengingat ada hutang dinner yang akan Sagala tagih di kemudian hari. Dengan cepat Yuri membuka handphonenya mencari menu-menu yang sekiranya bisa ia coba praktikan.
"Bener-bener penuh tantangan ya suka sama lo" gumam Yuri sambil mencari video-video resep makanan simpel.
Di sisi lain, setelah masak dan makan malam bersama Yuri kini Sagala membersihkan dirinya dan menatap langit-langit kamar saat sudah siap untuk tertidur. Karena Kiyan terlalu lelah bermain seharian, kali ini Sagala membiarkan anaknya tertidur sendiri di kamarnya.
Dengan begitu dirinya bisa sedikit menikmati waktu untuk berkhayal, membayangkan momen yang akhir-akhir ini terjadi sudah membuat sebagian sisi dingin Sagala perlahan berubah. Sagala sepertinya sudah lama tidak bertengkar dengan Yuri, tidak ada emosi yang terjadi di antara keduanya, kecuali emosi dari perasaan yang berbeda.
"Bisa gila gue kalo begini terus, terlalu lucu" gumamnya dengan senyuman.
Malam ini baik Yuri dan Sagala, memiliki harapannya sendiri. Melantunkannya dalam doa dan berharap hari-hari ke depannya bisa memberikan banyak peluang, tidak bisa dipungkuri keduanya berada di fase saling tertarik dan jatuh hati satu sama lain.
***
Gimana menurut kalian? hihi
Tinggalkan jejak kamu di sini yaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY YOU. [ON GOING]
FanfictionYurissa Adlina adalah seorang perempuan yang sedang mencari pekerjaan dan mengharapkan kesibukan yang sama seperti teman-temannya ini, justru dihadapkan dengan sosok atasan yang menyebalkan. Lelaki yang sempat menjadi bulan-bulanan amarah Yuri per...