Yuhuuuuu, mari kita lanjut
***
Pagi yang cerah ini memberikan semangat baru, termasuk untuk Yuri yang sudah bersiap untuk menemani Kiyan belajar dan bermain setelah sarapan. Sedangkan Sagala disibukkan dengan meetingnya dari label musik sampai jam makan siang nanti. Setelah izin dari Sagala, Yuri tidak diwajibkan menemaninya untuk meeting.
Setelah Sagala selesai dengan meetingnya, ia pun mendatangi ruang bermain Kiyan. Di sana Kiyan sedang belajar membaca ditemani dengan Yuri, ada tawa di antara keduanya yang membuat Sagala tersenyum di ambang pintu.
"Papiiiii" Kiyan segera beranjak mendekati Sagala dan memeluknya, Sagala yang sedikit berjongkok pun membalas pelukan sang anak "Abis belajar ya sama Yuri" Kiyan mengangguk dan mengelus pipi Sagala "Mami!" protesnya.
Kedua mata Sagala dan Yuri pun saling berpandangan dan tertawa "Kiyan mau main sama papi dulu?" tawar Yuri, Kiyan memberikan anggukan dan bersemangat menarik tangan Sagala untuk bermain bersamanya.
"Saya turun ke bawah dulu ya pak" izin Yuri membiarkan Sagala memiliki waktu bersama Kiyan. Sagala mengizinkan dan membiarkan dirinya dengan Kiyan bermain.
Yuri tersenyum memandangi bagaimana Kiyan sudah mulai menguasai Sagala dengan berbagai mainan yang perlu ia coba bersama, setelah menutup pintu Yuri berjalan ke dapur untuk mengambil minuman.
Setelah mengambil minuman dingin di kulkas, dirinya dikejutkan dengan kehadiran Jivan yang baru saja memasuki rumah. Senyuman Jivan terlihat sangat khas, lelaki itu hanya menggunakan pakaian santai. Celana bahan berwarna hitam, polo tshirt berwarna putih, sendal hitam dan tatanan rambut yang lebih santai.
"Halo Yuri, apa kabar?" sapanya hangat, Yuri terlihat kaget dengan keberadaan Jivan di hari biasa seperti ini.
"Halo kak, lho lagi libur ya kerjanya?" Jivan tertawa mendengar pertanyaan itu.
Seorang asisten rumah tangga pun membawakan minum untuk Jivan, karena pertemuan ini akhirnya Jivan dan Yuri saling berbicara di halaman belakang. Keduanya duduk di tempat biasa Sagala membaca buku.
"Oh jadi kak Jivan lagi cuti?" Jivan mengangguk sambil meneguk minumnya, "Kalo Arsa sih masuk, aku emang lagi ambil cuti soalnya belum ambil hampir setahun" Yuri mengangguk takjub, membayangkan betapa sibuknya Jivan sampai jarang mengambil jatah cutinya.
"Kamu sendiri gimana di sini? semua aman?" tanya Jivan
"Aman kok kak, aku udah mulai nyaman juga kerja di sini" Jivan tertawa mendengarnya, "Aku tau, Arsa suka cerita katanya kamu deket banget sama Kiyan ya"
Yuri tertawa malu, rasanya sudah lama tidak bertemu Jivan namun rasa malu-malu jika berbicara dengannya masih saja terasa. Mungkin karena pembawaan Jivan yang terlalu lembut membuat Yuri sering kali berusaha untuk terlihat lebih kalem dari biasanya.
"Kalo bang Saga, dia baik-baik aja kan ke kamu?" Yuri mengangguk cepat, "Baik banget kok, ini aja aku lagi ngebiarin dia sama Kiyan main. Soalnya mereka jarang banget punya waktu seharian buat main"
"Baguslah, aku seneng dengernya. Hari ini aja aku ke sini niatnya buat main sama liat keadaan kamu. Sekalian bahas bisnis tipis-tipislah sama bang Saga" Yuri bisa menilai bahwa Jivan memang pemuda yang sangat bisa mengambil peluang, bahkan di saat cuti pun dirinya masih bisa membahas pekerjaan. Tidak salah jika Arsa juga pernah bercerita bahwa lelaki kebanggaan dari keluarga Arkana ini memang pintar mengambil kesempatan dan pekerja keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY YOU. [ON GOING]
FanfictionYurissa Adlina adalah seorang perempuan yang sedang mencari pekerjaan dan mengharapkan kesibukan yang sama seperti teman-temannya ini, justru dihadapkan dengan sosok atasan yang menyebalkan. Lelaki yang sempat menjadi bulan-bulanan amarah Yuri per...