-11-

34 8 0
                                    

Ya kali gak lanjut, yuuuuk lah ikutin Yuri nganter kopi ke Sagala hehehe!








***

Yuri berlari dengan membawa tumbler hitam berisikan kopi yang ia buat untuk Sagala, dirinya juga tau bahwa lelaki itu tengah berdiskusi di ruang meeting sebelum memulai gladiresik. Berkat informasi dari Nugi semua terasa begitu memudahkannya, walau harus berlari dengan napas yang memburu Yuri tidak lagi peduli.

Sagala melihat sosok perempuan yang terengah-engah berada di balik ruang meeting yang full kaca ini, dengan cepat Sagala pun meminta izin untuk keluar dari ruangan dan memandangi Yuri dengan wajah merah padamnya. "Katanya habis makan siang? kamu ada apa? kemana Kiyan?" seluruh pertanyaan bertubi-tubi itu hanya dibalaskan dengan telapak tangan Yuri yang memberikan isyarat untuk diam atau tunggu sebentar. Dirinya cukup menahan untuk tidak terkapar di lantai karena kelelahan, sedangkan Sagala masih menatapnya bingung.

"J-jadi tadi sa-ya i...tu lupa" Sagala hampir mengucap kata lain, namun semua terurungkan saat telapak tangan Yuri menyentuh dada bidang Sagala, membuat Sagala membeku sedangkan Yuri masih sedikit membungkuk untuk mengatur napasnya.

Setelah di rasa deru napasnya mulai stabil, Yuri merapihkan rambutnya, berdiri tegak dan memberikan tumbler hitam yang berada di tas selempangnya. "Saya tau ini salah, saya lupa bawain pak Saga kopi. Jadi tadi saya buru-buru buat dan lari ke sini" Sagala menatap tumbler itu, "Pak? jangan diem, nih kopinya. saya balik ke rumah dulu jemput Kiyan buat bawa ke sini" Sagala mengedipkan matanya seolah membuyarkan lamunannya sendiri dan menerima tumbler itu.

"Semoga rasanya enak ya pak, saya lupa cobain sih tadi. Tenang semua bahannya sih aman, udah saya cek sebelum buat" Yuri tertawa.

"Makasih ya, kamu gak usah jemput Kiyan" wajah Yuri terlihat sedikit bingung, "Saya yang bakal suruh babysitternya ke sini sekalian bawa perlengkapan Kiyan setelah dia tidur siang, untuk sekarang ayo kamu ikut saya" " reflek Sagala meraih tangan Yuri untuk mengajaknya berjalan ke arah ruang meeting. 

Yuri memandangi bagaimana tangan lembut Sagala menggenggamnya, "Pak, tolong lepasin" seketika Sagala menoleh dengan rasa canggung melepas tangan Yuri, "Pak Saga duluan aja ya, saya sakit perut banget" wajah polos Yuri berubah menjadi lucu, ia menahan diri dengan kedua tangan yang mengelus perutnya. Sagala mengangguk dan tertawa "Saya tunggu di ruang meeting" Yuri memberikan jempolnya dan berlari mencari toilet.

Sagala mengusak belakang kepalanya dengan tawa, ia pun kembali memasuki ruang meeting dengan senyum. Ia terduduk di sofa dan membuka tumbler berisikan americano kesukaannya. Ia meneguk dan tersenyum setelahnya "manis" ucapnya pelan. "Siapa yang manis bro?" tawa Naka seketika membuat Sagala mengembalikan ekspresi dinginnya seperti biasa, "Kopinya" balas Yoongi.

"Yang buat kopinya kali manis" ledek Naka tertawa dengan mengeluarkan lesung pipinya yang manis, "Lo kan suka kopi pahit, mana mungkin bisa tiba-tiba suka kopi manis" ledekan itu kembali berlanjut membuat pipi Sagala memanas, "Udah kita fokus aja sama kerjaannya" Naka tertawa sembari menepuk pundak Sagala "Siap! oh iya, mumpung gue inget nih. Jangan terlalu kaku ya lo jadi orang nikmatin aja momennya sama doi selagi bisa" Sagala menatap kepergian Naka yang masih tertawa dan berjalan kembali untuk mengurus pekerjaannya.

MARRY YOU.  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang